63. MEMINTA BAYARAN✅

407 22 6
                                    

hallo readers ku tersayang?👋


up lagi nih story MCSC mumpung author lagi mood ngetik hehehe












Jangan lupa seperti biasa pencet bintangnya ya sayang sebelum membaca

caranya gampang kok tinggal pencet ☆ di bagian bawah paling kiri dan pastinya tidak perlu membayar😂












HAPPY READING
























*****

Jam sudah berada di angka 11.45 WIB. Pasutri yang yang saat ini sedang berada di dalam ruangan serba putih itu saling diam.

Varo saat ini duduk di tepi brankar Arin dengan memeluk tubuh kurus Arin dengan erat. Entahlah, Varo seakan tak ingin mengakhiri pelukannya dengan sang istri.

"mas" panggil Arin tanpa melepas pelukannya.

"hm" sahut Varo dengan deheman singkat dan menyamankan dagunya yang ia tempatkan di bahu sang istri.

"selama aku koma, kenapa kamu gak tinggalin aku aja? kan kamu gak tau aku kapan sadarnya? dan bahkan aku bisa untuk gak bangun selamanya" tanya Arin. Dan Varo langsung melepas pelukannya setelah mendengar perkataan dari istrinya itu.

"kamu ngomong apa sih?! aku gak akan pernah ninggalin kamu sampai kapan pun" ucap Varo dengan nada dinginnya dan tentunya dengan tatapan yang tiba-tiba tajam.

"asal kamu tau, saat kamu koma dan gak ada kemajuan, dokter menyarankan untuk melepas semua alat bantu yang terpasang di tubuh kamu, tapi aku menentang semua itu! karena aku yakin kamu wanita yang kuat dan pasti akan sembuh" Varo menghela nafasnya sejenak.

"dan sekarang kamu tanya kenapa aku gak ninggalin kamu saat kamu koma? jawabannya karena aku cinta sama kamu dan aku yakin kamu akan sadar dan akan bersamaku kembali" ucapan Varo membuat Arin kembali mengeluarkan air matanya.

Varo mendekap kembali tubuh Arin yang bergetar akibat menangis. "dan aku gak mau lihat kamu menutup kedua mata kamu" ucap Varo yang kini dengan nada lembut.

Arin melepas pelukan dari suaminya. "terus aku kalau tidur gak boleh tutup mata?" tanya Arin dengan sesegukkan dan muka polosnya.

Varo yang melihat wajah polos sang istri menjadi gemas dan menekan hidung sang istri dengan jari jempol dan telunjuknya. Arin langsung mencebikkan bibirnya kesal.

"ya kalau tidur ya pasti merem, sayang"

"tapi, kan ada saatnya untuk bangun? bukan tutup mata terus kan? emang kamu bisa tidur dengan mata yang terbuka?" tanya Varo yang masih belum melepaskan jepitan jempolnya dan jari telunjuknya ke hidung milik sang istri.

"iiihh... aku gak bisa napas! kenapa hidung aku di pencet?!" kesal Arin dengan bibir yang ia manyunkan.

"kenapa bibirnya di majuin gitu? mau aku cium, hm?" tanya Varo dengan menaik turunkan alisnya.

Arin yang mendengar pertanyaan dari suaminya itu, melototkan kedua matanya. "jangan macem-macem ya!" peringat Arin dengan sinis.

"gak macem-macem kok, cuma satu macem aja" balas Varo dengan senyum devilnya dan suara seraknya.

Mantanku CEO, Suami pun CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang