25. DIZZY✅

610 32 0
                                    

HALLO READERS


ABSEN YUK GUYS DARI KOTA MANA AJA NIH PEMBACA STORY MCSC INI?




JANGAN LUPA PENCET BINTANGNYA DULU DONG SAYANG SEBELUM LANJUT BACA






SEMOGA SUKA DEH SAMA PART INI YA










HAPPY READING























*****

Beberapa bulan telah berlalu. Varo yang hampir bangkrut karena Fahri, kini perusahaannya sudah mulai membaik. Arin juga sudah selesai wisuda dua bulan yang lalu.

Varo pulang dari kantor dengan wajah yang sangat letih.

"capek banget ya?" tanya Arin dan Varo mengangguk kecil.

"kamu bersih-bersih dulu, aku siapin makanan buat kamu" titah Arin, dan Varo menurutinya.

Varo langsung melaksanakan acara mandinya. Sedangkan Arin, ia menyiapkan makanan untuk suami tercintanya itu.

Selesai makan, Varo ke ruang kerjanya dan Arin berada di dalam kamar sedang membaca novel. Arin menutup novelnya secara kasar. Lalu, turun dari kasur king sizenya itu.

"bosen banget! mas Varo kerja mulu!" gerutu Arin. Kemudian, ia keluar dari kamar menuju ke ruang kerja Varo.

Arin berjalan masuk ke ruang kerja Varo tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Arin menekuk wajahnya sambil berjalan ke meja kerja Varo.

"kok belum tidur, sayang?" tanya Varo yang tidak mengalihkan pandangan dari layar laptopnya.

"gak ngantuk!" ketus Arin.

"kok judes gitu jawabnya? kenapa, sayang?" tanya Varo yang menatap wajah cemberut sang istri.

"Arin tuh bosen di kamar terus! kamu malah kerja terus! emang semenarik itu ya layar laptopnya? sampai kamu betah mantengin dia sampai jam sepuluh malam, padahal tadi di kantor pasti udah pandangin tuh laptop, sekarang di pandangi lagi!" kesal Arin. Lalu, menghela nafasnya secara kasar.

"udah?" tanya Varo, membuat Arin mengerutkan kening.

"udah apa?" tanya Arin balik.

"ngomongnya" ucap Varo, yang membuat Arin semakin kesal.

"oh! jadi kamu secara gak langsung ngatain aku banyak omong, cerewet, dan bacot, gitu?" Arin hendak pergi dari ruangan Varo. Namun, Varo menahan tangan Arin dengan cepat.

"apa?!" sinis Arin.

"kamu kenapa sih marah-marah mulu? maksud aku tuh gak gitu, kamu lagi menstruasi ya jadi badmood gini?" tanya Varo, yang heran dengan sikap sang istri.

"udahlah! aku mau ke kamar dulu, lepasin tangan aku" Arin mencoba melepaskan cekalan tangan dari Varo.

"jangan marah nanti cepat tua, sayang" kata Varo dengan lembut.

"biarin! lepasin tang-" belum sempat Arin melanjutkan ucapannya, tiba-tiba perutnya terasa di kocok.

Arin dengan sekuat tenaga melepaskan cekalan tangan dari Varo. Dan berlari ke kamar mandi kamarnya. Varo yang melihat itu, langsung menutup laptopnya secara kasar. Lalu, keluar dari ruang kerjanya untuk menyusul sang istri.

Mantanku CEO, Suami pun CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang