18. KENA TUSUK✅

971 34 0
                                    

HALLO READERSKU TERSAYANG




LAGI PADA NGAPAIN NIH SELAIN BACA PART INI?
GAK ADA YANG LAGI GALAU KAN?
SORRY, AUTHOR EMANG SUKA KEPO HEHEHE








KARENA DIBALIK KE KEPOAN ADA INFORMASI YANG TERSEMBUNYI😁






SEMOGA SUKA SAMA PART INI DEH YA







HAPPY READING



















*****

Hari ini, Arin pergi ke rumah orang tua Varo. Karena, Arin sangat rindu dengan sang mama mertua yaitu Dini, sekaligus wanita yang telah melahirkan sang suami.

Ting nong (jadikan suara bel ya guys)

"eh! den Varo? masuk, den" ucap seorang wanita paruh baya yang memakai rok sebetis berwarna oren.

"nyonya ada di belakang, biar bibi panggilkan" ucap ART yang berada di rumah orang tua Varo.

Varo dan Arin masuk ke kediaman Adyatama dan duduk di sofa ruang tamu. Tak lama, Dini menghampiri sang anak dan menantu kesayangannya itu.

"eh! ada putrinya mama? apa kabar, sayang?" tanya Dini ketika sudah berada di ruang tamu.

Arin dan Varo mencium punggung tangan Dini secara bergantian. Lalu, mereka duduk kembali.

"alhamdulillah baik, ma, kalau mama gimana? sehat kan?" tanya Arin dengan tersenyum manis.

"mama juga sehat kok, sayang" Dini juga tersenyum ke arah sang menantu.

"disini Arin gak sendiri loh, ma... ada Varo juga, kenapa mama gak tanya kabar Varo juga?" Varo berbicara dengan nada sedihnya.

"terserah mama dong mau tanya kabar kamu apa enggak?!" sinis Dini.

"ma, Varo anak kandung mama loh?" ucap Varo dengan kesal karena ucapan sang mama.

"yang bilang kamu anak pungut siapa? Varo Febrian Adyatama?" tanya Dini dengan ekspresi menyebalkan bagi Varo.

"tau ah! mama nyebelin!" Varo bangkit dari duduknya. Melenggang pergi ke kamarnya yang sudah lama tidak ia tempati lagi setelah menikah.

"eh! ngambek dia?" Dini cengo melihat kelakuan putra tunggalnya itu yang tidak pernah berubah sedari dulu.

"mas Varo ngambek, ma, biar Arin samperin aja ya?" Arin hendak berdiri dari duduknya. Namun, Dini menarik pelan tangan Arin, membuat Arin terduduk kembali.

"biarin aja, sayang, Varo dari dulu emang gitu, gak pernah berubah" kata Dini yang hafal dengan sikap putra tunggalnya itu.

"papa mana, ma?" tanya Arin karena dari tadi ia tidak melihat Arya sama sekali.

"papa lagi ada acara sama temennya, baru aja berangkat sebelum kamu kesini" jelas Dini memberitahu kepada Arin bahwa sang suami sedang pergi.

"kamu sudah makan, sayang?" tanya Dini kepada Arin.

"udah kok, ma" Arin tersenyum dan Dini membalas senyuman itu.

Mereka sedang berbincang-bincang, Varo keluar dari kamarnya dengan wajah marah dan rahang yang mengeras. Arin dan Dini yang melihat raut wajah Varo heran, kenapa Varo terlihat sangat marah? padahal beberapa menit yang lalu Varo hanya ngambek bukan marah.

Mantanku CEO, Suami pun CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang