HALLO READERS KU SAYANG
UDAH PADA SARAPAN BELUM?
KALAU BOLEH TAU SARAPAN PAKAI APA NIH HARI INI?
SIAPA TAU SAMA SARAPANNYA KAYAK AUTHOR HEHEHE
SEPERTI BIASA SEBELUM LANJUT BACA PENCET BINTANGNYA DULU YA
SEMOGA SUKA SAMA PART INI YA
HAPPY READING
*****
Arin sudah di pindah ke ruang rawat inap VVIP. Kini, jam sudah menunjukkan pukul lima pagi. Tapi, Arin masih belum sadarkan diri setelah melahirkan sang buah hati.
Varo saat ini sudah berada di ruangan rawat Arin dengan kedua orang tuanya serta kedua mertuanya yang kini sedang menunggu Arin untuk sadarkan diri.
Tak lama, Arin membuka kedua matanya secara perlahan. Dan menatap sekelilingnya dengan pandangan yang sayu.
"m-mas" ucap Arin dengan lirih dan lemah.
"sayang!" pekik Varo.
"kamu sudah sadar, sayang?" ucap Varo yang sangat senang melihat sang istri sudah sadarkan diri.
"biar papa panggilkan dokter" ucap Arya. Lalu, keluar dari ruangan untuk memanggil dokter.
"mas, bayi Arin mana?" tanya Arin dengan suara yang benar-benar lirih.
"ada di ruangan bayi, sayang" balas Varo.
"aku ingin melihatnya" pinta Arin.
"kamu baru aja sadar, sayang, nunggu dokter periksa dulu ya?" ucap Varo dengan mengusap pucuk kepala Arin dengan lembut.
Pintu ruang rawat Arin kembali terbuka. Menampilkan dokter Tiara yang di belakangnya di ikuti oleh Arya serta satu suster.
"saya periksa dulu ya?" ucap dokter Tiara. Lalu, mulai memeriksa Arin.
"kondisi pasien sudah cukup stabil, tapi mungkin masih lemas, kalau ada keluhan ibu bisa bilang ke saya" jelas dokter Tiara setelah memeriksa kondisi Arin.
"saya gak pa-pa kok, dok" ucap Arin.
Dokter Tiara tersenyum kepada Arin. "syukurlah kalau begitu" respon dokter cantik tersebut.
"tolong jangan terlalu banyak bergerak dulu, takut jahitannya lepas dan mengalami pendarahan" peringat dokter Tiara.
Dokter Tiara beralih menatap Varo. "pak, kalau istrinya mau ke kamar mandi, tolong di tuntun ya? takut jatuh atau apa, solanya kalau jalan gak boleh cepat-cepat, dan untuk kontrolnya kapan saja... nanti saya buatkan jadwalnya dulu, nanti bapak bisa ke ruangan saya untuk lebih jelasnya" ujar dokter Tiara panjang lebar.
"baik, dok" ucap Varo.
"dokter, apa saya boleh melihat anak saya?" tanya Arin.
Dokter Tiara tersenyum mendengar pertanyaan dari pasiennya. "tentu boleh, ya sudah kalau begitu saya permisi dulu" pamit dokter Tiara.
"terima kasih, dok" ucap Varo.
Dokter Tiara mengangguk dan tersenyum ramah. Lalu, keluar dari ruang rawat Arin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantanku CEO, Suami pun CEO
Dla nastolatkówJika ada ✅ berarti SELESAI REVISI Part 64 sampai end, author unpublish dulu ⚠FOLLOW DULU YA GUYS SEBELUM BACA⚠ ☡jangan lupa vote ya di setiap chapter yang sudah kalian baca☡ Part awal² mungkin nge-bosenin, tapi semoga untuk part selanjutnya kalian s...