15. HADIAH KALUNG✅

937 41 0
                                    

HALLO READERSKU TERSAYANG


SEPERTI BIASA YA SAYANG SEBELUM LANJUT BACA PENCET BINTANGNYA DULU YA
MUDAH DAN TANPA DIPUNGUT BIAYA








SEMOGA SUKA SAMA PART INI YA READERS











HAPPY READING












*****

Tak terasa, pernikahan Varo dan Arin sudah berjalan tujuh bulan. Sudah dua minggu ini, Arin mengubah nama panggilan untuk sang suami, yang biasanya dengan panggilan 'pak' sekarang Arin memanggil sang suami dengan panggilan 'mas'. Siapa lagi kalau bukan Varo? yang menyuruh untuk memanggil dirinya dengan sebutan 'mas'.

Hubungan keduanya semakin kesini semakin baik. Tapi, sampai sekarang pun, Varo tidak menceritakan perihal Lisya kepada sang istri. Varo tidak ingin membuat sang istri kecewa atau sedih, karena mengetahui suaminya pernah sangat mencintai seorang Lisya yang menjadi kekasih di masa lalunya.

Varo tidak ingin mengungkit masa lalunya. Karena sekarang ini hanya Arin yang akan bersamanya. Dan Arinlah yang menjadi istrinya. Tidak akan ada perempuan lain.

Varo sudah melupakan Lisya dan sudah mulai sayang kepada Arin. Bahkan bisa di bilang, Varo sudah mencintai sang istri dengan tulus. Begitu pula Arin, yang sudah mencintai Varo dengan tulus tanpa ada unsur keterpaksaan.

Pagi ini, Arin sedang berbelanja di pedagang sayur yang berkeliling di kompleks perumahannya. Arin membeli beberapa sayur untuk ia simpan di dalam kulkas agar makan siang dan makan malam nanti ia tidak perlu repot-repot keluar rumah lagi untuk membeli bahan makanan.

"ini mbak Arin istrinya pak Varo itu ya?" tanya ibu-ibu kompleks kepada Arin yang juga sedang berbelanja bersama.

"iya, bu, saya Arin" jawab Arin dengan ramah.

"cantik banget, masih muda lagi" ucap ibu yang berdaster kuning, sedangkan Arin hanya tersenyum manis.

"gak malu, mbak? belanja di pedagang sayur keliling?" tanya ibu yang memakai baju biru.

"kenapa harus malu, bu?" tanya balik Arin dengan sopan.

"mbaknya kan istrinya orang kaya, biasanya kan belanjanya di supermarket" jawab ibu tersebut.

"menurut saya mau belanja di supermarket, pasar atau pedagang keliling itu sama saja, bu" ujar Arin dengan tersenyum manis.

"saya itu bukan dari keluarga berada, jadi saya sudah biasa belanja di pedagang keliling" sambung Arin yang masih setia dengan senyum yang terukir di bibir tipisnya itu.

"pak Varo beruntung ya punya istri kayak mbak Arin? udah cantik, ramah, dan gak sombong lagi" ucap ibu yang pertama menyapa Arin tadi.

"harusnya saya yang beruntung, bu, karena mas Varo sangat baik sama saya" ucap Arin. Lalu, Arin melanjutkan memilih sayuran kembali.

"apa mbak Arin menikah sama pak Varo karena pak Varo kaya?" tanya seorang ibu yang berdaster warna merah.

"iya tuh pasti! apalagi mbak Arin bilang tadi kalau mbak Arin bukan dari keluarga berada, pasti nikah sama pak Varo cuma ngincar hartanya aja kan? iya kan, mbak?" tambah ibu yang memakai kaos hitam dan rok bunga-bunga.

"astaghfirullah, sabar Arin" Arin beristighfar dalam hati.

"eh, bu! gak boleh nuduh orang kayak gitu? mbak Arin ini baik, mana mungkin seperti itu?" kata ibu yang berbaju biru tadi.

Mantanku CEO, Suami pun CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang