24. ANCAMAN FAHRI✅

616 27 0
                                    

HAI HAI HAI SAYANGKU SEMUA







BUAT KALIAN YANG RAJIN VOTE, AUTHOR BAKAL CEPET UP PART SELANJUTNYA



APALAGI KALIAN YANG SELALU RAMEIIN KOLOM KOMENTAR PASTI DAH AUTHOR MAKIN SEMANGAT BUAT CERITANYA




PLEASE JANGAN SIDER YA SAYANG






SEMOGA SUKA SAMA PART INI YA







HAPPY READING
















*****

"dah lah! gue capek ngomong sama lo!" ucap Arin kelewat kesal.

"bilang apa tadi, hm? siapa yang nyuruh pakai lo-gue?" tanya Varo dengan ekspresi yang sulit di artikan.

"emang kenapa? mulut-mulut gue!" jawab Arin dengan beraninya.

"udah berani sekarang, hm?" tanya Varo yang melangkah maju ke arah Arin. Dengan spontan, Arin mundur.

"coba lagi pakai lo-gue ngomongnya" Varo terus mengikis jarak di antara mereka berdua. Hingga, Arin tertubruk tembok, yang artinya sudah tidak bisa mundur lagi.

Arin tidak menjawab. Detak jantungnya sudah berdetak dua kali lebih cepat. Varo mengunci tubuh Arin dengan kedua tangannya di tembok.

"ayo coba bilang lagi lo-gue" ucap Varo dengan tatapan yang membuat Arin susah payah menelan salivanya.

Arin tidak menjawab. Dengan cepat ia mendorong dada bidang Varo. Varo tersenyum melihat wajah istrinya yang takut sekaligus salah tingkah di depannya.

"aku mau ambil wudhu, kita sholat maghrib dulu" Arin masuk ke kamar mandi dengan cepat.

Lagi-lagi Varo tersenyum melihat tingkah lucu sang istri. Pada akhirnya, mereka berdua melaksanakan sholat maghrib berjamaah seperti biasa.

Selesai sholat maghrib, Varo dan Arin makan malam bersama. Dan setelahnya, keduanya ke ruang tengah untuk sekedar bersantai sambil menonton televisi.

"kamu bentar lagi wisuda kan, sayang?" tanya Varo saat sudah duduk di sofa samping Arin.

"iya, kenapa?" tanya Arin yang masih fokus menonton televisi tanpa mengalihkan pandangannya.

"gak pa-pa cuma nanya aja, oh iya, apa kamu dulu pernah kepikiran kalau wisuda nanti kamu bakal udah punya suami?" tanya Varo lagi.

Arin menoleh ke arah Varo. "gak pernah terlintas sama sekali di pikiran aku bahwa wisudaku nanti akan di hadiri seorang suami, karena dulu aku ngiranya cuma bakal di hadiri oleh orang tua aku aja" jawab Arin.

"aku seneng banget dan tentunya bersyukur banget karena wisuda nanti bukan hanya orang tuaku yang hadir, tapi... kamu juga ada disana, suaminya Arin" Arin tersenyum ke arah Varo.

"aku mau tanya sama kamu" ujar Varo sambil menatap Arin dengan lekat.

"tanya apa?" tanya balik Arin yang juga menatap balik Varo.

"kamu percaya gak kalau aku orang jahat?" tanya Varo, yang membuat Arin langsung mengerutkan kening.

"kok tanyanya gitu?" tanya Arin dengan kening yang masih berkerut bingung.

Mantanku CEO, Suami pun CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang