HALLO READERS
KALIAN BACA PART INI JAM BERAPA?
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA YA SAYANG
SEMOGA SUKA YA SAMA PART INI
HAPPY READING
*****
Jam sudah menunjukkan pukul 19.00 WIB. Kini, di dalam ruangan rawat inap yang di tempati oleh Arin sudah ada Varo dan kedua orang tuanya.
"sayang, gimana keadaan kamu?" tanya Dini.
"alhamdulillah udah baik, ma" jawab Arin yang masih sedikit lemas.
"orang tua kamu sudah di beritahu?" tanya Arya pada Arin.
"Arin mohon sama kalian jangan ada yang kasih tau ayah dan ibu kalau Arin di rumah sakit, Arin gak mau bikin ayah dan ibu khawatir" ujar Arin dengan ekspresi memohon.
"tapi, sayang, mereka harus tau kalau anaknya sakit" sahut Varo sambil mengelus rambut Arin.
"Arin gak mau bikin ayah sama ibu cemas dan malah mikirin Arin, mas" ucap Arin dengan pelan.
"tolong jangan kabarin apa-apa ke mereka, Arin mohon, mas" Varo pun menghela nafasnya.
"ya udah aku gak bakal beritahu ayah sama ibu" ucap Varo dengan pasrah.
"sayang, papa sama mama pamit pulang dulu, semoga cepet sembuh ya, sayang" ujar Dini sambil memeluk sang menantu.
"Varo, kalau ada apa-apa hubungi kami" titah Arya.
"papa pamit, nak, jaga istri kamu, Varo" ujar Arya dan di angguki oleh Varo. Setelah itu, Arya dan Dini keluar dari ruang rawat inap Arin.
Kini, di dalam ruangan serba putih itu, hanya ada Arin yang berada di atas brankar rumah sakit dan Varo yang duduk di kursi dekat brankar Arin sambil menggenggam tangan Arin yang tidak terpasang selang infus.
"mas, aku boleh tanya?" ujar Arin.
"boleh dong, sayang" sahut Varo.
"mau tanya apa, hm?" tanya Varo dengan menaikkan satu alisnya.
"apa benar Lisya yang pergi ninggalin kamu dulu?" tanya Arin.
Varo tidak langsung menjawab. Ia diam beberapa detik sebelum menjawab pertanyaan dari sang istri.
"benar, dulu Lisya yang sudah meninggalkan aku demi pria lain" jawab Varo dengan datar.
"udah ya jangan bahas dia lagi, aku udah benci dengar nama dia" tambah Varo dengan nada dinginnya.
"mas, kamu gak boleh benci sama dia, bagaimana pun Lisya pernah mengisi hati kamu, dia juga cinta pertama kamu, dan Lisya adalah perempuan yang sangat kamu cintai, dulu" ujar Arin.
"cinta pertama aku mama bukan dia dan cinta kedua aku kamu" sela Varo.
"jangan sampai ada rasa benci ke Lisya ya, mas, di hati kamu" ucap Arin.
"Lisya kan dulu pernah ada di hidup kamu?" sambung Arin dengan lembut.
"tapi, semenjak dia meninggalkanku dulu, aku sudah tidak mencintainya lagi, bahkan aku sudah membencinya" Varo berbicara dengan ekspresi datarnya. Namun, tersirat kebencian.
"aku semakin benci ketika dia celakai kamu" imbuhnya.
"aku gak pa-pa kok, mas"
"kamu jangan benci dia ya? Lisya sebenarnya perempuan baik, cuma dia salah jalan aja" ujar Arin sambil mengusap punggung tangan Varo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantanku CEO, Suami pun CEO
Teen FictionJika ada ✅ berarti SELESAI REVISI Part 64 sampai end, author unpublish dulu ⚠FOLLOW DULU YA GUYS SEBELUM BACA⚠ ☡jangan lupa vote ya di setiap chapter yang sudah kalian baca☡ Part awal² mungkin nge-bosenin, tapi semoga untuk part selanjutnya kalian s...