HALLO READERS
YANG JOMBLO KASIH EMOT ❤ disini👈
SEBELUM BACA PENCET BINTANGNYA DULU DONG BESTIE
SEMOGA SUKA SAMA PART INI YA READERS
HAPPY READING
*****
Varo mengeluarkan pistol dari jasnya dan langsung menodongkannya di kening Fahri. Fahri sudah tidak bisa bangkit lagi. Karena, perutnya di injak oleh Varo dengan sepatu bootsnya.
"sekarang lo mati, anj*ng!!!" ucap Varo. Hendak menekan trigger pada pistol yang ada di tangannya. Namun, pintu gudang tersebut terbuka kasar dan menampilkan beberapa orang.
"STOP!" teriak seseorang yang menghentikan Varo untuk menembak Fahri.
Varo dan Fahri sama terkejutnya dengan kedatangan seseorang tersebut.
"hentikan, mas Varo!" teriak Arin dengan berlari ke arah Varo.
"sayang! kamu ngapain di sini?" tanya Varo dengan lembut. Namun, terlihat jelas ekspresi terkejutnya.
Tanpa menjawab pertanyaan dari suaminya itu, Arin langsung memeluk tubuh Varo dengan erat. "jangan bunuh kak Fahri hiks" Arin menangis di dada bidang Varo.
Varo melepas pelukannya. Lalu, menangkup kedua pipi sang istri dengan telapak tangannya.
"sayang, dengerin aku, gara-gara dia, aku nuduh kamu, dia udah fitnah kamu" ujar Varo dengan menatap lekat kedua manik mata Arin.
"Arin gak mau kamu jadi pembunuh hiks" ujar Arin dengan air mata yang telah membasahi kedua pipinya.
Varo mendekap kembali tubuh sang istri yang bergetar hebat. Arin kembali memeluk tubuh Varo dengan erat. Varo memejamkan matanya untuk meredam emosi yang masih ada dalam dirinya. Lalu, menghembuskan nafasnya secara kasar.
"don't cry, dear" ucap Varo sambil mengurai pelukannya dengan sang istri.
"papa, ayah, tolong bawa istri Varo pergi dari sini" pinta Varo.
"ayo, nak, kita keluar dulu" ajak Ardi sambil mencekal salah satu tangan putrinya itu.
"tapi, ayah... mas Var-" sahut Arin yang tidak ingin keluar dari gudang tersebut. Namun, belum selesai berkata, sang ayah telah menyelanya.
"kamu harus percaya bahwa suami kamu gak akan bunuh dia" sela Ardi, meyakinkan.
Varo menggenggam kedua tangan sang istri. "you believe in me, right?" tanya Varo dengan menatap sang istri dengan dalam.
"yes, I believe in you, mas Varo" balas Arin dengan sesegukkan.
Varo sedikit menerbitkan senyumnya. Kemudian, ia mencium kening Arin dengan singkat.
"kamu sama ayah dan papa dulu" ujar Varo dan di angguki oleh sang istri.
Arya dan Ardi membawa Arin keluar dari gudang tersebut. Kini, di dalam gudang hanya ada Varo dan Fahri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantanku CEO, Suami pun CEO
أدب المراهقينJika ada ✅ berarti SELESAI REVISI Part 64 sampai end, author unpublish dulu ⚠FOLLOW DULU YA GUYS SEBELUM BACA⚠ ☡jangan lupa vote ya di setiap chapter yang sudah kalian baca☡ Part awal² mungkin nge-bosenin, tapi semoga untuk part selanjutnya kalian s...