50. MENEMUI FAHRI✅

521 22 4
                                    

HAI HAI HAI READERS



ABSEN YUK YANG BACA PART INI DARI KOTA MANA AJA? SIAPA TAU ADA YANG SATU KOTA SAMA AUTHOR HEHEHE



SELAIN VOTE JANGAN LUPA KOMEN JUGA YA BIAR CERITA MCSCNYA GAK SEPI



SEPERTI BIASA PENCET BINTANGNYA DULU DI BAGIAN BAWAH PALING KIRI YA




SEMOGA SUKA DEH SAMA PART INI YA READERS



HAPPY READING
























*****

Jam 1 dini hari, Arin terbangundari tidur lelapnya. Arin mengambil ponsel yang ada di atas nakas. Karena sejak tadi pagi, dirinya tidak menghidupkan ponselnya sama sekali.

Pada saat Arin menyalakan ponselnya, banyak sekali panggilan tak terjawab dari Varo. Dan juga ada notifikasi pesan. Arin beralih ke room chat dan ternyata Varo juga mengiriminya pesan.

______________________________
Suami muka tembok❤

[syng, angkat telfon aku]
[aku minta maaf udh gk percaya
sama istri aku sendiri😭]

______________________________

Arin hanya membaca pesan yang telah di kirimkan oleh Varo tanpa mau membalasnya. "maafin Arin, mas" ucap Arin dengan sendu.


"tapi, Arin masih kecewa banget sama kamu" monolog Arin.

Satu air mata lolos menetes begitu saja di pipi mulus Arin. Lalu, Arin menatap sang putra tersayangnya yang masih tertidur pulas di sampingnya dengan tatapan sendu.

"maafin mama, nak" ucap Arin. Lalu, Arin mencium wajah sang putra.

Arin keluar dari room chatnya dengan Varo. Kemudian, ia beralih untuk membuka pesan dari sahabatnya yaitu Nisa.

______________________________
Nisa Revalina

[Rin, gw besok tunangan]
[jngn lupa dtng ya🤗]
[ajak suami lo jg👌]

[insya Allah ya, Nis]
[but, gw gk janji untk dtng]

______________________________

Setelah membalas pesan dari sahabatnya, Arin meletakkan kembali ponselnya di tempat semula. Ia bergelut dengan pikirannya sendiri.

"apa aku egois udah jauhin Vano dari mas Varo?" tanya Arin pada dirinya sendiri.

"Vano masih kecil dan dia sangat membutuhkan sosok ayahnya" gumam Arin.

"mama harus gimana, sayang? papa kamu sudah buat mama sakit hati dengan menuduh mama" Arin berkata dengan menatap wajah mungil sang putra tampannya itu.

Mantanku CEO, Suami pun CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang