36. TIBA-TIBA DATANG✅

436 17 0
                                    

HALLO READERS

SEPERTI BIASA YA SAYANG SEBELUM LANJUT BACA PENCET BINTANGNYA DULU


SEMOGA SUKA YA SAMA PART INI



HAPPY READING











*****

Dua bulan telah berlalu dengan begitu cepat. Perut Arin sudah semakin membesar. Tapi, Arin masih tetap melakukan pekerjaan rumah seperti biasa.

Mungkin orang lain yang sedang mengandung akan lebih bersantai. Tapi, tidak dengan Arin. Dia selalu melalukan pekerjaan rumah yang terkadang membuat dirinya capek. Meskipun Varo telah melarang Arin untuk tidak melakukan pekerjaan rumah yang berlebih, tapi Arin selalu keras kepala.

Hari ini, tepat jam setengah lima sore, Varo baru saja sampai rumah setelah seharian di kantor sedang berpacaran dengan si putih yang bertumpuk. Apalagi kalau bukan berkas kantor.

Ting nong

"assalamualaikum" salam Varo.

"waalaikumsalam" jawab Arin sambil mencium tangan sang suami.

"tumben pulang agak cepet?" tanya Arin sambil mengambil tas serta jas yang di tenteng oleh Varo.

"gak terlalu banyak kerjaan" kata Varo sambil mencium kening Arin sekilas.

"harum banget istri aku" ucap Varo sambil mencium pucuk kepala Arin.

"kan habis mandi? wangi dong pastinya!" ucap Arin.

"kenapa lihatin Arin kayak gitu, mas?" tanya Arin dengan dahi berkerut.

"kamu makin montok ya sekarang? dadanya kelihatan banget berisinya" ujar Varo dengan tersenyum manis.

Wajah Arin seketika memerah. Ia sungguh merasa malu di bilang montok oleh suaminya sendiri.

"ya gimana gak montok coba? kan yang tiap malam nyusu kan kamu? terus kalau gak nyusu, kamu pasti mainin payu*ara Arin, apalagi faktor Arin hamil juga, pasti kelihatan banget besarnya" ujar Arin. Lalu, menghela nafasnya sejenak.

"mas Varo jijik ya lihat Arin yang sekarang? makin gemuk gini?" tanya Arin dengan menatap Varo sayu.

"gak! kenapa harus jijik? yang bikin kamu berisi gini kan karena ulah aku? kamu tuh gak gemuk, cuma lebih berisi aja daripada dulu, dan tentunya makin cantik, aku suka kamu yang sekarang, dulu sih suka! tapi, sekarang lebih suka lagi, lebih gemes tau, yang!" ucap Varo sambil mencubit kedua pipi Arin dengan gemas. Arin mencebikkan bibirnya kesal.

"udah, gak usah cemberut gitu" ucap Varo. Lalu, mendaratkan kecupan di bibir tipis Arin.

Varo melingkarkan tangannya pada pinggang Arin. Berjalan bersama untuk menuju ke kamarnya yang berada di lantai dua.

Pada saat Varo dan Arin masih berada di ruang tamu, tiba-tiba ada seorang perempuan yang memeluk Varo dari belakang.

"SAYAAAAANG..." teriak perempuan itu sambil berlari. Lalu, memeluk erat Varo dari belakang.

Arin menoleh ke belakang. Arin diam dan menatap perempuan yang dengan seenaknya memeluk sang suami.

"sayang, kamu kangen gak sama aku?" tanya perempuan itu yang sudah melepas pelukannya dengan Varo.

Mantanku CEO, Suami pun CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang