HALLO READERSKU TERSAYANG DAN TERBAIK
APA KABAR SAYANG?
JANGAN LUPA PENCET DULU BINTANGNYA YA SEBELUM LANJUT BACA
SEMOGA SUKA YA SAMA PART INI
HAPPY READING
*****
Sudah hampir tiga jam, Arin masih belum sadarkan diri. Varo setia menunggu sang istri untuk membuka kedua matanya.
Varo terus memandangi wajah pucat sang istri yang terbaring lemah di atas brankar rumah sakit. Meskipun pucat, wajah Arin tetap terlihat sangat cantik.
Varo menggenggam tangan Arin yang tidak terpasang selang infus. Ia duduk di kursi di sebelah brankar Arin.
"sayang... bangun, ayo buka mata kamu, sayang" ujar Varo dengan suara yang sangat pelan.
Arya, Dini, Ana, dan Ardi berada di kantin rumah sakit untuk mengisi perutnya saat ini. Yang berada di ruang rawat Arin saat ini hanya ada Varo dan Arin yang masih belum sadar.
Tak lama, Arin membuka mata secara perlahan. Arin menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya
"m-mas Varo..." suara Arin sangat pelan dan lirih.
"sayang! kamu sudah sadar?" Varo mencium kening Arin.
"aku panggilin dokter dulu ya?" Varo hendak melangkah keluar untuk memanggil dokter, namun tangan Varo di cekal oleh Arin.
"gak usah, Arin gak papa kok, Arin haus, mas" cegah Arin. Kemudian, Varo mengambil segelas air yang ada di atas nakas.
"pelan-pelan minumnya, sayang" Varo dengan telaten membantu Arin minum.
Pintu ruangan rawat inap Arin terbuka. Menampilkan kedua orang tuanya dan kedua mertuanya. Ke empat orang paruh baya tersebut masuk dan mendekat ke brankar Arin.
"sayang, kamu sudah sadar?" kata sang ibu. Lalu, mencium putri kesayangannya itu.
"ibu khawatir sekali sama kamu, nak" Ana berada di samping kanan brankar Arin.
"sayang, ada yang sakit gak?" tanya Ardi yang berada di samping sang istri.
"Arin gak papa kok, yah" suara Arin masih sangat lemah.
"sayang, kamu istirahat dulu ya? besok mama sama papa kesini lagi" ucap Dini.
"ibu juga, sayang, mau pulang dulu, besok ayah sama ibu kesini lagi" imbuh Ana.
Arin mengangguk pelan. Kedua orang tua Varo dan Arin keluar dari ruangan serba putih tersebut. Tinggalah Varo dan Arin berdua di ruangan serba rawat VVIP yang di tempati Arin saat ini.
"mas..." panggil Arin dengan pelan.
"iya, sayang" sahut Varo dengan lembut sambil menautkan jari tangannya dengan jari tangan Arin.
"siapa orang yang kamu temui di taman itu?" tanya Arin yang sangat penasaran dengan siapa yang di temui oleh Varo di taman itu.
"aku juga gak tau, sayang, dia nyuruh aku datang buat ke taman, kalau aku enggak datang... kamu bakal jadi taruhannya" jelas Varo.
"kamu kenapa selamatin aku? harusnya aku yang di tusuk oleh orang itu... tapi, malah kamu yang kena" ucap Varo dengan sendu.
"aku gak papa kok, yang penting kamu selamat" kata Arin dengan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantanku CEO, Suami pun CEO
Teen FictionJika ada ✅ berarti SELESAI REVISI Part 64 sampai end, author unpublish dulu ⚠FOLLOW DULU YA GUYS SEBELUM BACA⚠ ☡jangan lupa vote ya di setiap chapter yang sudah kalian baca☡ Part awal² mungkin nge-bosenin, tapi semoga untuk part selanjutnya kalian s...