P.S isinya full flashback
Siang itu Geva baru saja pulang sekolah, ia melempar asal tas sekolahnya ke atas sofa dan merebahkan dirinnya di atas sofa empuk tersebut. Dirinya terlalu lelah untuk melepas sepatu sekolahnya, seharian ini ia sibuk bermain bola bersama dengan teman-teman di SMP-nya.
Baru sebentar menutup mata, Geva sudah merasakan seseorang menepuk pundaknya, anak itu membuka mata dan menemukan seorang perempuan seusianya, berdiri di atas Geva dan tersenyum manis.
Komentar pertama yang terlintas dibenak Geva saat itu adalah bahwa betapa cantiknya anak ini. Rambutnya hitam panjang dan mengkilap, wajahnya tergolong kecil, matanya berwarna kecoklatan dan bibirnya yang tipis berwarna pink.
"Geva, 'kan?" tanya gadis tersebut, ia lalu duduk di sofa tunggal yang ada di seberangnya.
Anak itu mengerutkan keningnya, ia bangkit untuk duduk dan menatap gadis itu heran. Siapa anak ini? Tidak mungkin teman adiknya.
"siapa?" tanyanya penasaran.
Tak lama Shakira datang dari dapur, membawa nampan berisi buah-buahan dan minuman, "dia Olin, mama ada cerita, 'kan, waktu itu? Ada anak teman mama mau tinggal di sini sementara," jelas Shakira sambil duduk di sebelah Olin.
Wanita itu menawarkan buah-buahan yang baru saja di bawanya tadi kepada Olin, melihat bagaimana Shakira memperlakukan Olin layaknya anaknya sendiri, bahkan dimata Geva, Shakira jarang bisa memperlakukan dirinya dan Jeje seperti wanita itu memperlakukan Olin.
Mamanya tersenyum manis, berkata lembut bahkan sesekali mengusap rambut panjang Olin. Shakira yang biasa itu selalu mengomeli Geva dan Jeje.
"emang Olin enggak punya rumah?" tanya Geva polos, ia meneguk jus jeruk yang dibawakan mamanya tadi.
Mendengar itu Shakira lantas menatap tajam anak tertuanya, "rumah Olin lagi dibangun, makanya dia tinggal di sini."
"terus orang tuanya kemana? Emang mereka enggak peduli sama Olin?" tanya Geva lagi dengan polosnya.
"Geva!" tegur Shakira yang merasa pertanyaan anaknya itu dapat melukai perasaan Olin.
"enggak papa, tante," ucap Olin sambil memegang tangan Shakira lembut, gadis itu lalu menatap Geva, "papa aku masih tinggal di Kalimantan, kalau mama aku baru aja meninggal," jelasnya dengan suara yang lembut.
Jujur saja bagi remaja puber seperti Geva, siapa yang tidak akan terpikat oleh Olin, ini? Suaranya terdengar lembut dan ia berbicara dengan penuh kehati-hatia. Gaya makan serta duduk anak itu juga terlihat seperti putri bangsawan.
Sewaktu itu Geva belum mengenal yang namanya jatuh cinta, semakin lama Olin tinggal di rumahnya maka gadis itu akan semakin menempel padanya. Untungnya mereka bersekolah disekolah berbeda, karena Olin masih belum terlalu lancar berbahasa Indonesia serta masih belum terlalu memahami bagaimana sistem pembelajaran Indonesia.
Jadilah gadis itu bersekolah private. Akan ada satu mentor yang setiap hari datang ke rumah dan mengajari gadis tersebut. Olin juga dimasukkan kedalam akademik balet mengingat anak tersebut juga menyukai balet, bahkan di rumah Geva sengaja satu ruangan dikosongkan untuk menjadi tempat latihan balet Olin jika anak itu ingin latihan.
Saat Geva naik ke kelas 3 SMP, Olin diharuskan pindah ke rumahnya yang baru selesai dibangun, kendati terpisah rumah, Geva atau Olin kadang masih suka bertemu. Mereka kerap menghabiskan waktu bersama berdua juga. Mulai dari situlah Olin mulai menganggap jika Geva adalah miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EX! vers.2 [✔]
Teen Fiction"Raline." "apa lagi?" "balikan, yuk." "kita udah selesai, Geva." Raline masih mencintai Geva, walau dua tahun berlalu sejak kandasnya hubungan mereka. cewek itu masih mencintainya, tapi Raline tak bodoh untuk kembali bersama Geva. ia menerima Geva...