PHO I
"Kak Geva!"
Mendengar namanya dipanggil membuat Geva langsung menoleh ke belakang, ia menemukan seorang adik kelasnya yang kini sedang berlari ke arahnya.
"ini, kak, botol minum kakak ketinggalan," ucap adik kelasnya tersebut sambil menyerahkan botol minum milik Geva.
"oh, makasih, ya," balas Geva. Untungnya sang adik kelas mengetahui jika itu miliknya, karena jika sampai sang mama melihat botol minum tupperware yang Geva bawa tak ada, bisa habis dirinya mendengarkan ceramahan Shakira.
Stella tersenyum lebar, saat Geva ingin mengambil botolnya cewek itu dengan segera memegang tangan Geva, hal tersebut jelas saja membuat cowok itu kaget. Geva dibuat semakin kaget ketika wajah cewek itu tiba-tiba saja berada tepat di hadapannya.
"ada bulu mata yang jatuh," ucap Stella sambil mengambilkan sehelai bulu mata Geva.
Setelah selesai diambilnya, Stella segera menjauhkan tubuhnya lalu menunjukkan bulu mata Geva tadi kepada si pemilik, "katanya kalau bulu mata jatuh artinya lagi rindu seseorang, Kak Geva lagi rindu sama siapa?" tanya Stella disertai dengan senyum manisnya.
Geva ikut tersebut lalu menyingkirkan bulu matanya dari jari telunjung Stella, "iya, nih. Gue kangen berat sama cewek gue," jawabnya lalu segera berbalik pergi.
Stella tertawa kecil saat melihat kakak kelasnya itu tampak terburu-buru meninggalkannya, "semua cowok, 'kan, sama aja. Dikasih yang cantik sedikit pasti langsung oleng."
***
Raline menatap kekasihnya kebingungan, Geva baru saja masuk ke dalam mobil beberapa saat lalu dan langsung mengambil beberapa lembar tisu serta mengusap-usap wajahnya, seolah ada sesuatu yang menempel di sana, padahal di pengelihatan Raline wajah Geva baik-baik saja.
"muka kamu kenapa?" tanya Raline sambil menyentuh tangan Geva yang ingin kembali mengusap wajahnya.
"Alin!" tanpa aba-aba Geva lantas mengenggam kedua tangan Raline dan membawa telapak tangan sang kekasih menyentuh wajahnya.
"dimuka aku, ada bulu mata yang jatuh gak?" tanya Geva, kedua matanya menatap sang kekasih dengan pancaran berbinar-binar.
Raline lalu menatap wajah Geva serius, kedua jempolnya pun mengusap-usap bawah mata Geva, "gak ada, kenapa memangnya?" tanya cewek itu bingung.
"masa tadi ada yang megang muka aku, bilang ada bulu mata jatuh padahal nyata-nyata gak ada bulu mataku ditangan dia!"
Mata cewek itu mengerjap beberapa kali, "ada yang nyentuh muka kamu?" Raline mengulangi kalimat awal Geva.
Cowok itu mengangguk, "iya! tapi kamu tenang, sayang! Aku gak bakal mudah ketipu sama hal yang kayak gitu!" ucap Geva penuh semangat.
Raline mengangguk kecil, sebelah tangannya mengusap pipi Geva dengan lembut, "lain kali, kalau ada yang nyentuh sembarangan jangan mau, siapa tau tangannya banyak kuman," ucap cewek itu.
Geva yang mengetahui apa makna dari ucapan sang kekasih lantas mengangguk, "siap, sayang!"
***
Tempat yang selalu ramai pada jam istirahat sudah tentu adalah kantin sekolah, padahal pihak sekolah sudah menyediakan tiga buah kantin agar para murid tidak saling berdesakan, tapi sepertinya tiga buah kantin itu sama sekali tidak mampu menampung semua murid SMA Kencana.
"gila! Ini kantin apa pasar? Kok penuh?!" seru Fany ketika baru sampai di depan pintu.
"sudah gue bilang, 'kan? Kita makan di kelas aja," ujar Delmora datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
EX! vers.2 [✔]
Ficção Adolescente"Raline." "apa lagi?" "balikan, yuk." "kita udah selesai, Geva." Raline masih mencintai Geva, walau dua tahun berlalu sejak kandasnya hubungan mereka. cewek itu masih mencintainya, tapi Raline tak bodoh untuk kembali bersama Geva. ia menerima Geva...