EX! -Chapter 49-

384 15 1
                                    

"uhuk! Uhuk!"

Olin membawa telapak tangannya untuk menutupi hidungnya sendiri, mencoba menghalau asap untuk masuk ke dalam hidungnya. Ia menatap kesekeliling, hampir semua tempat terbakar. Matanya menatap kearah pintu keluar, beruntungnya belum terbakar sepenuhnya dan Olin pikir ia akan berhasil untuk keluar dari tempat ini.

Ia bangkit berdiri, mendesis pelan ketika merasakan sakit di bahu kirinya, ada sebuah luka kecil namun terlihat dalam, Olin tak tahu darimana ia mendapatkan luka tersebut. Fokusnya sekarang adalah keluar dan segera menemukan Raline, ia tak bisa membiarkan cewek itu pergi dengan begitu mudahnya sementara disini ia hampir mati terbakar.

Olin melirik kearah Raka yang sekarang juga tak sadarkan diri, ingatan terakhirnya adalah sebuah kayu besar penahan atap terjatuh tepat di atas mereka. Olin mendengus kasar, tak mungkin membiarkan Raka seorang diri ditempat yang hampir dipenuhi oleh api.

Dengan susah payah dirinya membopong tubuh cowok itu keluar dari gedung, ia melempar tubuh Raka begitu saja ke atas tanah begitu sudah sampai diluar.

"mati?" ucapnya pada Raka yang masih tak sadarkan diri, Olin kemudian tertawa remeh, "kalaupun gue harus mati, Raline harus ikut mati sama gue!" ujarnya lalu segera pergi menuju ke mobilnya.

Dirinya lalu berbalik, Olin harus segera menemukan Raline. Tapi baru beberapa langkah ia menjauh dari tempatnya berdiri, sebuah tangan menahan pergelangannya. Olin menoleh ke belakang, menemukan Raka yang kini sudah berdiri di depannya, cewek itu tertawa sumbang.

"hebat juga lo bisa sadar secepat itu," puji cewek itu terdengar tak tulus, ia lalu menyentak kasar tangan Raka.

Tapi cowok itu kembali menahannya, kali ini dengan mencengkram kedua bahu Olin, memaksa cewek tersebut untuk menatapnya.

"sudah gue bilang buat mati sama-sama, 'kan? Gue enggak akan lepasin lo!"

Raka menyeretnya tapi Olin melawan sekuat tenaga, sampai akhirnya tangan cewek itu memukul belakang kepala Raka membuat langkah mereka terhenti seketika dan ketika Raka menatapnya Olin langsung meludahi wajah yang sudah dipenuhi dengan noda hitam tersebut.

"mati sendiri sana!" ia mendorong tubuh yang lebih besar dengan sisa kekuatannya dan langsung melarikan diri. Melihat itu jelas Raka tak tinggal diam.

Keduanya saling kejar-kejaran, mungkin karena kakinya yang lebih panjang membuat Raka tidak terlalu kesusahan mengejar Olin. Ketika sudah berhasil menangkap cewek itu, Raka segera membalas perbuatan Olin terhadapnya, ia melayangkan satu gamparan keras ke pipi kiri Olin sampai membuat cewek itu terjatuh ke atas tanah.

Olin menatapnya tak percaya, "lo—"

"lo mau lihat seberapa gila gue? Bakal gue tunjukin ke lo!"

Raka menindih tubuh yang lebih kecil darinya, menduduki perut Olin dan mencengkeram kuat leher cewek tersebut dengan kedua tangannya. Matanya melotot marah, bibirnya pun tersenyum begitu lebar. Olin yang melihat itu jelas merasa takut dan panik.

Ia mencoba melawan sekuat tenaga, mencakar, mencekik balik bahkan memukul wajah Raka tapi hal itu tak bekerja sama sekali malah cekikannya semakin menguat sampai Olin merasa sudah tak bisa lagi menarik nafasnya sendiri.

Dengan ujung matanya, Olin melihat sebuah batu yang lumayan besar, ia bersusah payah mengambil batu tersebut dan ketika ia sudah mendapatkannya, Olin dengan cepat memukul kepala Raka dengan batu itu. Cekikannya terlepas, Raka mengerang keras saat rasa sakit menyerang kepalanya.

"mati aja sendiri!" seru Olin dan memukul kepala Raka untuk kedua kalinya sebelum akhirnya cowok itu tumbang. Olin tersenyum puas, kini hanya tinggal satu lagi masalah yang harus di urusnya.

EX! vers.2 [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang