Tiga hari, sudah tiga hari lamanya Geva dan Raline tak saling bertemu. Jika biasa Geva selalu memiliki cara untuk menemui Raline, cowok itu akhir-akhir ini malah memilih untuk berdiam diri di kelas. Menolak tawaran teman-temannya untuk pergi kekantin karena Geva tau pasti akan bertemu Raline disana.
"aneh tau lihat lo diam-diam kayak gini, Gev," ucap Unna kala itu yang baru kembali kekantin dan membelikan Geva makanan.
Sebagai teman Unna juga peduli dengan kesehatan Geva.
"aneh apaan?" tanggap Geva sambil membuka plastik roti yang baru diberikan Unna.
Cewek yang duduk dibangku depannya itu mengendikan bahunya, "segitu sakitnya, ya denger Raline sama Ago pacaran?" tanya Unna hati-hati.
"menurut lo aja, Na," jawab Geva cuek.
Unna menahan senyumnya sendiri. Ia diam-diam memuji kepintaran Raline karena sengaja membuat Geva menjadi seperti sekarang, awalnya Unna juga ikut kaget dengan berita itu, tapi Raline buru-buru menjelaskan kepadanya apa yang terjadi.
Awalnya memang tak terpikir oleh Raline untuk membuat Geva salah paham, tapi ketika Ago waktu itu menyinggung nama Geva membuat cewek itu menjadi kepikiran untuk sedikit menjahili Geva.
"dilihat-lihat temen gue ini cocok jadi antagonis," batin Unna yang tengah memikirkan Raline sekarang.
"masih ada kesempatan kali, Gev!" Unna memberikannya semangat.
"'kan, masih pacaran. Belum nikah," ucapnya lagi.
Geva menghela nafasnya pelan, "enggaklah, kalau—"
"wess.... Tumbenan kesini, Lin?"
Unna dan Geva lantas mengalihkan pandangan mereka ke pintu kelas, Okta berdiri di depan pintu, menghalangi pandangan mereka kepada orang yang cowok itu ajak bicara.
"alah, paling Olin," ujar Geva malas, ia lalu duduk membelakangi pintu.
Beberapa hari ini Olin memang semakin gencar mengejarnya sampai-sampai Geva dibuat pusing dengan cewek itu dan hari ini Geva berniat untuk benar-benar tak menganggap Olin itu ada.
"Geva! Dicari sama ayang lo, nih!" seru Okta dari depan pintu.
"bilang aja gue enggak ada!" seru Geva balik.
"yakin lo?" kali ini Unna angkat bicara.
Geva tak lagi menjawab, cowok itu memejamkan matanya berniat untuk tidur.
"Raline, Geva-nya enggak mau ketemu sama lo, lagi tidur katanya," ujar Okta sengaja memancing temannya itu.
Mendengar nama orang yang beberapa hari ini berhasil membuatnya galau, Geva mau tak mau langsung menegakkan duduknya. Cowok itu masih melihat Okta berdiri diambang pintu.
"oh, ya udah kal—"
"RALINE!" seru Geva yang tiba-tiba sudah berada didepan pintu, menarik tubuh Okta dengan kencang kebelakang.
Ia benar-benar tak menyangka jika cewek itu menghampirinya sekarang, Geva berjalan mendekat, memegang pundak Raline dan menatap cewek itu seksama. Geva bahkan sampai menatap ke kaki Raline, siapa tau cewek itu melayang, pikir Geva.
"Geva—"
"lo beneran pacaran sama Ago? Enggak, 'kan? Mana mungkin lo pacaran sama dia, 'kan?" Geva buru-buru memboom cewek itu dengan berbagai pertanyaan.
Tak hanya itu, bahkan Geva sampai membawa Raline kedalam pelukannya, memeluk tubuh mungil itu dengan erat sambil mengusap-usap kepala Raline.
"gue kangen banget tau! Tiga hari enggak ketemu sama lo, lo enggak kangen apa, Lin sama gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
EX! vers.2 [✔]
Teen Fiction"Raline." "apa lagi?" "balikan, yuk." "kita udah selesai, Geva." Raline masih mencintai Geva, walau dua tahun berlalu sejak kandasnya hubungan mereka. cewek itu masih mencintainya, tapi Raline tak bodoh untuk kembali bersama Geva. ia menerima Geva...