Semua orang didalam ruangan terdiam mendengar seruan nyaring Geva, Shakira menjadi orang pertama yang beraksi diruangan tersebut.
"Geva!" tegur wanita tersebut dengan tatapan tajamnya, seolah berkata jika tak seharusnya sang anak mengucapkan hal tersebut.
"apa maksudnya?" tanya Aryan kebingungan.
"pa—"
"mas, ini bukan apa-ap—"
Pria itu mengangkat tangannya, tanda menyuruh sang istri untuk diam, ia lalu menatap kearah anak sulungnya itu.
"kenapa kamu tidak setuju, Gevariel?" tanya pria itu serius. Jika Aryan sudah memanggilnya dengan nama lengkap seperti itu tandanya sang papa meminta penjelasan yang sangat rinci akan perkataan Geva barusan.
Cowok tersebut menatap Olin dan sang mama bergantian sebelum akhirnya menatap Aryan serius, "Geva sudah punya pacar, pa, dan Geva sayang sekali dengan dia, Geva mau menjaga dia. Geva sama sekali tidak setuju dengan pertunangan ini karena mama sama sekali tidak mengatakan apa-apa kepada Geva sebelumnya."
Keadaan benar-benar hening, Aryan masih menatap datar sang anak mencoba mencari tau dari sorot mata tersebut apakah ada kebohongan atau tidak disana.
"siapa perempuan tersebut, Geva?" kali ini giliran Raymond yang bertanya.
Jelas pria itu merasa tersinggung karena Geva menolak mentah-mentah pertunangannya dengan sang putri. Mendengar itu membuat Lucy menyengol tangan Raymond tapi tak pria itu hiraukan, bagi Raymond hal ini sudah termasuk penghinaan untuk keluarganya.
"Raline, om," jawab Geva tegas dan menatap Raymond berani, "Raline Zafira, anak tiri, om," sambungnya lengkap.
Olin tak mampu berucap apa-apa lagi, cewek itu hanya diam dengan wajah menahan kesal dan amarahan yang memuncak.
"kamu milih Raline ketimbang aku?!" tanya Olin dengan kedua mata berkaca-kaca.
"cewek seperti dia! Kamu milih sampah ketimbang berlian kayak aku?!" tanya cewek itu lagi, ia maju dan memukul dada Geva cukup kencang.
"APA SUSAHNYA BUAT MILIH AKU, HAH?! TINGGALIN RALINE DAN PILIH AKU! KENAPA SUSAH SEKALI BUAT BIKIN KAMU BALIK KE AKU?!"
"Olin..."
Shakira dan Lucy sama-sama menarik cewek itu mundur, membawanya keluar dari ruangan tersebut supaya menjadi lebih tenang. Sementara itu Aryan dan Raymond yang masih diam, mencoba berpikir sejernih mungkin sebagai orang dewasa didalam ruangan tersebut.
"jadi kamu berpacaran dengan saudara tiri Olin?" tanya Aryan lagi.
"iya, pa."
"sejak kapan?" giliran Raymond bertanya.
"tiga minggu yang lalu, om."
Raymond menghela nafasnya kasar, bukannya ia ingin egois dengan menomor satukan kebahagiaan Olin dan membiarkan Raline tersakiti. Tapi melihat bagaimana sang anak kandungnya begitu bahagia saat tau dirinya akan ditunangkan dengan Geva membuat Raymond menjadi tak tega.
Aryan mengangguk kecil, "papa ingin bertemu dengan dia, bawa dia bertemu dengan papa lusa," putus pria tersebut mutlak.
Aryan kemudian menatap Raymond, ia berjalan kearah pria tersebut, "maafkan sikap putraku, Raymond. Tapi kebahagiaan anak-anakku adalah yang terutama, Geva jarang bermain-main dengan ucapannya, apa yang keluar dari dalam mulutnya adalah sebuah kebenaran."
Ia kemudian menjulurkan tangannya kehadapan Raymond, "semoga tidak ada rasa dendam diantara kita."
Raymond menatap lama tangan Aryan sebelum akhirnya ia membalas jabatan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
EX! vers.2 [✔]
Novela Juvenil"Raline." "apa lagi?" "balikan, yuk." "kita udah selesai, Geva." Raline masih mencintai Geva, walau dua tahun berlalu sejak kandasnya hubungan mereka. cewek itu masih mencintainya, tapi Raline tak bodoh untuk kembali bersama Geva. ia menerima Geva...