Bagas mendengus kecil melihat kemesraan dua orang dihadapannya, seharusnya ia membawa Okta juga tadi agar tidak kesepian seperti sekarang. Memang salah jika mengiyakan perkataan Geva tadi, temannya itu masih dalam masa dimabuk cinta kepada Raline.
"ini aja, Gas," ujar Raline sambil menunjukan sebuah boneka polar bear besar.
"Unna akhir-akhir ini suka sama ini, kalau enggak itu coba ke sephora deh, dia juga suka belanja make-up disana," tambah cewek tersebut.
"kamu mau ini enggak, Lin?" tanya Geva sambil mengangkat sebuah boneka beruang berwarna putih besar, besarnya sendiri pun mengalahkan tubuh Geva.
Raline mengeleng kecil, "sudah ada di rumah," tolaknya.
Bagas menyentuh boneka tersebut, dia pun tau jika pacarnya itu tengah tertarik dengan polar bear, tapi Bagas rasanya enggan membeli boneka ini. Unna sudah mempunyai boneka tersebut dikamarnya.
"yang lain deh."
"nendoroid aja sih, Unna, 'kan wibu," celetuk Geva cuek.
Raline mengangguk setuju, "dia lagi suka anime Attack On Titan sama Kimetsu No Yaiba! Beli itu aja!" cewek itu menjadi antusias sekarang.
Ia benar-benar bersemangat untuk membantu hubungan Bagas dan Unna kembali membaik, Geva kemudian melingkarkan tangannya disekitar pundak Raline, membawa ceweknya kedalam rangkulan sementara mereka kembali berkeliling ditoko boneka tersebut.
"itu pre-order dulu, 'kan? Lama berarti, 'kan, ya?" Bagas berjalan dibelakang mereka.
Geva menoleh kebelakang dan mengangguk, "iya, terus lo mau ngasih hadiah apa dong? Ribet amat," protes cowok tersebut.
Bagas berpikir dengan keras, "lo kalau misal Raline marah terus enggak mau bicara sama lo, bakal ngapain, Gev?"
Mendengar namanya disebut dan disangkut pautkan membuat Raline menatap Geva penasaran. Selama mereka pacaran, mereka belum pernah berkelahi. Hanya masalah pertunangan waktu itu saja dan itu pun sudah terselesaikan bagi mereka.
Raline pun turut penasaran bagaimana Geva akan membujuknya jika ia sedang marah dan merajuk dengan cowok tersebut. Geva tampak berpikir keras.
"hm... bakal gue samperin sih pertama-tama, ajak bicara baik-baik, saling mikirin jalan keluarnya apa, terus juga mikirin cara kedepannya kalo masalah yang sama bakal keulang lagi."
Bagas mendengus sebal, "kalau cara gitu enggak bakal mempan?"
"saling menjauh dulu, sampai Raline ngerasa sudah siap ketemuan, ya kita bakal bahas masalahnya."
Raline tersenyum kecil, cewek itu kemudian berjalan lebih dulu membiarkan cowok-cowok itu sibuk memikirkan cara membujuk pacar mereka sementara Raline akan berkeliling ditoko boneka itu.
Bagas terkadang iri, hubungan Raline dan Geva itu belum selama dirinya dan Unna tapi cara kedua pasangan itu saling menguatkan satu sama lain dan menaruh kepercayaan benar-benar membuat Bagas salut. Terutama setelah melihat Geva memperlakukan Raline tadi.
Sahabatnya itu benar-benar menunjukan rasa sayangnya kepada Raline. Hal yang sama selalu dilakukan oleh Bagas, ia memperlakukan Unna dengan penuh kasih sayang tapi akhir-akhir ini hubungan mereka tak menunjukan adanya perkembangan kearah lebih baik.
"nih, ya, Gas. Hubungan itu enggak bakal berjalan lancar kalau cuman salah satu aja yang berusaha, lo lihat hubungan gue sama Raline dulu, enggak ada lancar-lancarnya, 'kan?" Geva mulai memasuki mode seriusnya.
Matanya menatap kearah Raline yang tak jauh ada didepan mereka, "hubungan kayak gitu emang enggak worth it banget, makanya perlu waktu buat kita berdua buat kembali sadar sama diri sendiri, perlu waktu buat gue sadar kalau selama ini gue udah brengsek ke Raline."
KAMU SEDANG MEMBACA
EX! vers.2 [✔]
Teen Fiction"Raline." "apa lagi?" "balikan, yuk." "kita udah selesai, Geva." Raline masih mencintai Geva, walau dua tahun berlalu sejak kandasnya hubungan mereka. cewek itu masih mencintainya, tapi Raline tak bodoh untuk kembali bersama Geva. ia menerima Geva...