EXTRA PART IV

576 9 0
                                    

BABY FEVER


"LIAM MAU IKUT!!!"

Seru bocah berusia tujuh tahun itu ketika melihat Raline yang kini sudah berpakaian rapi, siap pergi bersama dengan Geva. Olivia mendesis kecil sambil mengusap telinga kirinya karena kini ia sedang mengendong sang anak yang sedari tadi tidak berhenti berteriak meminta untuk ikut pergi bersama dengan Raline dan Geva.

"'kan kemarin sudah, Liam, hari ini tinggal dulu, ya?" ucap Oliva dengan nada lembut sambil mengusap keringat yang membanjiri wajah anaknya.

Bukannya menurut, Liam malah menggeleng keras sambil memberontak di pelukan sang ibu, "gak mau! Gak mau! Liam mau ikut tante Raline!" serunya, kedua bola mata anak itu sudah berkaca-kaca.

Raline yang tak tega melihat itu pun menoleh ke arah Geva, "gak papa, 'kan, kalau Liam ikut?" tanyanya.

Geva mengangguk, "ajak aja, kasian Kak Oliv diamuk sama Liam."

Sebenarnya ini bukan sekali dua kali Liam terus merengek ikut pergi bersama mereka, sudah satu minggu terakhir anak itu selalu ikut keluar jika Geva dan Raline ingin pergi jalan-jalan. Bahkan jika Raline pergi keluar seorang diri, Liam pasti akan selalu merengek ingin ikut.

Awalnya itu hal biasa bagi Geva, ia pikir anak itu akan bosan nantinya, tapi nyatanya bukannya bosan, Liam bahkan selalu berantusias untuk pergi bersama mereka. Tapi setiap kali mereka pergi bersama, Liam akan selalu berusaha menarik perhatian Raline, tidak membiarkan perempuan itu untuk melirik Geva.

"aduh, jadi repot nanti kalian! Udah pergi aja!" ujar Olivia tidak setuju.

"IBUU!!!" seru Liam kesal, air mata pun perlahan turun membasahi pipi gembul Liam.

"gak papa, kak, Liam ikut kami aja," ujar Raline sambil menarik Liam dari pelukan Olivia.

Raline mengusap air mata Liam dengan tangannya, "jangan nangis lagi, ya?"

Liam mengangguk kecil, ia lalu menyandarkan pipinya di bahu Raline, pandangannya bertemu dengan Geva yang kini tengah berdiri di belakang sang tante, wajah lesu itu seketika berubah menjadi menyebalkan, Liam bahkan menjulurkan lidah kecilnya keluar kepada Geva.

Geva hanya bisa menahan senyum kesalnya, setelah Ago, kini muncul Liam sebagai saingannya.

***

Geva dengan segera menarik troli belanja begitu ketiganya menginjakkan kaki pada supermarket besar yang berada tak jauh dari kediaman Raline, cewek itu menaruh Liam di atas troli dan membiarkan Geva mendorong troli tersebut sementara dirinya mengeluarkan HP dan melihat list belanjaan yang harus mereka beli.

"Liam mau itu!" tunjuk anak berusia tujuh tahun itu pada lemari es krim yang baru saja mereka lewati.

"nanti aja, tunggu yang lain ke beli," ujar Geva.

Liam menatap laki-laki dihadapannya itu tajam, "beli es krim!" ulangnya dengan nada tegas.

"Liam, nanti. Kita lama belanjanya, takut es krimnya meleleh." Giliran Raline yang menjawab dan anak itu langsung diam sambil mengangguk patuh.

Geva hampir saja mengeluarkan umpatan kasarnya, giliran dikasih tau oleh Raline anak itu langsung menurutinya.

"Geva, bisa minta tolong ambilkan sabun yang itu, gak?" tanya Raline sambil menunjuk sebuah sabun cair yang berada di rak atas dan Raline yang tak sampai untuk mengambilnya.

Cowok itu mengangguk, ia berdiri di belakang Raline, berjinjit sedikit dan mengambilkan sabun tersebut untuk kekasihnya, "satu aja?" tanyanya sambil menaruh sabun itu ke dalam troli.

EX! vers.2 [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang