BRAK!!!
"APA MAKSUD LO?!"
"Ago!"
"Go! Udah tenang dulu!"
Semua langsung bersiaga saat melihat Ago menghantam Geva dengan kuat ke dinding beton dibelakang cowok tersebut, ia menahan dada Geva dengan lengannya dan menatap cowok itu tajam.
Kemarahannya tak bisa ditahan lagi saat mendengar Raline menghilang dari rumah. Semua terkejut jelas saja, mereka sedari pagi mencoba menghubungi Raline yang tak masuk sekolah dan sekarang mendapat kabar teman mereka itu menghilang.
"Go, udah!" Delmora menarik mundur cowok tersebut, menjauhkannya langsung dari Geva, mengantisipasi adanya serangan dadakan dari Ago lagi.
"coba lo jelasin ulang, itu gimana ceritanya Raline bisa hilang?" Unna masih mencoba memproses semua berita yang diterimanya.
Geva menghela nafasnya gusar, "ya gitu, dia hilang dari semalam, motornya ada, di CCTV rumah juga dia kelihatan enggak keluar sama sekali sehabis gue antar pulang."
Ago menendang bak sampah yang ada disebelahnya dengan kuat, "ini semua enggak bakal terjadi kalau Raline enggak sama lo!"
Geva yang mendengar itu jelas merasa tersinggung dan marah, ia maju ingin menghajar Ago jika Okta dan Bagas tak menahan cowok tersebut.
"maksud lo apa?! lo kira gue yang lakuin ini ke Raline?!" seru Geva marah.
Matanya melotot marah sambil menunjuk kearah Ago, melihat itu jelas Ago tak ingin kalah, ia ingin maju tapi buru-buru ditahan oleh Ruri, kedua cowok ini memang tak akan pernah berdamai sepertinya.
"menurut lo aja! Selama ini siapa yang buat Raline sengsara selain lo, hah?!"
Perkelahian itu jelas tak akan berakhir jika keduanya tetap seperti ini, baik Ago dan Geva sama-sama tak ingin mengalah. Melihat itu jelas membuat Fany lelah, ia mengkhawatirkan keadaan sahabatnya tersebut, hal seperti ini seharusnya tak terjadi sekarang.
Cewek itu kemudian tak sengaja menatap sebuah tongkat besi yang berada di tumpukan meja bekas yang rusak, ia mengambil tongkat besi tersebut kemudian memukulkan beda itu keatas meja kayu yang sudah hampir roboh. Dengan sekali pukulan kencang penuh tenaga dari Fany, meja tersebut langsung roboh dan keributan didepannya langsung berhenti.
"sahabat gue lagi hilang, gak tau kabarnya gimana, apa dia baik-baik aja atau enggak. Dan kalian malah sibuk berantem soal siapa yang salah." Fany menatap Ago dan Geva bergantian.
Kedua matanya mulai berkaca-kaca, "INI BUKAN SAATNYA KALIAN MENJUNJUNG EGO KALIAN!!!"
Ratna maju, menarik Fany kedalam pelukannya, membiarkan cewek itu menangis disana. Perlahan keadaan mulai tak setegang tadi, mereka semua terdiam mendengar ucapan Fany. Geva mengusap kasar wajahnya, ia lalu menatap Ago yang kini juga tengah menatapnya.
"sorry, Gev."
Tanpa disangka ucapan maaf itu keluar dari mulut mantan ketua Voli tersebut, Geva juga melakukan hal yang sama. keduanya saling melempar tinju kecil sebagai ucapan permintaan maaf kepada satu sama lain.
"siapa orang yang nekat mau nyakitin Raline?" pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut Delmora.
Semua orang langsung saling tatap, satu nama langsung terbesit di kepala mereka.
"Olin?" sebut semuanya bersamaan.
***
Keringat itu meluncur bebas dari kulit putih Raline, cewek itu menghela nafasnya dan melirik kearah jendela kecil didepannya saat ini, jika dikira-kira tinggi jendela tersebut sekitar lima meter, ia mungkin bisa melarikan diri lewat sana.
![](https://img.wattpad.com/cover/258375315-288-k844418.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
EX! vers.2 [✔]
Genç Kurgu"Raline." "apa lagi?" "balikan, yuk." "kita udah selesai, Geva." Raline masih mencintai Geva, walau dua tahun berlalu sejak kandasnya hubungan mereka. cewek itu masih mencintainya, tapi Raline tak bodoh untuk kembali bersama Geva. ia menerima Geva...