Wajib vote dan komen, karena part ini cukup panjang!
"Hi, calon istri."
Telinga Sahara menangkap suara seorang lelaki dari arah belakang. Gadis itu memilih acuh dan melanjutkan langkahnya memasuki sekolah, sebab ia paham dan mengenal siapa pemilik suara itu. Daripada paginya menjadi kelam, lebih baik di abaikan saja.
"Woy! Lo budek, ya?" Lelaki itu bersuara di balik helm, lalu menghentikan motor tepat di sebelah posisi Sahara.
"Kamu mau apa, sih? Masih pagi udah heboh," ucap Sahara dengan raut wajah memalas.
"Ya, lagian lo di sapa calon suami bukannya nyahut malah kabur." Lelaki itu membuka helmnya, lalu menggoyangkan kepalanya sebentar sembari menata rambutnya yang berantakan.
Matanya terfokus pada spion motor, lalu tangannya dengan lihai membelai sisi-sisi rambut untuk di rapikan.
"Jangan aneh-aneh. Ini di sekolah, nanti ada yang dengar," ucapnya pelan dan mengamati situasi sekitar.
"Terus, kenapa? Malah bagus dong buat lo. Jadi, ciway-ciway lain bakalan mundur kalau mereka tahu gue punya lo. Ya, nggak?" Dengan jahilnya, pria itu menaikkan kedua alisnya berulang. Tak lupa, senyum meledeknya pun ia tampakkan. Sialnya, Sagara terlihat tampan dan menggemaskan dengan ekspresi itu. Hampir saja Sahara tersihir akan pesonanya.
Terlalu lama melihat Sagara seperti itu, bisa-bisa Sahara akan terhipnotis dan masuk ke dalam perangkapnya. Meladeni pria itu juga akan membuat keriput di wajahnya terukir. Oh tidak. Sahara tidak ingin tua sebelum waktunya.
"Tunggu! Kita ke kelas bareng. Gue parkirin motor dulu, lo tunggu disini. Jangan kemana-mana, ngerti?"
"Kalau lo ninggalin gue, gue akan sebar pengumuman tentang hubungan kita. Biar satu sekolahan pada heboh, dan lo juga pasti tahu apa yang akan terjadi," ancam pria itu dan berhasil menghentikan langkah Sahara yang sebelumnya tetap acuh.
"Mckk," decaknya sebal.
Dengan sangat terpaksa, ia menunggu Sagara di pinggir parkiran. Matanya mengamati bebatuan kecil di bawah. Kadang, ia juga menyepak pelan bebatuan itu. Seolah bermain untuk menutupi kebosanan.
Tak lama kemudian, lelaki yang sedari tadi membuatnya gusar akhirnya tiba. Sahara langsung berjalan begitu melihat sosok Sagara mendekatinya. Tak mau ketinggalan, pria itu berlari kecil untuk mengejar Sahara. Tanpa aba-aba dan dengan seenaknya, dia merangkul pundak Sahara. Tentu itu membuat Sahara kaget dan menghentikan langkahnya seketika.
"Kamu memang gila, Ga!" Ketusnya kemudian berlari menjauhi Sagara. Kalau ada yang melihat, bisa bahaya.
Sagara yang melihat itu hanya tersenyum-senyum, menggoda Sahara sudah masuk list life yang harus selalu ia lakukan.
Syukurlah, tidak ada yang menyaksikan kegilaan Sagara pagi itu. Sahara buru-buru meletakkan tasnya begitu sampai di kelas. Kemudian, ia menjatuhkan kepalanya di meja dan menghantukkannya pelan dengan beberapa kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
180° [END]
Novela Juvenil🌼 Follow akunku sebelum membaca! 🌼 Dilarang plagiat karena ide itu MAHAL! 🌼 Status cerita sudah end, jadi bisa marathon sampai akhir. 🌼 Jangan lupa vote dan komen saat membaca, agar Author tahu kalian benar-benar ada dan nyata. Blurb : Apa jadin...