Sulk

1K 174 23
                                    

Vote dan komen, cepat!
Aku maksa nih hehe
Semakin banyak komentarnya, aku akan semakin cepat update.
Kalau enggak, ya tergantung mood dan waktu luang aku✌🏻

Oya, poster duo S belum aku tampilin. Kuota aku belum ada🙊

🦋🦋🦋

Selebaran mengenai acara tahunan sudah tersebar ke seluruh penjuru SMA Highlight, terutama di mading sekolah.

Para siswa dan siswi terlihat nampak girang melihat poster yang banyak tertempel di dinding masing-masing kelas. Acara tahunan yang paling di tunggu-tunggu, apalagi kalau bukan pemilihan raja dan ratu sekolah.

Sebenarnya, pemilihan raja ratu sekolah bukan poin penting yang di tunggu. Karena, ya, semua orang tahu hanya dua dari ratusan orang yang akan terpilih.

Daya tarik yang membuat para siswa semangat menyambut acara itu, ialah kemeriahan dan kemegahan acara yang biasanya di laksanan.

Akan ada party, dansa, dan penampilan musik yang sangat keren karena biasanya akan mendatangkan penyanyi terkenal dari Negeri tercinta Indonesia.

"Ra, kamu datang kan ke acara tahunan?" Tanya Lisa saat keduanya berada di kantin.

"Belum tahu. Memangnya kapan, Sa?" Ujar Sahara bertanya balik.

"Sabtu, Ra," singkat gadis itu.

Sahara mengangguk paham, meskipun raut wajahnya menggambarkan keraguan. Tahun sebelumnya, itu adalah acara yang paling di tunggu olehnya. Bagaimana tidak, ia adalah penyandang Queen of School dan berhasil mengalahkan para senior lainnya.

Namun, saat ini semuanya sudah berubah. Sahara bahkan tidak sedikitpun berharap akan meraih julukan itu lagi. Sahara tahu betul, posisinya saat ini sangat tidak mengandung harapan sebagai pemenang. Masuk nominasi pun sepertinya sukar.

"Tahun lalu kamu menang. Tahun ini kamu menang lagi nggak, ya? Kayaknya menang deh, Ra. Secara kan kamu cantik, nggak ada yang berubah," ucap Lisa membuat Sahara menyunggingkan senyum.

"Kamu bisa aja, Sa. Tapi, aku sama sekali nggak berharap kok. Aku yang sekarang udah jauh beda sama yang dulu, Sa. Masih banyak yang jauh lebih cantik, apalagi mereka kaya raya," jawabnya dengan raut wajah sedikit sendu.

Melihat wajah Sahara yang kusut, Lisa jadi merasa bersalah dan tidak enak hati. Tidak sepatutnya ia mengatakan hal itu. Perkataannya hanya membuat sahabatnya menjadi sedih.

"Maaf, Ra. Aku nggak bermaksud bikin kamu sedih," sesal Lisa dan mendapat respon positif dari Sahara.

Keduanya melanjutkan kegiatan makan. Selang beberapa waktu kemudian, beberapa orang perempuan menghampiri mereka lalu duduk di kursi kosong dekat keduanya.

"Hi, Queen of School kesayangan kita. Apa kabar?"

"Tahun ini menang lagi nggak, ya?"

"Nggak lah, mimpi!"

"Haha," sorak empat gadis itu bersamaan.

Bukannya menanggapi, Sahara justru acuh dan lebih memilih menyantap makanannya dengan lahap. Alih-alih membalas perkataan mereka, gadis itu malah mengalihkan pandangannya ke arah ponsel miliknya.

"Sialan! Lo ngacangin gue?" Emosi Gracia mulai terpancing. Ucapannya sedari tadi di abaikan begitu saja bak makanan basi.

Siapa lagi kalau bukan Gracia and the geng yang meracau Sahara. Sepertinya, mengganggu Sahara sudah menjadi rutinitas mereka.

"Aku lagi makan, Cia. Kamu mau?" Tuturnya dengan sangat lembut.

"Ogah! Nyebelin lo, awas aja!"

Rasa kesalnya semakin menjadi-jadi. Gadis itu kemudian memilih pergi daripada semakin emosi. Sahara tersenyum puas, ia tidak perlu capek-capek membalas hinaan atau omongan rendahan dari Gracia. Membiarkan gadis itu lelah dengan sendirinya bukanlah cara yang buruk.

180° [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang