Quarrel

1.1K 201 46
                                    

Jika kamu tak akan berhenti sampai puas menyakiti, maka biarkan aku tetap berdiri sampai menyerah dengan sendiri.

-Sahara Olivia-

Setiap orang memiliki hak untuk berharap, tapi tidak semua orang bisa mendapatkan hal yang sesuai dengan harapan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setiap orang memiliki hak untuk berharap, tapi tidak semua orang bisa mendapatkan hal yang sesuai dengan harapan. Banyak orang yang kecewa karena terlalu berharap. Banyak orang yang ujungnya terluka karena kejamnya realita. Apakah Sahara seperti itu? Entahlah.

Tidak ada lagi kehangatan yang ia dapat belakangan ini. Tidak ada lagi cinta yang ia temukan dari dalam diri seorang Sagara. Semuanya hilang. Entah pergi karena memang tak memiliki hati atau justru terkubur dalam-dalam seperti di telan bumi.

Bukan pernikahan seperti ini yang Sahara inginkan. Realita seperti ini sangat jauh sekali dari bayangan yang bahkan tidak pernah terbersit sedikitpun di kepala. Gadis itu sudah terlanjur masuk dalam lautan yang dalam. Sekarang, yang harus ia lakukan adalah berenang. Selamat sampai akhir atau karam di tengah perjalanan, biarkan takdir yang bersuara.

“Aduh, pake bocor segala lagi,” keluhnya saat mendapati ban mobil bagian belakangnya bocor.

Hari ini, Sahara berangkat ke kampus menggunakan mobil. Jika kalian bingung kenapa sebelum-sebelumnya gadis itu selalu menggunakan transportasi online, semua itu karena Sagara. Pria itu melarang gadisnya mengemudi sendiri karena takut terjadi apa-apa pada Sahara.

Tapi beberapa hari lalu, Sagara membelikan istrinya mobil. Alasan utamanya karena ia tidak ingin lagi di repotkan untuk mengantar ataupun menjemput gadis itu. Selain itu, Sagara juga akan bebas pergi kemanapun tanpa harus memikirkan Sahara yang selalu sibuk minta di antar jemput.

Untungnya, Sahara dalam perjalanan pulang. Sehingga ia tidak begitu terburu-buru untuk mengejar sesuatu.

Usai memeriksa dan mengetahui ban mobilnya bocor, Sahara kembali masuk ke dalam mobil. Ia akan mengendarai mobil itu seraya mencari bengkel terdekat. Gadis itu mengendarai dengan kecepatan yang cukup lumayan karena takut ban-nya akan semakin kempes.

Tak perlu waktu lama, mata Sahara kemudian menemukan sebuah bengkel yang jaraknya saat ini cukup dekat dengan dirinya. Segera ia membawa mobil itu kesana agar segera di perbaiki.

“Mas, Ban mobil saya bocor. Bisa di perbaiki kan?” serunya pada montir yang sedang sibuk memperbaiki bagian bawah mobil lain.

“Loh? Bian? Ngapain disini?” kagetnya saat menyadari montir itu adalah Bian.

Pria itu pun tidak kalah terkejut, ia segera berdiri dari posisinya untuk menyapa Sahara.

“Ini bengkel gue, Ra. Rumah gue ada di belakang bengkel ini sekarang,” jawab pria itu.

Sahara mengangguk paham. Ia kemudian bercerita pada lelaki itu mengenai keluhan dan keadaan mobilnya. Bian yang sudah paham sekali mengenai permasalahan mobil mengatakan bahwa mobil Sahara sekadar bocor biasa, hanya perlu di tempel saja. Jadi, tidak akan memerlukan waktu lama.

180° [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang