Misunderstand

1.6K 263 135
                                    

Hey, keren banget kalian baru setengah jam udah lebih dari 300 komentar. Monangis karena seneng🥺

Kenapa nggak dari dulu aja sih? Hati author kan akan bahagia, kalau bahagia pasti lebih rajin up wkwk

Maaaciiii yang udah mau komentar. Yang belum, ayo dong tunjukin effort kalian. Yang lain aja udah nunjukkin, masa kamu belom? Jangan mau kalah dong🤪

Sebenarnya, bisa aja langsung aku up part ini waktu tembus 300 komentar. Karena emang tinggal publish aja. Tapi, sengaja aku tahan dulu karena mau liat effort readers yang lainnya.

But, masih banyak banget yang nggak mau sekedar komen aja. Oke deh, author nggak akan maksa✌🏻

Happy reading!

Sepuluh hari usai duka mendalam yang terjadi, Sahara memutuskan untuk kembali ke kontrakan sederhananya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepuluh hari usai duka mendalam yang terjadi, Sahara memutuskan untuk kembali ke kontrakan sederhananya. Tentu saja keputusannya itu mendapat penolakan keras dari Amara. Bagaimana mungkin Amara akan membiarkan menantunya tinggal sendirian apalagi dengan perasaan yang masih benar-benar hancur?

Tapi, gadis itu tetap memaksa. Mau bagaimana lagi, Amara akhirnya setuju. Namun, dengan kesepakatan Sahara harus selalu menghubungi dan mengatakan apapun yang terjadi.

Hal yang membuat Sahara tidak betah di rumah Damar, adalah karena Sagara yang juga menetap disana.

Tentang kehamilannya, Sagara sudah mengetahui semuanya. Sagara sudah mengetahui bahwa janin di perut gadis itu memang benar anaknya. Lelaki itu mengetahui semuanya usai mengintrogasi Bian habis-habisan setelah Sagara mengurus istrinya yang tiba-tiba pingsan.

(Flashback On)

Bugh

Satu pukulan mendarat tepat di pipi Bian. Lelaki itu kepalang kaget saat tiba-tiba ada seorang pria menghajar pipinya.

Pria yang di maksud adalah Sagara.

Deru nafas Sagara memburu dengan sangat cepat. Emosinya tiba-tiba saja mencuat kembali usai mengingat Bian yang begitu lama memeluk Sahara. Apalagi, Bian adalah lelaki yang di duga menghamili Sahara. Itu yang semakin membuat Sagara kalap mata.

"Maksud lo apa tiba-tiba nonjok pipi gue?" Tanya Bian, karena sejujurnya ia benar-benar bingung mengapa lelaki di hadapannya tiba-tiba menonjok wajahnya.

"Jangan pura-pura bego! Ada hubungan apa lo sama Sahara? Lo yang udah hamilin dia, kan?"

Bian mengernyitkan dahi kebingungan. Isi kepalanya bertanya-tanya perihal maksud pembicaraan Sagara.

"Lo suaminya Sahara, kan? Gue cuma mau kasih tahu kalau lo salah paham," ucapnya mencoba menjelaskan.

"Salah paham apanya? Jelas-jelas gue liat lo nemenin dia pergi ke dokter kandungan!"

Bian terkekeh mendengarnya. Benar adanya jika ia menemani gadis itu konsultasi mengenai kehamilan, tapi apa bisa langsung di pastikan bahwa janin di dalam perut Sahara adalah hasil benihnya?

180° [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang