Agree

1K 159 10
                                    

Tampak seorang gadis tengah berjalan lesuh melewati rerumputan luas di lapangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tampak seorang gadis tengah berjalan lesuh melewati rerumputan luas di lapangan. Rasanya, menatap sedetik sekolah ini saja sudah membuatnya muak dan bosan. Sahara ingin segera pergi dari sekolah ini, agar tidak bertemu orang-orang berhati kejam dan menyebalkan.

Gadis itu memandangi ke bawah saat melangkah, pandangan matanya nampak kosong. Tubuhnya bahkan sudah sangat lemas. Masih tersisa sedikit rasa pusing di kepalanya. Pasalnya, dua hari yang lalu Sahara tidak masuk sekolah karena demam dan pusing.

"Awww," ringisnya saat menyadari kepalanya terbentur sesuatu.

Sahara menoleh ke atas. Netranya menangkap sesosok lelaki yang sangat tidak ingin sekali ia temui. Sial, ia malah bertemu pagi ini. Merusak suasasan hati saja. Menyadari hal itu, Sahara kemudian berjalan menyerong ke samping. "Tunggu!" Teriak pria itu saat Sahara dengan cukup kencang menabrak bahunya.

Tak ingin menanggapi apapun, gadis itu justru terus mempercepat langkahnya. Sagara kemudian berlari kecil untuk menjangkau keberadaan Sahara. Pria itu menangkap pergelangan tangannya, lalu mencengkram kuat agar tak pergi kemana pun.

Gadis itu terpaksa menghentikan langkahnya, menatap malas ke arah belakang kemudian melihat ke arah pergelangan tangannya yang di pegang kuat oleh Sagara.

"Lepas!" Titah gadis itu dengan sangat malas.

"Nggak. Sebelum gue bisa ngomong sama lo!" Sahut Sagara tak mau kalah.

Sahara kemudian menoleh ke belakang dengan sempurna, posisi mereka sudah saling berhadapan sekarang.

"Aku sibuk, nggak ada waktu buat ngomong sama kamu!"

Entah mengapa, Sahara semakin bersikap cuek semenjak Sagara mati-matian membela Gracia di banding dirinya. Sagara juga tidak mempercayainya, dan itu membuat dirinya sakit hati.

"Sampai kapan lo mau menghindar dari gue?"

"Selamanya! Kenapa?"

"Nggak akan gue izinin!"

"Itu hak aku. Kamu nggak ada hak untuk ngatur atau ngelarang-ngelarang aku. Ngerti?" Serunya kemudian berusaha melepaskan cengkraman Sagara, dan akhirnya berhasil.

Sahara beralih setelah memastikan dirinya lepas dari perangkap pria itu. "Tunggu, aja. Sebentar lagi, gue akan punya hak untuk sekadar ngatur ataupun ngelarang lo! Bahkan lebih dari itu!" Ucapnya berhasil menghentikan langkah Sahara.

"Maksud kamu?" Beo gadis itu kebingungan.

"Lo juga akan tahu sendiri nanti! Sekarang, gue mau lo minta maaf ke Cia soal kejadian beberapa hari lalu. Lo udah keterlaluan tahu, nggak?" Ujar Sagara membuat wajah bingung Sahara menjadi wajah kemarahan.

"Aku nggak mau. Bukan salah aku," jawabnya santai.

"Masih nggak mau ngakuin kesalahan juga? Jangan bersikap egois terus, lo udah bikin sakit hati anak orang. Udah sewajarnya lo minta maaf!"

180° [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang