🌼 Follow akunku sebelum membaca!
🌼 Dilarang plagiat karena ide itu MAHAL!
🌼 Status cerita sudah end, jadi bisa marathon sampai akhir.
🌼 Jangan lupa vote dan komen saat membaca, agar Author tahu kalian benar-benar ada dan nyata.
Blurb :
Apa jadin...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Penyesalan terbesar seorang Sagara adalah kembali membuka mata setelah apa yang sudah ia lihat semua.
Harusnya ia saja yang pergi. Harusnya ia saja yang menanggung semua luka dan kecewa. Bukan Saharanya, gadis polos nan lugu dengan pundak yang begitu rapuh.
Siapapun berharap ini mimpi, mimpi buruk yang tidak akan pernah terjadi. Mati-matian ia meyakinkan bahwa Sahara baik-baik saja. Sayang, yang terjadi justru sebaliknya.
Gadis itu benar-benar sudah pergi. Pergi yang jauh dan tidak akan mungkin kembali lagi.
Pemakaman Sahara di lakukan di siang hari. Jasadnya harus segera di kebumikan mengingat keadaannya yang sudah parah. Bisa-bisa membusuk jika di biarkan begitu lama.
Seluruh kerabat dan pelayat berada di pemakaman, termasuk Sagara dan kedua orang tuanya. Saat ini, Sahara akan di makamkan tepat di sebelah makam ketiga anggota keluarganya. Begitu juga calon anak di rahimnya, yang tetap berada di sana sampai Sahara tutup usia.
"Kenapa kamu pergi meninggalkan Mama, sayang? Kamu kan sudah berjanji akan selalu berada di dekat Mama. Kenapa, sayang? Kenap---."
Tubuh Amara kembali ambruk. Air matanya tidak berhenti sejak mendapat kabar mengejutkan ini. Baru kemarin ia melihat senyumnya. Baru kemarin ia melihat wajahnya. Baru kemarin ia mendengar suaranya. Sekarang? Semuanya hilang dan lenyap begitu saja.
Lisa yang berada di sana turut menguatkan, begitu juga Damar yang memegangi pundak istrinya.
Jangan di tanya bagaimana keadaan Sagara. Lelaki itu seperti orang yang linglung parah. Syok, kaget, bingung, semuanya bercampur menjadi satu. Apalagi, matanya menyaksikan langsung insiden mengerikan yang merenggut nyawa Sahara.
Sedari tadi ia hanya diam. Air matanya tidak lagi berjatuhan. Apa kalian tahu bagaimana rasanya terlalu sakit hingga tidak bisa menangis? Ya, begitulah yang di rasakan lelaki itu.
Tubuh Sahara sudah berada di dasar tanah. Isak tangis terus mengiringi proses pemakaman.
"Lo yang kuat, Ga. Jujur gue juga syok, kaget, nggak percaya ini semua terjadi sama Sahara," ucap Bian mencoba menguatkan Sagara.
Banyak yang hadir disana, termasuk teman-teman SMA Sagara yang sudah lama sekali tidak berjumpa.
Sampai proses pemakaman selesai, Sagara tetap diam dan bungkam. Ia hanya memandangi gundukan tanah itu dengan tatapan kosong. Satu persatu pelayat mulai meninggalkan pemakaman, hanya menyisakan keluarga inti disana
Lisa memegang nisan dengan sangat erat. Air matanya tidak tertahan lagi. Sahara, sahabat satu-satunya sekarang telah pergi. Lisa tidak punya teman lain selain Sahara. Kemana lagi Lisa akan bercerita? Kemana lagi Lisa akan berbagi kebahagiaan dan kesedihan?
Hanya Sahara. Satu-satunya tempat terbaik untuknya bercerita, selain orang tuanya.
"Ra, kenapa kamu pergi secepat ini? Padahal kamu udah janji mau temenan sama aku sampai kita tua nanti. Kamu juga janji mau nyaksiin aku menikah sampai punya anak. Kenapa kamu ingkar janji, Ra?"