🌼 Follow akunku sebelum membaca!
🌼 Dilarang plagiat karena ide itu MAHAL!
🌼 Status cerita sudah end, jadi bisa marathon sampai akhir.
🌼 Jangan lupa vote dan komen saat membaca, agar Author tahu kalian benar-benar ada dan nyata.
Blurb :
Apa jadin...
Happy banget part sebelumnya bisa tembus lebih dari 150 komentar. Terima kasih untuk yang sudah berpartisipasi dalam memberikan komentar yaaa🥰
Terkhususrisary14, silakan DM aku ya. Aku mau kasih reward berupa voucher kuota untuk kamu. Karena, kamu yang paling sering dan banyak komentar serta paling antusias sama cerita ini🤭
Kalau kalian bisa menghargai aku sebagai author, maka aku juga akan menghargai kalian sebagai readers. Salam literasi!
Malam ini aku double up, aku menepati janji!
Happy Reading🧡
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Usaha Amara mencari keberadaan menantunya, akhirnya membuahkan hasil. Berkat bantuan beberapa orang suruhannya, tempat tinggal Sahara akhirnya di temukan. Saat ini, Amara sudah berada di tempat yang ia dapat dari orang suruhannya.
Hati wanita itu terenyuh melihat kontrakan kecil di hadapannya. Sepi, sempit, kusam. Mengapa Sahara harus tinggal disini? Amara menarik nafasnya terlebih dahulu sebelum akhirnya mengetuk pintu.
Tok-tok
Suara ketukan yang berhasil ia ciptakan disana.
Belum ada respon apapun, Amara mengetuknya kembali. Hingga pada ketukan yang kesekian kali, seorang gadis kemudian keluar dengan daster berwarna mustard yang di kenakan.
Amara memasang senyum yang lebar. Lain halnya dengan Sahara, gadis itu justru mendelik kaget melihat kedatangan Amara, ibu mertuanya. Mengapa mertuanya ada disini? Apa Sagara yang memberitahunya? Tidak. Lelaki itu saja tidak peduli padanya, bagaimana mungkin ia mengetahui keberadaannya.
"Mama? Kenapa bisa tahu Sahara disini?" Tanyanya kebingungan.
"Mama nggak di persilakan masuk, nih? Jauh-jauh lo Mama kesini," goda wanita itu dan berhasil membuat Sahara tersenyum.
"Eh, iya. Ayo masuk, Ma."
Kedua wanita itu memasuki rumah bersamaan. Sahara mempersilakan mertuanya untuk duduk di sofa. Ada suasana canggung disana. Amara yang masih belum membuka suara, sedangkan Sahara yang bingung harus berbicara apa.
Untuk memecah keheningan, gadis itu berusaha membuka percakapan dengan menawarkan minuman. "Sahara buatin Mama minum, ya."
"Jangan, duduk disini aja. Mama mau nanya sesuatu sama kamu."
Tanpa di beritahu, Sahara sudah lebih dulu tahu. Mertuanya pasti akan bertanya perihal mengapa ia ada disini. Mengapa ia pergi tanpa memberi kabar dan memberi tahu siapa-siapa. Sahara sudah tahu, lambat laun semua pasti akan seperti ini.