Klik tanda bintang di pojok kiri sebelum membaca!!!
Kemarin malam, atensi Sagara terpancing saat tiga sejoli yakni Aldino, Arhan, dan Samuel terus membicarakan mengenai Sahara. Bekas tamparan di pipinya masih terasa sakit, ia juga sesekali meringis seraya memegangi area yang memerah itu.
"Lo bener nggak mau minta maaf ke dia, Ga?" Tanya Aldino membuat Sagara mengalihkan fokus ke pria itu.
Sagara masih tetap diam. Mulutnya bungkam, namun pikirannya seolah bertarung. Ia hanya ingin sedikit memberi pelajaran untuk gadis itu. Ia memang sengaja melakukan ini, sengaja mempermalukan Sahara agar gadis itu sakit hati. Meski tak seberapa, karena yang sebenarnya belum mulai. Ini masih awal, masih jauh dari perkiraan dan rencana seorang Sagara Alvin Mahendra.
"Gue emang nggak suka sama attitude Sahara yang angkuh. Tapi, ngebiarin dia pulang sendiri dalam keadaan nangis dan lagi hujan deras gini, gue rasa itu salah. Apalagi dia perempuan, Ga," lanjut Samuel mencoba mempengaruhi pikiran Sagara.
"Hujan deras gini, jalanan pasti sepi. Belum lagi preman jalanan yang butuh kehangatan. Lo nggak takut Sahara di apa-apain?" Arhan berhasil memancing naluri Sagara, terlihat dari gelagat Sagara yang nampak panik.
Tanpa berpikir lagi, ia langsung bangkit dan meraih kunci motornya. Lebih dahulu ia memakai jaket kulit tebal yang biasa ia pakai saat naik motor. Tanpa sepatah kata, ia langsung pergi meninggalkan kebingungan bagi ketiga temannya.
Mereka bertiga hanya menggelengkan kepala. "Fix gue rasa dia suka sama Sahara," ucap Samuel dengan penuh percaya.
"Emang ada, ya, orang bersikap kasar dan ketus gitu sama orang yang di sukainya?" Tanya Arhan dengan polosnya.
"Ada. Noh Sagara orangnya," sahut Samuel.
"Entah kenapa, gue ngerasa mereka berdua punya cerita di masa lalu. Gue kenal Sagara udah lama, dia bukan tipe yang seperti ini. Dulu dia pendiem banget, nggak banyak omong, nggak neko-neko. Sekarang malah jadi emosian, kadang kasar juga. Heran," ucap Aldino panjang lebar dengan raut wajah bingung.
Arhan dan Samuel hanya semakin bingung mendengar penuturan Aldino. Mereka baru mengenal Sagara belum lama ini, mungkinkah apa yang di katakan Aldino benar?
Di jalanan yang cukup sepi, Sagara menyusuri sekitar dengan sangat teliti. Meski hujan sedikit menyulitkan penglihatan, ia tetap berupaya memantau dengan teliti. Gemuruh hujan begitu deras, hingga setiap tetes yang jatuh sedikit menyentuh kasar wajahnya.
Tadi, sebelum pergi keluar, lelaki itu bertanya kepada Mira terkait Sahara. Mira bilang, Sahara tidak naik taxi maupun transportasi lainnya. Mira melihat Sahara berjalan menjauhi gerbang, dengan kondisi yang tampak tidak baik-baik saja. Hal itu membuat Sagara semakin nekat untuk menerobos keluar.
Cukup lama menyusuri jalanan, belum juga ia menemukan keberadaan Sahara. Hingga pada suatu halte bus, matanya menangkap sosok gadis cantik dengan pakaian yang sudah basah kuyup dan terduduk lesuh di bangku halte.
KAMU SEDANG MEMBACA
180° [END]
Подростковая литература🌼 Follow akunku sebelum membaca! 🌼 Dilarang plagiat karena ide itu MAHAL! 🌼 Status cerita sudah end, jadi bisa marathon sampai akhir. 🌼 Jangan lupa vote dan komen saat membaca, agar Author tahu kalian benar-benar ada dan nyata. Blurb : Apa jadin...