Sejak Sahara mengakui perasaannya, hubungan keduanya semakin erat. Komunikasi mereka semakin intens setiap harinya. Mereka bahkan selalu melakukan video call sebelum tidur. Tak cukup sampai di situ, keduanya bahkan tetap membiarkan ponsel saling menyala meski mata mereka sudah tak sanggup lagi menatap dunia.
Pasangan baru, masih hangat-hangatnya. Mohon di maklumi saja.
Sagara semakin menunjukkan perhatiannya kepada Sahara, begitu juga sebaliknya. Gadis itu tak merasa takut lagi di sekolah, tidak ada yang berani mengganggunya. Semua orang sudah tahu, mengganggu Sahara sama dengan menghantarkan nyawa.
Keberadaan lelaki itu, membuat Sahara terlindungi. Sahara semakin menyukainya. Sahara semakin yakin bahwa Sagara memang pria yang tepat untuknya.
Tujuh bulan sudah berlalu, itu berarti kelulusan mereka sudah semakin dekat. Saat ini, mereka sudah menduduki semester akhir kelas 12 di SMA Highlight.
Hari-hari Sahara semakin berwarna. Bagaimana tidak, ia bertemu dengan orang yang di sukainya setiap hari. Duduk bersama. Ke kantin bersama. Pergi sekolah bersama. Pulang sekolah bersama. Bukankah itu menyenangkan?
Saat ini, Sahara tengah uring-uringan di kasur. Sejak pulang sekolah kemarin, Sagara sama sekali tidak menghubunginya. Gadis itu sudah berulang kali mengiriminya pesan, sayangnya nomor whatsapp Sagara tidak aktif. Bahkan, semua akun social medianya juga tidak online. Gadis itu cemas sendiri jadinya.
"Kamu kemana sih, Ga? Nggak biasanya seperti ini," omelnya sendirian seraya menatap layar ponsel.
Sahara
Ga, kamu ada masalah?
Kenapa dari kemaren nggak ada kabar, aku khawatir.
Biasanya kamu yang selalu duluan chat kalau kita baru pisah bentaran aja.
Terus, kenapa sekarang?
Whatsapp kamu ceklis satu.
Apa kamu nggak punya kuota?
Nggak mungkin deh, aku lebih percaya Lucinta Luna perempuan tulen ketimbang kamu kehabisan kuota😶Bertubi-tubi pesan lagi-lagi ia kirimkan, namun tetap saja tak ada balasan. Ingin menangis rasanya, hatinya berkecamuk tak karuan. Baru sehari tidak ada kabar saja sudah sangat cemas.
Sahara kembali mengetikkan beberapa pesan sebagai pengingat untuk lelaki itu.
Sahara
Hubungi aku kalau kamu udah baca pesan ini, ya.
Happy weekend
Love youuuuKalimat penutup yang cukup menggambarkan kebucinan seorang Sahara. Gadis itu meletakkan ponselnya di kasur, kemudian berjalan keluar menghampiri sang ibu di dapur.
Baru saja menampakkan wajah, sang ibu sudah bisa menebak jika anaknya sedang berada di fase tidak baik-baik saja.
"Kamu kenapa, Ra? Kok mukanya di tekuk gitu," tanya sang ibu yang sedang menyiapkan beberapa bahan untuk memasak.
KAMU SEDANG MEMBACA
180° [END]
Fiksi Remaja🌼 Follow akunku sebelum membaca! 🌼 Dilarang plagiat karena ide itu MAHAL! 🌼 Status cerita sudah end, jadi bisa marathon sampai akhir. 🌼 Jangan lupa vote dan komen saat membaca, agar Author tahu kalian benar-benar ada dan nyata. Blurb : Apa jadin...