6.Teman lama?

145 17 0
                                    

Happy Reading 🦄
Jangan lupa vote dan komen, tandai kalau typo
.
.
.
.
.
.
.
.
Dengan langkah tergesa-gesa Andra memasuki rumahnya tanpa mendengar sapaan dari pelayan-pelayan yang ada di rumah nya. Sampai pada ruang tengah, Andra melempar sembarangan jaket nya. Dan Andra melirik ke arah sekitar untuk mencari Zaki. Andra yakin, Zaki pasti mempunyai berita penting sampai Zaki mencari nya ke markas.

"ZAKI! Kabar apa yang kamu bawa," teriak Andra sambil duduk di sofa yang kelihatan nya sangat empuk.

Zaki yang berada di lantai atas, langsung menuruni nya dengan tergesa-gesa, dia tidak mau jika majikan nya itu mengamuk. Zaki langsung berdiri di samping Andra dan menundukkan kepalanya.

"Duduk! Tidak usah tegang seperti itu, kalau berita yang kamu bawa bermanfaat, kamu akan selamat." Zaki langsung mengangguk dan duduk di sofa dekat sofa yang diduduki oleh Andra.

Zaki mengeluarkan berkas dari dalam jasnya dan memberikan nya kepada Andra. "Tuan, saya sudah menemukan berita tentang gadis itu," ucap Zaki.

Andra langsung membuka berkas itu dan membacanya secara intens." Bagus, tidak sampai tiga hari kamu sudah menemukannya. Kerja yang bagus, sekarang tugas kamu adalah menelpon kedua orang tua ku, dan minta mereka pulang besok. Ada hal penting yang harus aku bicarakan kepada mereka,"ucap Andra dan di angguki oleh Zaki. Zaki hendak pergi dari tempat nya, tapi Andra menahan nya.

"Tugas kamu belum selesai, jelaskan tentang gadis ini kepada ku. Aku yakin, kamu pasti tidak menulis semuanya di dalam berkas ini," ucap Andra.

"Gadis itu bernama Gadis Makaira Indica, dia tinggal di kota Surabaya, dan sekarang ia pindah ke Jakarta. Dia pindah kesini karena orang tuanya punya urusan bisnis di sini. Awal dia hijrah pada kelas sembilan SMP, dan penyebab dia hijrah karena ada seseorang yang hampir melecehkan nya," Andra langsung melotot kan matanya dan mengeraskan rahang nya.

"Kaira terlahir dari seorang keluarga yang cukup baik, dan keluarga Kaira sangat harmonis. Dia anak tunggal."

"Dan, dia juga dulu pernah suka ke tuan Andra, benar begitu tuan?" Andra langsung memukul bahu Zaki dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Apa kamu mencari tentang Kaira sampai ke akar-akar nya?"

"Tentu tuan, karena itu adalah perintah dari anda. Saya juga tahu Kaira dulu menyukai tuan secara virtual, Kaira dulu menyukai tuan tanpa bertemu,"

"Dan saya juga tahu, apa maksud tuan menyuruh saya mencari tahu tentang Kaira," lanjut Zaki. Andra langsung berdehem singkat dan menatap tajam kearah Zaki.

"Kalau kamu sudah tahu, cepat kau hubungi kedua orang tuaku. Dan cepat kau atur pertemuan itu, aku mau secepatnya. Kalau bisa besok orang tuaku sudah pulang, dan besok juga kita melakukan pertemuan itu." Setelah mengatakan itu, Andra beranjak dari tempat nya dan berjalan menuju ke kamar nya.

"Apakah aku bisa melaksanakannya? Dia cuman mengasih ku waktu satu hari?" Zaki memijat pelipisnya yang terasa pening, dan segera mengambil ponsel nya untuk menghubungi orang tua Andra.

Andra membaringkan tubuhnya di ranjang king size miliknya. Tak lama ia berbaring, ia bangun menunju lemarinya. Andra mengambilnya kotak berwarna hitam dan membukanya. Di dalam kotak tersebut, terdapat handphone lamanya.Andra pikir handphone lamanya itu sudah tidak berfungsi, tetapi ternyata salah, handphone nya itu masih berfungsi.

Andra menghidupkan nya dan membuka pesan lama, Andra langsung tertuju kepada satu nama. Andra membuka pesan itu, Andra langsung tersenyum tipis saat membaca pesan-pesan lamanya dengan seseorang itu.

"Ternyata aku sebodoh itu dulu, kenapa dulu aku nggak bisa balas perasaan kamu?" Andra memegang kepalanya, kepalanya tampak pening kali ini.

"Apakah rasa itu masih ada untuk ku? Apakah dia masih mengingatku, apakah aku bisa mendapatkan dia?"

"Akan aku lakukan semuanya agar aku bisa mendapatkan nya, dulu kurasa kita cuman cinta monyet. Tapi, sepertinya itu tidak benar,aku juga merasakan rasa itu. Walaupun telat." Andra menaruh ponsel itu didalam sakunya dan menutup kembali kotak itu.

"Sungguh aku tidak berekspektasi bahwa aku bisa cinta ke orang yang tidak pernah aku temui."

***

Kaira sedang melamun di balkon rumahnya, dia sekarang sedang memikirkan laki-laki yang pernah ia sukai di dunia virtual. "Apakah itu Andra yang aku sukai dulu?" gumam Kaira.

Kaira mengambil foto yang sempat ia tunjukkan kepada Gita tadi, dan membandingkan nya dengan foto Andra sekarang. "Mukanya hampir mirip, tapi apa iya itu Andra yang aku sukai. Kalau emang bener, malu banget aku. Itukan cuman cinta monyet, tapi kenapa sampe sekarang rasa itu masih ada ya, padahal itu udah lama banget." Anita yang melihat tingkah putri nya yang tidak jelas, menghampiri nya dan menatap putrinya dengan tatapan kebingungan.

Kaira langsung menyembunyikan foto yang ia pegang dan mematikan ponsel nya. "Kakak kenapa? Kok ngedumel sendiri, kayak orang nggak jelas," ucap Anita.

"Ishh, umi. Anaknya sendiri dibilangin nggak jelas," ucap Kaira sambil memanyunkan bibirnya.

Anita mencubit pelan pipi Kaira dan terkekeh, "Nggak, umi cuman bercanda kok. Emang nya kenapa sih kak?"

"Nggak ada apa-apa kok mi, umi ngapain kesini?" tanya Kaira.

"Umi kesini cuman mau ngasih tau, kalau besok pagi kamu libur dulu ya sekolah. Besok bantu mama buat beresin rumah, temen kerjanya abi ada yang mau kesini,"

"Yang bener mi? Baru tadi loh Kaira masuk sekolah, yakali harus libur," ucap Kaira.

"Gapapa ya kak, sekali aja bantu umi. Tenang aja, abi udah minta izin ke sekolah kalau kamu besok gak bisa masuk sekolah," ucap Anita. Karena Kaira merasa kasihan dengan namanya, jadi ia hanya mengangguk pelan.

Anita tersenyum lebar dan memeluk Kaira. "Makasih anak umi yang paling cantik dan baik hati,"

"Iya umi sama-sama. Kalau boleh tau, temen abi yang mana? Perasaan kita baru-baru ini pindah ke Jakarta, kok abi udah punya temen aja,"

"Kenapa? Kan bagus dong kalau abi ada temen disini. Lagian, besok yang mau datang, temen kerja abi. Dia adalah orang penyalur dana terbesar dalam perusahaan abi," ucap Anita.

"Besok kamu juga harus berpakaian yang rapi, katanya dia juga mau ketemu sama kamu," lanjut Anita.

"Buat apa ketemu sama Kaira mi, kan mereka ada keperluan sama abi bukan sama Kaira," kata Kaira sambil menatap Anita.

"Ya umi gak tau, umi cuman disuruh abi buat ngasih tau ini ke kamu." Kaira memanyunkan bibirnya dan memutar mata nya malas. "Umi kebawah dulu ya, tidur jangan begadang." Kaira hanya mengangguk kecil dan memberikan senyuman kepada Anita.




Haii apa kabar?
Maaf lama up, makasih buat yang voment.
Maaf kalau banyak yang typo.

Sampai jumpa di part selanjutnya 🦄

Draka-EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang