32.Membuat keributan

101 4 0
                                    

Happy Reading 🦄
Jangan lupa vote dan komen
Tandai kalau typo.
.
.
.
.
.
.
.
Kairam membuka matanya dan menatap jam dinding. Ternyata jam sudah menunjukkan pukul lima pagi. Dan mereka berdua belum melaksanakan solat subuh.

"Andra, bangun. Kita solat subuh dulu." Kaira membangunkan Andra yang masih memeluknya. Sungguh ini pagi yang indah pagi Kaira. Bangun tidur langsung melihat ketampanan suami nya dan dia juga tidur dalam pelukan Andra.

"Andra bangun." Andra langsung membuka matanya perlahan dan matanya langsung bertemu dengan mata indah milik istrinya.

Cup

Andra mencium pipi Kaira dan langsung tersenyum. "Pagi sayang." Suara Andra ketika baru bangun tidur, sungguh candu bagi Kaira.

"Pagi. Andra, cepet bangun. Udah jam lima, kita belum solat subuh." Andra langsung melihat kearah jam dan langsung berdiri bersiap untuk solat subuh.

"Kaira, kamu juga cepat siap-siap. Jangan lupa, mandi besar." Setelah mengatakan itu, Andra langsung keluar kamar. Kaira hanya tersenyum malu mengingat kejadian tadi malam.

Kaira tidak mau menghabiskan waktunya hanya untuk senyum-senyum sendiri seperti orang gila. Kaira langsung beranjak untuk mandi. Kaira mandi di kamar mandi yang ada dikamar mereka. Sedangkan Andra, dia mandi di kamar mandi kamar sebelah.

Setelah melaksanakan solat subuh tanpa berjama'ah. Andra dan Kaira memutuskan untuk membersihkan halaman belakang mereka. "Kaira, kita cuman nyapu sama cabutin rumput nya aja ya. Soalnya nanti aku mau ajak kamu ke rumah umi sama abi." Kaira langsung membuka matanya selebar dunia dan tersenyum selebar lautan kepada Andra.

"Andra, bener? Beneran kita mau ke rumah aku?" Kaira harus memastikan lebih jelas lagi, ia takut Andra hanya bercanda.

"Iya Kaira sayang. Aku mau belajar sama abi. Kamu pasti juga kangen kan sama abi dan umi?" Kaira mengangguk antusian dan tidak lupa dengan senyum manisnya.

Kaira dan Andra segera turun ke bawah agar pekerjaan mereka cepat selesai. Kaira melakukan tugasnya dengan cepat. Ia tidak mau membuang-buang waktu. Karena hari ini, hari yang special bagi dia.

"Kaira. Sini duduk dulu." Kaira langsung berdiri dan segera duduk di bangku yang ada didekat Andra. Andra menyodorkan satu gelas air dan langsung di teguk sampai habis oleh Kaira.

"Makasih Andra. Ini baru Andra aku, kemarin itu bukan." Andra mengangkat satu alisnya, ia heran apa maksud ucapan Kaira.

"Andra nya aku itu. Orang nya penyayang dan lemah lembut. Kalau yang kemarin kayak bukan Andra. Andra yang kemarin itu, serem, nakutin, cuek. Kasar juga. Sifat kamu kemarin kayak kamu kalau lagi berhadapan sama musuh kamu."

"Hmm, maafin sifat aku kemarin ya. Kemarin aku benar-benar bingung sama diri aku. Aku juga ngerasa cemas."

"Aku boleh tau kenapa? Kalau kamu ada masalah, jangan sungkan buat cerita sama aku, Andra."

"Aku cuman khawatir sama kamu. Aku juga bingung harus bersikap kayak gimana sama Tasya." Kaira menghela napasnya panjang. Kaira tau bagaimana perasaan suaminya.

"Andra, kamu nggak perlu bingung. Jangan terlalu khawatir sama aku. Aku aman, karena ada kamu di sisi aku. Kamu juga nggak perlu bingung harus bersikap kayak gimana sama Tasya. Bersikaplah seperti sahabat yang wajar. Jangan pernah lupain sahabat kamu, karena pasti dia yang selalu ada buat kamu sebelum aku. Kamu jangan terlalu cuek sama Tasya, kasian dia."

"Iya, aku bakal coba. Yaudah yuk siap-siap. Udah kangen kan sama umi dan abi?" Kaira mengangguk antusias. Mereka berdua langsung masuk untuk segera bersiap.

***
Genta dan Faris sekarang berada di kompleks daerah Andra dan Kaira tinggal. Entah apa yang akan dilakukan oleh dua beban dunia itu.

"Sekarang rencana lo apa lagi sih gen?" Faris sungguh merasa kesal dengan Genta. Ia tidak tau maksud Genta kenapa mengajaknya kesini. Faris hanya ikut saat Genta mengajaknya tadi.

"Tunggu aja lah. Nanti Andra sama Kaira pasti keluar. Kalau mereka keluar, lo langsung berhenti di hadapan mereka. Kesan nya lo kayak bertamu gitu." Faris semakin tidak mengerti, buat apa juga ia harus bertamu ke rumah musuhnya.

"Lo gak ngerti juga?" Faris menggeleng. Genta tersenyum pasrah melihat muka Faris yang seperti orang tidak punya dosa. Padahal dosanya lebih besar daripada dirinya.

"Waktu lo ngobrol sama Kaira kemarin. Disitu juga ada Andra. Lo pasti gak liat Andra kan? Yaiyalah lo kan buta." Faris hanya bisa mengelus dada, kalau bukan karena kerjasama. Pasti dia akan menghajar Genta sampai babak belur.

"Terus dia juga liat waktu lo narik tangan Kaira. Dari sorot matanya aja, dia kayak emosi banget. Pasti dia cemburu. Buat ngebakar api cemburu itu lagi, lo nanti temui Kaira. Lo bicara apa aja udah. Gue serahin ke lo."

"Ngerti sekarang? Ngerti dong, masa nggak ngerti." Tangan Genta sudah siap untuk mengantarkan Faris ke rumah sakit.

"Iya gue ngerti. Masalah nya kapan, mereka keluar. Udah hampir lima belas menit kita nunggu didepan gerbang orang."

"Nah tuh liat, mereka udah keluar. Buruan turun." Faris langsung turun dari motornya, sedangkan Genta langsung mendorong Faris.

"Assalamu'alaikum kak Andra." Andra langsung membalikkan badan dan menatap tidak suka ke arah Faris.

"Wa'alaikumussalam. Ngapain lo kesini?" tanya Andra to the point. Ia malas bertele-tele kepada orang yang modelan nya seperti Faris.

"Mau silaturahmi aja. Masa adek saudara nggak boleh silaturahmi ke rumah kakaknya. Ouh ya, kakak ipar mana ndra?"

"Buat apa kamu nanyain Kaira. Lebih baik lo pergi. Gue gada waktu buat nerima tamu kayak lo," ucap Andra ketus.

"Andra, aku udah siap." Kaira langsung merubah ekspresi nya. Pertama wajah cerah dan senyum manis yang Kaira tunjukkan, dan langsung berubah menjadi ekspresi guru BK yang sedang menyidang muridnya.

"Eh kakak ipar, kok udah rapih gini. Mau kemana?" tanya Faris dengan senyum jenaka.

"Bukan urusan kamu. Ngapain juga kamu di sini," ucap Kaira jutek.

"Gada sih, cuman mampir. Ouh ya, handphone yang kemarin. Udah aku titipin sama Tasya. Aku nggak nyangka bisa ketemu sama kamu. Kemarin pertemuan yang...." Belum sempat Faris menyelesaikan ucapannya, Andra langsung memberikan pukulan untuk laki-laki itu.

"Kalau lo cuman mau buat keributan kesini, mendingan lo pergi sekarang. Gue muak liat muka penuh dosa lo itu." Andra menatap Faris dengan tatapan penuh ke musuhan.

"Faris kamu ingat ya. Kemarin kita cuman nggak sengaja ketemu. Jadi kamu jangan berlebihan. Mending kamu pergi." Kaira semakin dibuat kesal dengan mantan temannya itu.

Faris memegang sudut bibir nya yang luka karena pukulan dari Andra tadi. Faris ingin memegang tangan Kaira, tapi Andra langsung menepis kasar tangan Faris.

"Jaga batasan. Lo keterlaluan, gue juga bisa lebih keterlaluan sama lo. Sekarang lo pergi sendiri, atau perlu gue seret," ucap Andra dengan tatapan tajam.

"Gue tadi cuman mau salaman aja kok, gak lebih." Faris tersenyum tipis dan langsung keluar dari pekarangan rumah bercat putih dengan pintu berwarna cokelat.

"Andra, kemarin aku sama Faris benar-benar gak sengaja ketemu. Aku kemarin cuman nunggu Tasya yang lagi belanja. Tapi Faris tiba-tiba datang terus ganggu aku. Sumpah aku nggak boong." Andra terkekeh mendengar penjelasan Kaira, wajah istrinya tampak sangat panik.

"Iya sayang, udah nggak usah panik gitu. Aku percaya sama kamu." Andra mendekap Kaira dan mencium kepala Kaira yang berbalut hijab berwarna abu-abu.







Hai apa kabar?
Ada yang nungguin cerita ini?
Semoga suka sma part ini.

Makasih buat yang udah vote&komen.
Maaf kalau banyak yng typo.

Next gak nih?

Sampai jumpa di part selanjutnya 🦄

Draka-EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang