28.Melepas rindu

117 5 0
                                    

Happy Reading 🦄
Jangan lupa vote dan komen
Tandai kalau typo
.
.
.
.
.
.
.
Setelah melewati dua mata pelajaran hanya untuk berbincang berdua di kantin bersama Andra. Setelah jam istirahat berbunyi dan setelah mengikuti tiga mata pelajaran. Akhirnya mereka berdua bisa pulang ke rumah dan mengistirahatkan tubuh mereka.

"Andra, mandi dulu. Terus solat, jangan tidur dulu." Kaira menarik tangan Andra supaya suaminya itu bersiap untuk melaksanakan solat ashar.

"Kamu belum suci?" tanya Andra sambil mendudukkan tubuh nya.

"Belum, mungkin besok atau lusa. Sana kamu cepetan mandi, terus solat. Abis solat makan, aku ke bawah dulu. Mau bantu bi Miftah." Kaira langsung meninggalkan Andra dan turun ke bawah menggunakan rok panjang berwarna hitam, baju berwarna cokelat dan hijab berwarna hitam.

"Lagi masak apa bi?" tanya Kaira sambil membuka kulkas.

"Mau masak ayam kecap non. Nona sama tuan Andra suka kan?" tanya bi Miftah sambil mengaduk-aduk masakan nya.

"Suka bi, boleh saya bantu?" tanya Kaira.

"Nggak usah non, biar bibi aja. Non istirahat saja, pasti capek kan pulang sekolah."

"Gapapa bi, biar saya bantu aja. Ini juga kewajiban saya juga untuk melayani suami saya. Walaupun sudah ada bibi yang ngebantu, saya juga nggak boleh ninggalin kewajiban saya," ucap Kaira sambil memotong tempe sebagai penambah lauk pauk.

"Tapi ingat juga ya non, kewajiban nona bukan cuman ini aja. Kalau kewajiban yang satu sudah dijalankan, jangan lupa kewajiban yang lain juga." Kaira menghadap bi Miftah dan mengernyitkan alisnya. "Maaf bi, maksud bibi?"

"Gapapa non, bibi cuman ingin menasehati. Bibi nasehatin non, karena udah anggap non itu kayak anak bibi sendiri." Kaira tersenyum lebar. Tapi aslinya, ia merasa bingung dan merasa resah. Kewajiban lain? Kata-kata itu sungguh membuat Kaira dilema. Kaira tau, dia belum menjalani kewajiban nya sebagai istri Andra.

Tok tok tok

Bi Miftah hendak pergi keluar untuk membukakan pintu, tapi Kaira mencegahnya dan mengatakan kalau dia yang akan membukakan pintu. Kaira langsung membuka pintu dan didepan pintu sudah ada wanita dengan pakaian tertutup tapi sedikit ketat. Kaira mengernyitkan alisnya dan menatap penuh penasaran kepada wanita itu.

"Ada kepentingan sama siapa mbak?" tanya Kaira sopan dan sedikit maju agar lebih dekat dengan perempuan itu.

"Andra nya ada mbak? Saya mau ketemu sama dia," jawab seseorang itu.

"Kalau boleh tahu, ada kepentingan apa ya mbak?" Perempuan itu mengulurkan tangannya dan diraih oleh Lidia dengan ragu-ragu.

"Tasya." Bagaikan mendapatkan undian, Kaira merasa bingung dan terkejut secara bersamaan. Kaira bingung ia harus bersikap bagimana terhadap perempuan yang ada di depan nya ini.

"K-kaira." Kaira melepas jabatannya dan menyuruh Tasya untuk masuk. Tanpa basa-basi, Tasya langsung masuk dan langsung menuju ke ruang tamu. Kaira hanya diam melihat gerak gerik Tasya.

Andra menuruni tangga dengan menggunakan baju kaos berwarna hitam, dan training berwarna abu-abu. Dan mata dan tangan yang fokus pada handphone. Dari tatapan Tasya, Kaira tahu. Kalau perempuan itu sangat merindukan Andra.

Tasya berlari dan memeluk Andra yang baru saja menuruni anak tangga terakhir. Andra langsung melotot kan matanya dan menatap Kaira. Kaira hanya tersenyum dan mengangguk kecil. Gerak dan ekspresi Kaira, seakan menyuruh Andra untuk diam agar Tasya bisa melepas rindunya kepada kawan lama nya.

Draka-EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang