30.Apartement Tasya

91 4 0
                                    

Happy Reading🦄
Jangan lupa vote dan komen
Tandai kalau typo
.
.
.
.
.
.
Untuk pertama kalinya Abian bolos, ia memilih menemani Tasya daripada harus menunggu disekolah yang nanti hanya ada pengumuman. Mereka berdua sekarang ada di taman yang tidak jauh dari sekolah.

"Abi, seharusnya kamu tadi balik lagi kedalam. Aku nggak papa kok, kamu nggak perlu nemenin aku." Tasya tidak enak hati kepada Abian.

"Gapapa, disekolah juga gada kegiatan. Nanti cuman ada pengumuman buat libur karena kelas dua belas mau ujian." Tasya hanya mengangguk dan meminum air yang tadi dibelikan oleh Abian.

"Abi, aku mau nanya boleh?" Abian hanya mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari bunga-bunga yang tampak indah itu.

"Memang nya mereka berdua udah cukup umur?" Abian mengalihkan pandangannya untuk menatap Tasya.

"Maksud kamu Andra sama Kaira?" Tasya mengangguk sebagai jawaban.

"Setau aku iya. Andra yang umurnya udah dua puluh tahun, dan Kaira yang umurnya udah sembilan belas tahun. Mereka berdua sama-sama telat masuk sekolah, jadi umurnya nggak sama kayak temen-temen yang lain. Kita yang umurnya masih tujuh belas tahun, dan mereka lebih tua satu atau dua tahun sama kita." Tasya hanya mengangguk paham.

"Aku kira cuman Andra yang telat masuk sekolah. Ternyata Kaira juga ya. Syukurlah kalau mereka sama-sama udah cukup umur," ucap Tasya lega.

"Mereka berdua juga serasi ya. Andra yang bandel bisa dapat istri solehah kayak Kaira. Pasti rumah tangga mereka bahagia." Abian dapat melihat kesedihan dari sorot mata Tasya. Abian tidak tega melihat sahabat nya seperti ini. Sahabat nya menikah, dia tidak tahu, dan sekarang. Dia harus melupakan perasaan nya kepada orang yang ia suka.

"Tasya, aku yakin kamu itu kuat." Tasya hanya tersenyum dan memeluk Abian. Abian tidak menolak, ia juga memeluk Tasya dengan erat.

"Kalau gitu, aku anter kamu pulang ya?" Tasya melepas pelukan nya dan mengangguk dengan semangat.

***
Setelah kejadian tadi disekolah, sifat Andra sedikit berubah. Kaira tidak tahu apa yang terjadi kepada suaminya itu. Kaira segera mengganti seragamnya dengan baju panjang biasa. Kaira juga sudah menyiapkan kaos untuk Andra supaya segera mengganti bajunya.

"Andra, ganti baju dulu. Aku udah nyiapin bajunya." Andra hanya tersenyum tipis dan segera mengganti bajunya.

"Andra, nanti solat zuhur bareng ya. Aku mau kamu jadi imam nya, tadi pagi aku udah suci." Karena tadi cuman ada pengumuman, jadi mereka pulang pagi.

"Kayaknya nggak bisa ra, soalnya nanti aku mau solat berjamaah di masjid." Kaira hanya bisa mengangguk dan tersenyum kecil. Benar, ada yang tidak beres dengan Andra.

"Andra, kamu kenapa? Ada masalah?"

"Nggak, gada apa-apa. Aku cuman capek aja. Aku tidur dulu, nanti kalau udah waktu nya solat zuhur. Tolong bangunin." Andra langsung membaringkan tubuh nya dan Kaira langsung keluar dari dalam kamar.

Kaira memilih bersantai di taman belakang ditemani dengan teh dan Al-Quran yang sudah hampir satu minggu tidak ia baca. Kaira mulai membaca Al-Quran. Bi Miftah yang berada di dapur, diam-diam mengintip Kaira.

Suara merdu wanita itu, mampu membuat semua orang mengalihkan perkerjaan nya. Suara Kaira yang lembut nan merdu membuat semua orang tidak ingin berhenti mendengar nya.

Terpaksa Bi Miftah kembali mengerjakan pekerjaannya, karena jika ia tinggalkan terlalu lama. Bisa-biaa pasangan muda itu tidak makan siang.

Kaira menghentikan aktifitas nya, terget nya yang ingin menyelesaikan lima lembar tidak terjadi. Pikirannya tidak fokus, ia memikirkan Andra dan Tasya. Ia bingung kenapa sifat Andra berubah dan dia juga merasa tidak enak kepada Tasya. Kaira menutup Al-Quran nya, tidak apa-apa tidak sampai target, bisa menyelesaikan setengahnya saja sudah cukup.

Draka-EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang