11.Permintaan Kaira

154 16 0
                                    

Happy Reading 🦄
Jangan lupa vote dan komen
Tandai kalau typo.
.
.
.
.
.
.
Sesudah membersihkan wajahnya, Kaira kembali untuk menemui orang tuanya. Kaira duduk dan didepan nya sudah ada makanan. "Makan dulu kak, habis ini kamu sama Andra pergi ke butik. Buat nyari baju buat kalian," ucap Anita.

"Cuman berdua mi? Gada yang nemenin gitu?" bisik Kaira tapi masih bisa didengar oleh Fanya. Karena, Kaira duduk diantara Fanya dan Anita.

"Kalian nggak cuman berdua kok, nanti mama temenin kalian," ucap Fanya sambil tersenyum. Kaira yang mendengar itu, hanya mengangguk kecil dan memakan makanan nya.

Sekitar sepuluh menit, mereka semua sudah menghabiskan makanan mereka dan bersiap untuk pulang. "Kaira, maafin abi sama umi karena nggak bisa nemenin kamu. Kami berdua harus mengurus persiapan yang lainnya," ucap Fadil dan di angguki oleh Kaira. Anita mencium kening putri nya dan pergi terlebih dahulu.

"Kaira, kamu satu mobil ya sama Andra. Tante nggak bisa kalau harus satu mobil sama kalian, soalnya tante ke sana bareng sama om Andi." Karena merasa tidak enak kalau Kaira menolaknya, jadi ia hanya tersenyum sambil mengangguk.

Fanya dan Andi keluar terlebih dahulu dari cafe dan hanya tersisa Andra bersama Kaira. "Kamu bisu? Mulai tadi kamu nggak bicara sama sekali," ucap Kaira melihat tingkah Andra. Andra tidak menjawab, ia memilih keluar terlebih dahulu.

"Ternyata sifat nyebelin laki- laki itu belum berubah," ucap Kaira sambil menggelengkan kepala nya. Kaira menyusul Andra dan segera masuk kedalam mobil laki- laki itu.

Di perjalanan hanya ada keheningan. Andra yang fokus menyetir dan Kaira yang fokus membaca Al-Quran lewat handphonenya. Keheningan itu tidak berlangsung lama, Andra menyuruh Kaira berpegangan, saat ada lima motor besar yang mengejar mobil mereka.

Andra menambah kecepatan mobilnya, Andra tahu siapa mereka. Andra dapat mengenali mereka berlima dari jaket yang bergambar Elang yang mereka gunakan.

Andra mengambil handphone nya dan menelpon Abian. "Genta dan teman-temannya mengejarnya ku. Kamu dan yang lain urus mereka." Setelah mengatakan itu, Andra mematikan sambungan telepon itu dan menambah kecepatan mobilnya. Andra bukannya takut untuk melawan Genta dan teman-temannya. Tapi, Andra lebih memikirkan Kaira. Andra tidak mau membuat Kaira celaka jika ia melawan Genta dan gengnya itu.

Genta dan teman-temannya masih saja mengejar mobil Andra. Tapi tidak lama, anggota Griffinzer datang dengan jaket kebanggaan mereka. Gambar singa berkepala elang, yang berada dalam suatu lingkaran emas dan mahkota di tengah nya. Dan, sayap emas di kiri kanan lingkaran itu.

Abian mendekat ke mobil Andra dan mengisyaratkan kalau mereka bisa mengurus semuanya. Kaira hanya bisa memejamkan matanya dan membaca doa. Kaira pikir, mobil Andra itu tidak mempunyai rem.

Setelah merasa aman, Andra mengurai kecepatan mobilnya dan berhenti. "Kamu gapapa kan?"tanya Andra ketika melihat Kaira memejamkan matanya.

"Apakah itu suara malaikat yang sedang menanyai ku di alam kubur?" ucap Kaira asal.

"Ck, kita masih selamat. Buka mata kamu sekarang," ucap Andra dengan sabar.

Kaira membuka perlahan matanya dan melihat ke sekitar. Kaira menghembuskan nafasnya kasar dan membenarkan hijab putihnya. "Alhamdulillah, aku selamat."

Andra hanya memutar matanya malas dan keluar terlebih dahulu dari mobil. Andra berjalan untuk membuka kan pintu mobil untuk Kaira. "Cepetan masuk, papa dan mama ku sudah menunggu kita," titah Andra dan meninggalkan Kaira.

"Ada apa dengan dia? Kenapa sikap nya berubah menjadi dingin?" gumam Kaira dan segera keluar dari mobil.

Kaira langsung disambut senyuman manis oleh Fanya. "Kaira, tante sudah memilih beberapa baju buat pernikahan kamu nanti. Kamu nanti pilih ya, baju mana yang kamu suka,"

"Iya tante, makasih udah bantu aku buat milih," ucap Kaira.

Pelayan butik langsung membawakan tiga pilihan baju yang dipilih Fanya tadi. Semua baju itu, terlihat cantik dan elegan. "Tante, kayaknya Kaira nggak bisa milih. Kalau b-boleh, Kaira minta bantuan tante buat milih," ucap Kaira dengan tidak enak hati.

"Hmm, gimana kalau kita minta pendapat Andra. Nanti dia kan yang akan menjadi suami kamu. Jadi, lebih baik kita minta pendapat dia." Andra langsung berjalan ke arah pelayan itu dan asal memilih diantara tiga baju itu.

"Gimana Kaira, apa kamu suka dengan pilihan Andra?" Kaira hanya mengangguk.

"Mba, tolong bungkusin yang itu ya. Kalau bisa, tolong pilihkan jas yang cocok untuk baju itu," ucap Fanya dan di angguki oleh pelayan itu.

"Tante, Kaira izin buat ngomong sebentar sama Andra. Boleh?"

"Boleh sayang, tapi jangan jauh-jauh ya. Tante sama om Andi tunggu kalian di sini."

Kaira melirik Andra dan mengajak laki-laki itu untuk mengobrol diluar. Andra hanya menurut dan membuntuti Kaira dari belakang. Kaira duduk di kursi yang berada di samping butik dan Andra yang berdiri di depan Kaira. "Duduk," ucap Kaira. Andra duduk di sebelah Kaira dengan jarak yang lumayan jauh.

"Andra, kalau kamu emang nggak mau pernikahan ini terjadi. Bilang sekarang sama kedua orang tuaku dan kedua orang tuamu,"

"Apa maksud kamu bicara seperti itu?"

"Kamu nggak mau kan menikah dengan aku? Aku juga sama Ndra, aku juga nggak mau nikah sama kamu."

"Kapan aku pernah bicara kalau aku nggak mau nikah sama kamu? Mulai kemarin yang bicara seperti itu, kamu. Bukan aku," ucap Andra tegas.

"Iya kamu memang nggak pernah bicara seperti itu. Tapi, sifat kamu seakan-akan menunjukkan kalau kamu juga menolak pernikahan ini," ucap Kaira.

"Mulai dari cafe tadi, sampai di butik. Sifat kamu itu beda Ndra. Aku bersyukur kalau kamu nggak mau menikah sama aku," lanjut Kaira.

Brakk

Andra memukul meja yang ada di depan nya dan menatap Kaira. "Udah ngomong nya? Udah berasumsi nya? Asalkan kamu tau, aku diem karena aku menghargai kamu. Aku menghargai permintaan kamu waktu disekolah. Aku pikir, kalau aku nuruti kemauan kamu, kamu bakal bisa nerima aku ra," ucap Andra.

Kaira hanya menunduk dan menahan air matanya yang sudah hampir turun. "Aku mencoba ra, aku mencoba nurutin kemauan kamu. Walaupun aku nggak bisa nurutin itu, tapi aku berusaha buat nurutin kemauan kamu. Untuk nggak bicara sama kamu. "

Kaira tidak bisa menahan air matanya lagi. "Maaf, maaf udah bicara kayak tadi ke kamu," ucap Kaira.

Andra mengeluarkan sapu tangan dari saku nya dan memberikannya kepada Kaira. "Hapus air mata kamu," ucap Andra sambil memberikan sapu tangan itu kepada Kaira. Tapi, Kaira tidak segera mengambilnya.

"Ambil atau aku yang menghapus air mata kamu." Andra hendak berdiri untuk menghapus air mata Kaira, tapi Kaira terlebih dahulu mengambil sapu tangan itu.

Andra beranjak dari duduknya dan hendak masuk kedalam. Tapi langkah nya terhenti atas ucapan Kaira. "Aku akan mencoba untuk bisa menerima perjodohan ini. Andra,"

Tidak bisa dipungkiri betapa bahagianya Andra ketika Kaira mengatakan itu. Tapi, Andra mencoba untuk tetap terlihat biasa saja di depan Kaira.

Andra hanya mengangguk untuk menanggapi ucapan Kaira tadi.



Hai apa kabar?
Gimana sama part ini?
Suka gak?
Makasih buat yang udah mampir dan makasih juga buat yang udah vote komen

Sampai jumpa di part selanjutnya 🦄

Draka-EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang