13.Hari itu tiba

181 14 0
                                    

Happy Reading 🦄
Jangan lupa vote dan komen
Tandai kalau typo
.
.
.
.
.
.
Akhirnya hari itu tiba, hari yang tidak pernah terpikirkan oleh Kaira. Hari yang tidak pernah ia impikan dimasa remajanya. Kaira pikir, ia akan merasakan hari pernikahan atas dasar kemauan dia sendiri. Tapi, itu tidak lah terjadi. Ia harus merasakan pernikahan karena sebuah perjodohan.

Kaira menggunakan kebaya berwarna biru muda, dengan lengan panjang. Kebaya berbahan brokat higt quality, full payet mewah. Dan slayer bahu berwarna biru yang bisa dilepas pasang. Kebaya itu tampak lebih indah dan mewah ketika dipakai oleh Kaira.

Kaira melihat dirinya di pantulan cermin dan tersenyum tipis melihat dirinya menggunakan kebaya. "Mungkin ini memang pilihan yang terbaik buat aku. Aku harus ikhlas dan bisa menerima Andra nanti," gumam Kaira.

"Kalau kamu bisa, kenapa tidak dengan Andra?" Kaira terus saja terngiang-ngiang dengan ucapan Abian tempo lalu itu.

Kaira menggeleng kuat dan sedikit membenarkan bajunya. Kaira menolehkan kepala nya ke arah pintu saat ada orang yang membukanya. Ternyata Anita. Anita mendekat kearah putri nya dan sedikit memutar tubuh Kaira.

"Ya Allah, MasyaAllah cantik banget putri umi. Ini beneran Kaira kan?" Kaira hanya mengangguk lemah sebagai jawaban.

Anita menatap Kaira dengan lekat ketika air mata Kaira sudah membendung. "Ada apa kak? Kakak belum bisa menerima semua ini ya?"

"Umi, kalau ditanya udah apa belum. Kaira udah bisa sedikit ikhlas dan nerimanya. Tapi, Kaira juga belum siap kalau harus nikah muda,"ucap Kaira sambil menahan air matanya.

"Ayo kak duduk dulu, umi mau ngobrol bentar sama kamu," ucap Anita.

"Dulu, umi sama abi juga nikah muda. Waktu umi sama abi masih kelas 3 SMA. Abi sama umi nikah karena perjodohan dari kakek kamu. Dulu, kakek kamu nggak sengaja liat umi sama abi ngobrol berdua. Terus ngobrol nya itu dekat banget. Karena ayah abi kamu atau kakek kamu, sangat paham agama. Jadi, untuk menghindari fitnah atau apa itu, kakek kamu menjodohkan kita," ucap Anita.

"Umi juga sebenarnya nggak mau. Tapi umi juga mendapat paksaan dari ayah umi. Jadi umi mencoba untuk menerimanya. Soal perasaan, dulu umi juga gada rasa sama abi kamu. Tapi, seiringnya waktu umi bisa nyaman dan cinta sama abi kamu," lanjut Anita.

"Udah ya kak. Tahan air mata kakak untuk hari ini, ini hari bahagia. Jadi, nggak ada air mata," ucap Anita dan di angguki oleh Kaira.

"Ayo kita turun, yang lain udah nungguin di bawah. Apalagi Andra, kayaknya dia nggak sabar mau lihat calon istrinya," goda Anita kepada Kaira.

"Tapi umi, Kaira takut. Di bawah pasti banyak banget orang,"

"Nggak ada kak, kan yang diundang cuman kerabat dekat sama teman dekat kalian. Jadi, nggak terlalu banyak orang," jelas Anita. Akhirnya Kaira mau untuk turun ke bawah untuk menemui orang-orang.

Satu persatu Kaira menuruni anak tangga di rumah nya dengan tatapan menunduk. Semua orang langsung tertuju ke arah Kaira dan Anita. Anita membawa Kaira kearah penghulu dan menyuruh Kaira untuk duduk di dekat Andra.

"Ya ampun bos, calon bini lu cakep banget dah," ucap Faisal dengan nada sedikit berteriak.

"Kaira, kok lu mau sih sama orang modelan Andra. Andra sama gue masih cakepan gue, jadi lo sama gue aja," ucap Bani bermaksud menggoda Andra.

Gita dan Abian yang berada di samping teman-temannya langsung melotot kan mata nya. "Lo bisa diem kagak? Malu diliatin orang-orang," ucap Gita sambil melotot kan matanya.

"Apakah akad nya sudah bisa dimulai?" tanya pak penghulu dan di angguk oleh Fadil.

"Saudara Andra, jabat tangan Pak Fadil dan tiru ucapan beliau nanti," titah Pak penghulu.

Fadil mengulurkan tangannya dan langsung dijabat oleh Andra."Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau saudara/ananda DIANDRA MAHARDIKA binti ANDI MAHARDIKA. Dengan anak saya yang bernama GADIS MAKAIRA INDICA dengan mas kawin berupa seperangkat alat solat, satu rumah, dan uang tunai sebesar lima ratus juta rupiah, dibayar tunai."

"Saya terima nikahnya dan kawinnya...GADIS MAKAIRA INDICA binti ... FADIL PRASETYA dengan maskawin tersebut, tunai," ucap Andra dengan tegas dan lancar.

"Bagaimana para saksi sah?"

"SAH!" jawab semuanya dengan kompak dan semangat. Penghulu langsung membacakan doa dan diaminkan oleh semua orang.

"Kaira, sebagai istri yang baik. Lo harus bersalaman sama Andra, cium tangannya sekarang ra," teriak Danis dari belakang.

Kaira mendongak kan pandang nya dan mata nya langsung bertemu dengan mata hitam milik Andra. Andra tidak bisa berkata apa-apa lagi saat dia melihat wajah Kaira. Untuk mengucapkan satu kata pun rasanya dia sudah tidak sanggup.

Kaira mengulurkan tangan nya dengan gemeteran kepada Andra."Woy bos, cepat terima uluran tangannya Kaira. Kasian tuh tangannya udah tremor gitu,"teriak Alvaro.

Andra langsung menerima uluran tangan itu dengan tangan dingin. Dan, Kaira langsung mencium tangan Andra. Entah dapat dorongan dari mana, Andra langsung mengecup kening Kaira. Kaira yang masih saja mencium tangan Andra langsung melotot kan matanya dan melepas salaman tersebut.

"M-maaf, aku nggak sengaja," ucap Andra dengan grogi.

"Gapapa kali ndra, kan kalian berdua juga udah sah," ucap Fadil ketika melihat ekspresi grogi Andra.

Anita dan Fanya langsung menyuruh kedua pasangan itu untuk menuju keatas pelaminan. Andra yang menggunakan tuxedo berwarna hitam, dan Kaira yang menggunakan kebaya biru tampak serasi ketika mereka berdua berada di pelaminan.

"Kaira, apa kamu baik-baik saja?" tanya Andra memastikan.

"I-iya aku baik-baik saja. Aku cuman merasa sedikit gugup," jawab Kaira.

Andra memegang tangan Kaira dan menggenggamnya."Apa kamu sudah bisa menerima pernikahan ini? Apa kamu masih tidak mau jika harus menikah dengan aku?"

Kaira menatap Andra dan tersenyum tipis. "Aku akan mencoba untuk menerima semua ini Andra. Maafkan aku, jika nanti aku belum bisa menjadi istri yang baik buat kamu. Maafkan aku juga, jika nanti sikap aku tidak sesuai dengan keinginan mu," ucap Kaira tanpa mengalihkan pandangannya.

"Aduhh, mentang-mentang udah sah. Kancane yo dipikir mazshee," ucap Bani.

"Kenapa, lo iri? Mangkanya cepat cari pasangan," ucap Danis.

"Astaghfirullah Danis, apakah engkau tidak pernah mendengarkan ceramah? Apakah kau belum mendengar ayat suci Al-Quran?"

"Danis yang manis, sesungguhnya janganlah engkau mendekati zina. Nah, pacaran itu juga termasuk zina. Dan zina itu perbuatan yang keji. Dosa lo udah numpuk, mau lo numpuk dosa lagi?" ucap Bani dengan nada tidak santai.

"Bukan begitu bu bos Kaira?" tanya Bani dengan menaik turunkan alisnya. Kaira hanya mengangguk sambil terkekeh.

"Aduh mak, bisa pingsan di sini gue. Kalian lihat tadi kan? Gue diberi senyuman sama bu bos. Mana senyumannya manis banget lagi," ucap Bani sambil memegang dadanya.

"Dan, itu temen lo?" tanya Faisal.

"Bukan, ogah gue punya temen kayak dia." Bani langsung memukul bahu Danis dan memberikan tatapan mengejek kepada Danis. Danis yang tidak terima, langsung membalas pukulan itu.

Semua orang tertawa melihat tingkah Banu dan Danis yang berada di atas pelaminan. Semua orang tidak masalah jika mereka berdua bercanda di sana, hitung-hitung mereka sebagai hiburan.

Kaira juga tertawa melihat tingkah teman-temannya itu, dan semua itu tidak luput dari penglihatan Andra. Andra juga tersenyum melihat Kaira yang bisa tertawa lepas seperti itu.

"Senyum dan tawamu memang candu. Tapi, aku juga tidak suka jika kamu memperlihatkan nya didepan banyak orang,"

"Biar aku saja yang menikmati senyum dan tawamu itu."

Kaira langsung memalingkan wajahnya saat mendengarkan bisikan Andra tadi. Pasti pipi Kaira sudah memerah saat ini.


Draka-EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang