26.Nomor tidak dikenal

90 6 0
                                    

Happy Reading🦄
Jangan lupa vote dan komen
Tandai kalau typo.
.
.
.
.
.
.
.
Kaira mengobati Andra dengan begitu telaten. Andra pikir sebaiknya dia terluka setiap hari, supaya bisa dekat dengan istrinya. Kaira meniup dan memberikannya obat merah ke sudut bibir Andra yang terkena pukulan dari Faris tadi.

Sedangkan semua anggota Griffinzer yang ada di basecamp hanya menatap melas ke arah pasangan itu. "Gini amat nasib nggak punya ayang." Bani menggigit jari telunjuk nya sambil menyender kepada Danis. Danis langsung mendorong kepala Bani sampai terbentur ke pegangan kursi yang mereka duduki.

"Anjirr, KDRT lo Dan. Gue bisa laporin lo," ucap Bani sambil memegang bahunya yang sedikit sakit.

"KDRT pala lo, ogah gue berumah tangga sama lo. Lagian kalau butuh senderan itu jangan ke gue. Badan gue hanya boleh di senderin ayang gue." Alvaro dan Bani kompak mendorong Danis sampai laki-laki itu tersungkur ke bawah.

"Gaya lo ayang-ayang. Ayam kali," ejek Alvaro. Danis memutar matanya malas dan memperhatikan Abian yang tampak sibuk dengan handphone nya. Abian mengisyaratkan lewat mata kepada teman-teman nya agar melihat Abian juga.

"Fokus banget lo bi, lagi ngapain sih?" tanya Bani sambil mendekat kepada Abian.

Abian menggeser tubuhnya dan menatap ke arah Bani. "Jadi orang jangan suka kepo, Bani."

"Ceilah, pasti lo lagi chating sama Gita kan. Hahahha, dasar prenjon." Abian memutar matanya malas dan menaruh handphone nya.

"Andra, kalau aku perhatikan tadi. Sepertinya kamu sudah tau kalau geng Elang mau nyerang kita. Terus kayaknya kamu sudah tau kalau Faris bergabung sama mereka." Andra mengangguk dan menyuruh Kaira untuk berhenti mengobati nya.

"Kaira, kamu ke kamar aja ya." Kaira mengangguk dan pergi menuju ke kamar yang ada di basecamp mereka. Basecamp mereka memang tampak seperti rumah, bahkan mereka menganggap kalau itu rumah kedua mereka.

"Papa udah cerita semua, papa tau kalau Faris bergabung sama geng Elang. Dan tentang penyerangan itu, Zaki sudah menyelidikinya mulai Faris bergabung sama Genta."

"Saudara lo itu gila ya bos? Bisa-bisa nya dia mau nyerang saudara sendiri. Aneh banget," ucap Alvaro tidak percaya.

"Faris nyerang gue karena dia punya dendam ke gue. Dan dia dulu juga pernah ingin melecehkan Kaira." Semua orang melotot kan matanya tak percaya mendengar ucapan Andra. Kecuali Abian, karena dia sudah tau tentang masa lalu Kaira yang itu.

"Kalau gitu lo harus hati-hati bos. Lo juga harus ekstra buat jaga si bu bos," ucap Bani memberi saran.

"Tanpa lo suruh, gue bakal tetap jaga istri gue. Btw makasih karena kalian udah bantuin gue ngatasin mereka," ucap Andra.

"Yaelah bos gitu doang udah bilang makasih. Santai aja kali," ucap Danis dan di angguki yang lain.

Andra beranjak dari duduknya dan menemui Kaira yang berada di dalam kamar. Andra membuka pintu dan melihat Kaira sedang tiduran sambil memegang perut nya. Andra mendekat dan duduk di tepi kasur.

"Kenapa hmm?"

"Gapapa, cuman sakit perut. Mungkin karena datang bulan," jawab Kaira.

"Aku panggilin dokter. Kamu tunggu di sini." Kaira langsung menahan tangan Andra yang hendak pergi keluar.

"Aku gapapa Andra, hmm. Kita pulang aja ya?" ucap Kaira sambil menatap Andra. Andra hanya mengangguk dan langsung menggendong Kaira.

Saat keluar kamar, anggota inti Griffinzer langsung menatap Andra dan Kaira. "Bu bos kenapa bos?" tanya Bani.

Draka-EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang