29.Tentang hubungan

92 4 0
                                    

Happy Reading 🦄
Jangan lupa vote dan komen
Tandai kalau typo.
.
.
.
.
.
.
.
"Assalamu'alaikum pak bos, bu bos." Bani mengetuk pintu rumah Andra berulang kali. Sedangkan yang lain, hanya menunggu sambil duduk di teras.

"Waalaikumsalam," jawab Kaira dari dalam. Kaira membukakan pintu dan melihat teman-teman Andra yang sudah berada di luar.

"Eh bu bos. Pak bos nya ada?" tanya Danis sambil berdiri dari duduknya.

"Ada apa kalian pagi-pagi gini udah ada di sini?" tanya Andra dengan seragam sekolah yang sudah rapi. Kaira pun sudah rapi, dengan kerudung warna hitam dan baju almamater berwarna Biru. Begitu pula dengan teman-teman Andra.

"Kita mau berangkat bareng sama pak bos," jawab Alvaro. Andra berusaha menahan amarahnya, dia tidak mau ngamuk pagi-pagi.

"Segak jelas nya geng Elang. Kalian itu lebih nggak jelas. Kalian punya masalah apa sih? Pagi-pagi datang ke sini cuman buat berangkat bareng?" Andra hanya menggelengkan kepala nya. Sedangkan Kaira terkekeh melihat tingkah teman-teman suaminya.

"Ya gapapa lah bos, udah lama kita nggak berangkat bareng," jawab Faisal sambil menaik turunkan alisnya.

"Terserah kalian. Kalian mau masuk silahkan, mau di luar silahkan. Gue sama Kaira pengen sarapan dulu. Nanti kita berangkat agak siang aja. Nanti gak bakal ada pelajaran, nanti cuman ada pengumuman pemberitahuan libur," ucap Andra dengan malas dan kembali masuk kedalam dan tidak lupa menggandeng tangan Kaira.

Abian juga ikut ke dalam, lebih baik ia menunggu di dalam daripada harus di luar. Keempat curut itu juga ikut masuk kedalam dan menunggu di ruang tamu. "Serius libur? Kenapa ya kok libur."

"Lupa kalau kelas XII mau ujian kelulusan?" Sebenarnya Abian malas menjawab kebodohan teman-teman nya itu. Tapi kalau tidak dijawab, kuping dia terasa akan meledak mendengar pertanyaan teman-teman nya.

"Ouh ya, kalau libur. Mau kemana nih? Gada acara gitu?" tanya Danis dengan antusias.

"Hmm, kita tanya dulu sama Andra. Kalau gue nyaranin, kita sering-sering aja ke panti. Udah lama juga kita nggak ke sana." Alvaro memberi saran.

"Mau berangkat sekolah nggak?" semua langsung melihat kearah Andra dan Kaira yang sudah siap untuk berangkat sekolah. Kelima laki-laki itu langsung berdiri dan keluar dari rumah Andra.

"Andra, kamu mau naik mobil apa motor?" tanya Kaira.

"Kaira sayang, nggak mungkin kan aku baw kamu naik motor." Kaira hanya terkekeh dan tersipu malu ketika Andra memanggilnya sayang.

Mereka berlima ke sekolah dengan kendaraan masing-masing. Lima laki-laki tampan itu naik motor. Dan Andra naik mobil bersama istri tercinta nya.

Sesampainya di sekolah, mereka bertujuh menjadi pusat murid yang sedang berlalu lalang di area parkiran. Mereka juga heran, mengapa Kaira selalu berangkat bersama Andra. Mereka mengiranya dulu, kalau mereka berdua adalah saudara. Tapi makin kesini, sepertinya mereka berdua punya hubungan. Tapi itu semua hanya tetap menjadi penasaran, mereka semua tidak akan ada yang berani menanyakan hubungan Kaira dan Andra.

"Kenapa ngeliat sampai segitunya?" tanya Andra pada salah satu siswi polos yang menggunakan kacamata. Andra perhatikan, cewek itu mulai tadi memperhatikan nya dan Kaira.

"K-kalian punya hubungan spesial?" tanya cewek itu dengan takut. Kaira hanya menahan tangan Andra yang sudah mengepal.

"Kenapa? Gada hubungan nya juga kan sama lo?" Cewek polos itu hanya mengangguk pelan dan ragu.

"Perhatian semuanya!" Semua orang yang ada di area parkiran, langsung berhenti saat mendengar suara menggelegar Andra.

"Kalian semua pasti bertanya-tany kan, siapa cewek yang selalu sama gue? Cewek yang kemana-mana selalu sama gue? Gue hari ini bakal ngasih tau siapa cewek cantik berkerudung ini. Biar kalian semua gak penasaran lagi." Kaira melotot kan matanya mendengar ucapan Andra, apakah cowok ini akan memberitahukan hubungan mereka. Sungguh Kaira tidak tahu harus bagimana.

"Wanita ini, Kaira. Istri gue." Semua orang yang mendengar penuturan Andra. Langsung melotot kan matanya tidak percaya? Benarkah Andra sudah menikah? Sungguh mereka tidak menyangka.

"A-ndra, yang benar?" tanya cewek polos yang masih ada disamping Kaira.

"Kenapa? Lo nggak percaya? Andra itu sekarang udah jadi suami orang." Gita muncul tiba-tiba dan berdiri disamping Abian.

"Bukan gitu. Bukannya kalau belum cukup umur, nggak boleh menikah?"

"Eh lo kenapa sih, kepo banget sama urusan orang. Terus, gue kayaknya belum pernah ngeliat lo di sini. Lo anak baru?" tanya Faisal. Tentu saja Faisal menanyakan gadis itu, hampir semua cewek yang sekolah di SMA Cendrawasih Faisal mengenalnya.

"Maaf kalau udah lancang. Aku pergi dulu." Cewek itu hendak pergi, tapi Abian menahannya.

"Tunggu, aku nggak asing sama wajah kamu." Abian menarik kacamata cewek itu dan menarik kunciran rambut wanita itu.

"T-tasya?"ucap Abian dan teman-temannya bersamaan.

"Kalian boleh bubar. Rasa penasaran kalian sudah terjawab," perintah Bani dan semua nya buru-buru bubar. Sebenarnya mereka penasaran dengan cerita selanjutnya, tapi mereka masih sayang dengan diri mereka.

"Ngapain lo ada di sini? Ngapain juga lo nyamar kayak gini?" Andra menatap tidak suka ke arah Tasya.

"A-aku cuman ngerasa kesepian aja di apartemen. Terus, aku juga penasaran sama hubungan kamu sama Kaira," jawab Tasya jujur. Ia juga tidak mau kalau harus berbohong. Sebenarnya dia tidak ingin menanyakan nya langsung kepada Andra. Ia ingin menanyakan nya kepada teman sekolah Andra tapi tidak ada hasil. Mereka semua juga tidak tahu.

Andra menggeleng dan hembuskan napasnya kasar. Tasya menunduk, ia tidak berani untuk menatap teman-temannya. "Tasya, maaf aku nggak jujur waktu kamu nanya aku siapanya Andra. Aku cuman nggak mau buat kamu sakit hati," ucap Kaira tidak enak hati.

Tasya menggeleng kuat dan menatap Kaira. "Gapapa, aku paham kok maksud kamu. Maafin aku karena udah buat keributan tadi." Tasya benar-benar merasa tidak enak karena sudah membuat keributan.

"Maaf, maafin aku. Aku nggak bermaksud buat Andra mengakui hubungan kalian. Seharusnya itu jadi privasi kalian." Tasya berlari dari sana dan langsung keluar dari halaman sekolah. Abian mengejarnya dan menarik tangan Kaira yang masih ada di samping gerbang.

"Kamu gapapa kan?" tanya Abian dan Tasya hanya menangguk.

Bohong, bohong kalau Kaira bilang dia tidak apa-apa. Sebenarnya rasa sesak sudah menjalar keseluruh tubuh Tasya. Apakah Andra tidak menganggap Tasya sahabat lagi? Andra menikah pun tidak ada yang memberitahu nya sama sekali.

"Kenapa? Kenapa Abi. Kenapa nggak ada yang bilang ke aku kalau Andra sudah menikah." Cairan bening sudah membendung di mata indah milik perempuan itu.

"Bukan gitu Sa, aku cuman nggak mau kamu sakit hati."

"Kenapa? Karena aku punya rasa lebih sama Andra?" Air mata Tasya sudah tidak bisa ditahan lagi. Air mata itu mengalir tanpa permisi.

"Aku bisa lupain perasaan aku sama Andra asal Andra bahagia bi. Aku rela ngorbanin perasaan aku sendiri demi orang yang aku sayang. Aku rela...."

Abian menarik Tasya kedalam pelukan nya. Walaupun Abian tidak pernah merasakan nya, tapi Abian tau bagaimana sakitnya ketika harus mengikhlaskan orang yang tidak pernah kita miliki.

"Aku memang salah, seharusnya aku gak pernah nyimpen perasaan sama Andra." Tasya masih saja menangis didalam pelukan Abian.

Kenapa, kenapa Tasya masih saja mempunyai perasaan kepada Andra. Tasya pikir, disaat dia pergi jauh. Perasaannya kepada Andra juga akan pergi. Tapi, dugaan nya salah. Rasa itu masih ada untuk Andra.






Haii apa kabar?
Wihh, udah up lagi nih.
Semoga kalian suka ya.
Tetap dukung cerita ini sampai end, makasih yang masih mau baca sampai saat ini.

Sampai jumpa di part selanjutnya 🦄

Draka-EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang