9.Tenggelam?

167 15 0
                                    

Happy Reading 🦄
Jangan lupa vote dan komen
Tandai kalau typo
.
.
.
.
.
.
Kaira turun dari mobilnya dan mengucapkan terimakasih kepada pak Somat. Saat Kaira memasuki gerbang, semua orang masih saja memandang nya. Mungkin mereka semua merasa aneh, karena Kaira berhijab di sekolah yang cuman sebagian berhijab.

"Aduh, kenapa aku ngerasa grogi lagi. Apa mungkin karena aku kemarin gak sekolah ya," monolog Kaira sambil berjalan menuju ke arah kelas.

Saat melewati koridor, ternyata sudah ada Gita yang baru datang juga. Kaira sedikit mempercepat langkahnya dan memukul pelan bahu Gita. "Astaga Kaira, bisa nggak gak usah ngagetin," ucap Gita sambil memegang dadanya.

"Kamu kaget ya git? Maaf, aku nggak bermaksud buat ngagetin kamu," ucap Kaira dengan nada bersalah.

"Udah gapapa santai aja. Eh ya, ra lo dicariin Andra tadi,"

"Ha? Barusan kayaknya dia masih ada di rumah, kenapa sekarang udah ada disekolah aja," gumam Kaira.

"Sekarang Andra lagi ada dimana git?" tanya Kaira.

"Andra sama gengnya ada didalam kelas, kayak nya Andra lagi nungguin lo deh,"

"Terus, kenapa kamu masih di sini? Kenapa kamu nggak masuk?" tanya Kaira.

"Gue baru datang, terus gue juga males yang mau ke kelas. Gue males ditanya-tanya sama Andra," jawab Gita. Kaira hanya mengangguk dan melihat sekitar. "Aduh mampu aku. Gita, aku pergi dulu ya," ucap Kaira dan berlari meninggalkan Gita.

"Kaira, tunggu aku cuman mau bicara sebentar sama kamu," teriak Andra sambil berlari mengejar Kaira.

Kaira semakin mempercepat langkahnya menuju ke samping sekolah, Kaira pikir Andra tidak akan bisa menemuinya ketika Kaira bersembunyi di sana. Kaira memberhentikan langkahnya ketika Kaira rasa, Andra sudah tidak mengejar nya lagi.

"Mau nya Andra apa sih? Lama-lama aku bisa risih sama dia kalau sikapnya begitu terus," ucap Kaira sambil berkacak pinggang.

Kaira memilih lanjut berjalan karena jam masuk sudah hampir berbunyi. Langkah Kaira tiba-tiba terhenti saat ada seseorang yang memegang bahunya. Karena merasa kaget, Kaira tidak bisa menjaga keseimbangan nya dan membuat dia terjatuh ke dalam kolam.

"Kaira!" teriak Andra sambil loncat ke dalam kolam untuk menolong Kaira.

"T-tolong, aku nggak b-bisa berenang," ucap Kaira sambil melambai-lambai kan tangannya.

Andra meraih tangan Kaira dan merangkul nya untuk naik ke atas. Andra sudah tidak bisa berpikir lagi, karena ia lebih panik kepada Kaira yang sudah tidak tersadarkan diri. Andra pikir ketika Kaira sudah sadar, gadis itu pasti akan sangat marah kepada nya.

Andra menggendong Kaira dan menidurkan nya di bangku panjang yang ada didekat kolam. Andra mengambang handphone nya dan menelpon Gita untuk menolongnya membangunkan Kaira. "Kaira, ra bangun." Andra hendak memegang tangan Kaira, tapi dia ragu untuk memegangnya. Akhirnya Andra memutuskan untuk memanggil namanya saja tanpa menyentuh gadis itu.

Gita datang dengan langkah tergesa-gesa dan langsung bersimpuh didekat gadis itu. "Andra, lo apain Kaira?" tuduh Gita.

"Aku nggak ngapa-ngapain dia, tadi dia kaget karena aku megang dia. Terus karena kaget, dia jatuh ke dalam kolam renang,"jelas Andra dengan muka tegas nya.

Gita hanya berdecak dan menekan dada Kaira. " Ra, ayo bangun."
Gita terus saja melakukan hal itu sambil menggosok-gosok tangan Kaira.

"Andra, lebih baik lo gendong Kaira. Bawa dia ke UKS, gue ke ke kantin dulu buat beli handuk sama teh panas buat Kaira," ucap Gita dan di angguki oleh Andra.

"Maaf ya, maaf udah lancang gendong kamu." Andra langsung menggendong Kaira dan membawanya ke UKS.

Sesampainya di UKS Andra membaringkan Kaira dan menyelimuti gadis itu. "Kaira, hei ayo bangun. Padahal kamu cuman tenggelem sebentar, tapi kok pinsan nya lama banget sih." Andra membiarkan Kaira untuk beristirahat dan Andra pergi untuk mencari minyak kayu putih.

Huk huk huk

Andra langsung membalikkan tubuh nya dan melihat kearah Kaira yang sudah sadarkan diri. "Akhirnya kamu sadar juga," ucap Andra sambil berjalan menuju Kaira.

Kaira bangun dari tidur nya dan duduk sambil memegang selimut yang dipakai nya. "Pergi kamu, aku nggak mau ketemu lagi sama kamu. Kamu itu laki-laki kurang ajar. Berani-berani nya kamu tadi pegang aku," ucap Kaira dengan air mata yang menetes.

Andra yang tidak tega melihat Kaira, ingin menghapus air mata itu. Namun Kaira menepis nya."Mau apa kamu? Kamu nggak denger apa kata aku tadi? Kamu masih berani mau megang aku lagi?"

"Kaira, aku tadi pegang kamu cuman karena pengen nolongin kamu. Kalau aku nggak megang kamu, gimana aku bisa nolong kamu?" ucap Andra dengan wajah yang masih saja terlihat tegas.

"Itu juga salah kamu, coba kamu tadi nggak asal megang aku. Aku nggak bakal bisa jatuh! Sekarang kamu pergi! Aku nggak mau lagi ketemu sama kamu," ucap Kaira dengan air mata yang masih saja mengalir.

Andra mengangguk lemah dan tersenyum. "Oke, aku pergi. Kamu diem aja disitu, nanti Gita kesini. Cepat sembuh perfect girl."

Kaira hanya bisa terdiam dengan air mata yang masih mengalir. "Ndra, andai kamu mulai dulu bales perasaan aku. Andai dulu aku ketemu kamu bukan di dunia virtual, mungkin kejadian ini dan di masa lalu nggak bakal terjadi dra." Kaira memegang bahunya dan membiarkan air matanya jatuh begitu saja.

"Kaira, apa kamu pikir. Kamu tidak jahat mengatakan hal seperti tadi kepada Andra?"Kaira mendongak kan kepala nya dan menatap kearah sumber suara.

"Abian. Maksud kamu apa? Kamu dengerin percakapan aku sama Andra?"

"Maaf aku tadi nggak sengaja denger, tujuan aku sama Alvaro cuman buat nyari Andra," terang Abian. Sedangkan Alvaro hanya tersenyum tipis.

"Al, mendingan kamu keluar dulu. Kamu cari Andra dulu, aku masih pengen ngobrol sama Kaira." Alvaro hanya mengangguk dan keluar dari UKS.

"Ra, aku emang nggak tau apa masalah kamu sama Andra. Aku juga nggak terlalu tau hubungan kamu sama Andra. Andra orang nya nggak terlalu terbuka, dia jarang buat nyeritain masalah nya sama aku dan yang lain,"

"Andra orang nya itu nggak gampang tertarik atau suka ke seseorang. Kalau kamu jadi seseorang yang disukai Andra, berarti kamu mempunyai nilai  plus dari Andra,"

"Walaupun Andra suka sama kamu, kamu juga nggak berhak bicara seenaknya kamu. Atau bicara hal yang membuat Andra tersinggung."

Abian berjalan untuk mengambil minyak kayu putih dan memberikannya kepada Kaira."Andai kamu tau, Andra ngelakuin segala cara supaya nemuin kamu. Andra sudah mulai dulu nyari kamu. Dia nyari Kaira yang ia tau di dunia Virtual nya dulu."

"Buat apa Andra nyari aku? Nggak ada gunanya juga kan Andra nyari aku. Lebih baik Andra gak usah nyari aku," hardik Kaira.

Abian mencoba sabar dan memaklumi Kaira. "Kaira, aku tahu kamu emosi karena Andra megang kamu. Tapi, aku sekarang nggak mau bahas itu. Aku mau bahas tentang hal lain dari Andra,"

"Tadi kamu nanya, kenapa Andra nyari kamu? Andra nyari kamu itu, karena Andra suka sama kamu. Andra mulai tertarik ke kamu,"

"Tertarik? Suka?" Kaira tersenyum smrik dan menatap Abian. "Aku nggak percaya bi, mana ada orang yang bisa tertarik atau suka sama orang yang nggak pernah dia temui!" Air mata Kaira masih saja terus mengalir. Tiba-tiba rasa sesak menghantam hatinya.

"Ada, contohnya kamu. Kamu dulu mencintai Andra lewat virtual kan? Kalau kamu bisa, kenapa tidak dengan Andra?" Setelah mengucapkan itu, Abian keluar dari ruang UKS dan meninggalkan Kaira yang masih saja termenung.

Draka-EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang