18.Aku takut

162 9 0
                                    

Happy Reading🦄
Jangan lupa vote dan komen
Tandai kalau typo!
.
.
.
.
.
.
Kaira membuka matanya dan melihat jam dinding, ternyata jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Kaira langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan melaksanakan solat ashar.

"Andra belum pulang?" monolog Kaira sambil memakai mukenah. Karena takut terlambat, Kaira langsung melaksanakan solat tanpa menunggu Andra. Mungkin saja Andra solat di basecamp.

Setelah usai solat, Kaira menyempatkan untuk membaca Al-Quran walaupun hanya lima belas menit. Setelah selesai mengaji, Kaira menuju ke bawah untuk makan. Tadi waktu makan siang Kaira tidak sempat karena sudah sangat mengantuk.

Kaira hanya memasak mie instan, karena pembantu di rumah ini belum datang. Kaira membawa mie itu untuk menuju makan. Kaira langsung memakan mie itu dengan tenang. Baru Kaira memakan itu hanya satu sendok, ketukan pintu mengalihkannya.

"Hampir magrib gini masih ada tamu? Apa itu Andra, tapi kalau Andra dia pasti langsung masuk," monolog Kaira. Karena tidak mau pusing sendiri, Kaira memilih untuk membukukan pintu.

Tok tok tok

"Iya bentar," ucap Kaira dengan nada sedikit berteriak.

Kaira membuka pintu rumahnya dan melihat siapa yang datang. "A-ada apa ya mas?" tanya Kaira.

"Apa tuan Andra ada di rumah?"

"A-andra masih ada di luar, nanti kalau ada keperluan bisa datang kembali," ucap Kaira dan ingin menutup pintu rumahnya tapi seseorang itu menahannya.

"Apa boleh saya menunggu di sini? Apa boleh saya masuk?" Kaira melihat sekitar dan mengangguk dengan ragu. Sungguh ia merasa takut dengan laki-laki yang ada di depan nya ini.

"S-silahkan duduk, saya buatkan anda minuman terlebih dahulu," ucap Kaira dan pergi dari sana. Setelah sampai di dapur Kaira mengambil handphonenya dari dalam gamisnya dan menelpon Andra.

"Iya ada apa Kaira?" tanya Andra dari sebrang sana.

"Andra, k-kamu cepetan pulang. Aku takut, di sini ada tamu yang nggak aku kenal," ucap Kaira.

Andra langsung mematikan telpon nya dan langsung pergi begitu saja dari basecamp. "Si bos kenapa tuh kok kayak orang kesurupan. Tiba-tiba pergi begitu aja," ucap Bani sambil memakan cemilan.

"Kayaknya ada yang gak beres sama Kaira." Abian langsung beranjak dari duduknya dan menyusul Andra. Alvaro dan yang lain juga menyusu Abian dan Andra.

"Andra, ada apa sama Kaira?" teriak Abian sambil berlari mengejar Andra.

Andra menghentikan langkah nya dan menatap Abian. "Tadi Kaira telpon kalau dia ketakutan, di rumah ada tamu yang nggak dia kenal," ucap Andra. Andra langsung masuk ke dalam mobilnya dan mengendarai nya dengan kecepatan tinggi. Sedangkan Abian dan yang lain menyusul menggunakan motor.

Saat tiba di rumah, Andra langsung mendorong pintu dengan kasar. "Kaira, kamu dimana? Kamu baik-baik aja kan?" teriak Andra.

Saat Andra sampai di ruang tamu. Ia langsung memukul laki-laki yang sedang melihat sekitar rumahnya, dari belakang.

"Siapa lo?" tanya Andra. Laki-laki yang sedang memegang pundak nya itu langsung berbalik menghadap Andra.

"Zaki?" ujar Andra saat melihat laki-laki itu.

"Maaf tuan Andra saya datang kesini tanpa mengabari anda," ucap Zaki.

"Bagus kalau kamu menyadari itu, kamu sudah membuat istriku takut," ucap Andra sambil pergi meninggalkan Zaki.

"Hei dia tadi sudah memukul ku, apa dia tidak akan meminta maaf?" monolog Zaki sambil memegang pundak nya.

"Andra, Kaira baik-baik saja kan?" teriak Abian.

Abian dan lain langsung berhenti saat melihat Zaki. "Jadi kamu tamu yang nggak dikenal kata Andra tadi?" tanya Abian.

"Gue tabok juga lo Zak, gara-gara lo bu bos jadi ketakutan," timpal Alvaro.

"Maaf aku kira Kaira sudah mengenal ku," ucap Zaki.

"Apa katamu, Kaira?" tanya Andra dari arah dapur sambil merangkul Kaira.

"Lancang sekali mulutmu memanggil istriku dengan sebutan Kaira," ucap Andra dengan muka tegasnya.

"Maaf tuan, maksud saya nyonya Kaira," ucap Zaki sambil menunduk.

"Hayo mampus lo Zak, nggak gajian lo selama satu bulan," ucap Bani mengompori.

"Udah Ban, bukan saatnya lo bercanda kayak gini. Liat tuh muka bu bos udah merah gara-gara ketakutan," ucap Danis. Andra langsung menatap wajah Kaira dan langsung menatap Zaki.

"Liat Zak, atas ulah mu istriku jadi ketakutan seperti ini. Sepertinya aku tidak salah saat memukul mu," ucap Andra dengan mata melotot.

"Nyonya Kaira, maafkan saya. Saya kira anda sudah kenal kepada saya. Sekali lagi maafkan saya," ucap Zaki dengan nada bersalah.

"I-iya gapapa, tadi juga salah aku nggak nanya kamu itu siapa," ucap Kaira.

"Nggak ra, kamu nggak salah. Semuanya itu salah Zaki, coba kalau dia bilang ke aku kalau dia mau kesini, pasti aku sudah bilang ke kamu," ucap Andra dan semua teman-teman nya langsung memutar matanya malas.

"Sudahlah Andra, lebih baik kamu bawak Kaira ke dalam. Aku yang lain tunggu di sini sambil solat maghrib di mushola dekat sini," ucap Abian dan di angguki oleh Andra.

"Andra, kenapa kita nggak solat di mushola bareng mereka?" tanya Kaira.

"Kita solat di sini aja ya. Kalau kita solat di mushola, nanti banyak orang yang lihat kamu. Aku nggak mau kalau kamu dilihatin banyak orang," ucap Andra.

"Tapi Andra, kan di mushola juga ada pembatas nya. Lagian kalah kita solat berjemaah di mushola, pahala nya lebih besar," ucap Kaira dengan bermaksud membujuk Andra.

"Bu bos, mushola dekat sini kebanyakan yang berjamaah itu laki-laki. Terus kalau juga ada perempuan, itu nggak ada pembatas nya. Sama aja kayak pak bos ngimamin bu bos," jelas Alvaro.

"Kamu dengar sendiri kan? Yaudah kita siap-siap buat solat magrib ya." Tidak ada pilihan lain selain menurut kepada Andra. Andra langsung membawa Kaira untuk pergi ke kamar.

"Udah Zak nggak usah dipikir, kamu memang salah. Tapi nggak sepenuhnya salah kamu juga," ucap Abian.

"Nah betul tuh Zak, orang kalau bucin mah memang begitu," ujar Danis.

"Mendingan kita siap-siap buat solat, adzan maghrib udah berkumandang," ajak Alvaro.

Mereka berenam langsung keluar dari rumah Andra dan menuju mushola yang berada di dekat rumah Andra.

"Kaira, kita solat sendiri-sendiri lagi ya. Aku udah sedikit belajar, tapi aku takut kalau aku belum jadi imam yang benar," ucap Andra.

"Hmm Andra, boleh nggak kamu jadi imam malam ini. Aku tahu kalau kamu udah bisa jadi imam. Tapi kenapa kamu nggak mau jadi imam aku?"

"Kaira, aku bukan nggak mau. Tapi, aku takut kalau aku belum jadi imam yang benar," ucap Andra.

"Aku yakin kamu pasti bisa. Abi tadi juga udah chat aku kalau kamu nelpon abi buat ngajarin kamu jadi imam kan?"

"Oke, aku bakal jadi imam. Kalau aku salah maafin ya," ucap Andra dan di angguki oleh Kaira.

Pada solat maghrib ini, akhirnya Kaira di imamin oleh suaminya. Kaira yakin, kalau Andra pasti bisa jadi imam yang baik untuk Kaira.




Hai apa kabar?
Maaf kalau banyak yang typo
Makasih buat yang udah vote komen.

Sampai jumpa di part selanjutnya 🦄

Draka-EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang