15.Belajar mengaji

162 12 0
                                    

Happy Reading🦄
Jangan lupa vote dan komen
Tandai kalau typo.
.
.
.
.
.
.
"Andra bangun, waktu nya solat subuh." Andra langsung membuka matanya saat tangan dingin menyentuh tangan nya. Andra membuka matanya, ternyata sudah ada Kaira yang sepertinya baru bangun juga.

Kaira pergi terlebih dahulu ke kamar mandi untuk bersiap. Sambil menunggu Kaira, Andra mengumpulkan niatnya dan mengecek ponsel nya.

Andra mengernyitkan alisnya saat ada nomer tidak dikenal mengirim nya pesan. Belum sempat Andra membaca pesan itu, Kaira sudah terlebih dahulu menyuruh nya untuk bersiap.

Setelah membutuhkan waktu lima menit untuk melaksanakan solat, mereka berdua lanjut untuk membaca Al-Quran. Mereka berdua solat masih sendiri-sendiri, karena Andra yang belum paham untuk menjadi imam.

Kaira dengan sabar mengajari Andra membaca Al-Quran. Dan Andra yang sepertinya sudah sedikit emosi membuat Kaira harus lebih sabar. "Andra, kamu pasti bisa. Ayo semangat, nggak boleh emosi," ucap Kaira menyemangati.

"Iya ra, aku tahu. Tapi, kalau gini terus aku bisa emosi. Emang kamu yang ngajarin aku nggak emosi apa?" tanya Andra.

"Nggak, aku nggak emosi sama sekali. Malahan aku seneng bisa ngajarin kamu," ucap Kaira sambil tersenyum tipis.

"Makasih udah mau ngajarin aku dengan sabar. Aku janji bakal lebih giat lagi buat belajar ngaji sama belajar jadi imam yang baik," ucap Andra dan mendapatkan senyuman dari Kaira.

"Aku baka tunggu janji kamu. Sekarang ayo baca lagi," titah Kaira dan di angguki oleh Kaira.

"Sirāṭallażīna an'amta 'alaihim, gairil-magḍụbi 'alaihim wa laḍ ḍāllīn,"

Kaira hanya terkekeh ketika Andra mulai tadi hanya mengulang ayat itu. Bukannya Andra tidak tahu surat Al-fatihah. Tapi Andra ingin belajar lagi dan membacanya dengan benar.

"Kenapa? Salah lagi? Ra, cara baca dho nya itu susah," ucap Andra yang sudah tahu ekspresi Kaira tadi.

"Andra, memang nggak ada orang yang bisa baca dho dengan sempurna kecuali nabi Muhammad. Kita sebagai umat muslim, harus bisa membaca nya semampu kita," jelas Kaira.

"Jadi, aku bisa memaklumi kalau kamu nggak terlalu bisa baca dho. Aku juga sama kok Ndra," lanjut Kaira.

Andra hanya mengangguk kecil dan menatap ke arah jam dinding."Ra, ini udah mau pagi. Kita mendingan siap-siap buat pindah ke rumah baru kita. Biar nanti kita nggak terlalu siang ke sananya," ucap Andra.

Kaira menundukkan kepalanya dan menautkan jari-jari nya. Andra memegang dagu Kaira dan menyuruh nya untuk mendongakkan pandangannya. "Boleh nggak kalau pindah nya ditunda dulu?" tanya Kaira dengan takut.

"Nggak bisa ra, itu rumah sudah lama nggak ditempati. Kalau kita tunda terus, rumah itu semakin lama dong nggak ditempati," jawab Andra.

"Tapi aku juga belum siap kalau harus pisah sama kedua orang tuaku," ucap Kaira.

"Iya aku tahu, tapi lama-lama kamu bakal bisa ra. Kita beradaptasi bersama-sama," ucap Andra menenangkan.

"Yaudah yuk siap-siap. Nanti kita ke rumah aku dulu buat ambil barang-barang aku," lanjut Andra.

Kaira hanya bisa menurut, Kaira bangkit dari duduknya dan mengganti mukenah nya dengan hijab. Kaira langsung mengambil di dalam lemari nya dan mengemas barang-barang nya.

"Aku kebawah dulu, aku mau nyiapin mobil. Nanti kalau kamu kesulitan, tinggal bilang aja ke aku." Kaira hanya membalasnya dengan deheman dan kembali mengemas barang-barang nya.

***
Setelah semua siap, Andra dan Kaira berpamitan kepada Fadil dan Anita. "Umi, Abi Kaira pamit ya buat ikut suami Kaira," ucap Kaira dengan air mata yang sudah membendung.

"Iya sayang, hati-hati ya. Kamu harus menghormati dan melayani suami kamu dengan baik," ucap Anita memberi nasihat.

"Walaupun kakak sama Andra menikah karena perjodohan. Kakak harus tetap menghormati dia. Belajarlah untuk mencintai dia," timpal Fadil.

"Umi, Abi boleh nggak Kaira tinggal di sini aja? Kaira belum siap kalau harus jauh sama kalian," ucap Kaira dengan air mata yang sudah lolos dari kelopak matanya.

Anita menarik Kaira kedalam pelukan nya dan mengecup kening putri nya lama. "Nggak sayang, kamu harus ikut suami kamu. Kamu sudah punya keluarga sekarang." Anita melepas pelukan itu dan menghapus air mata Kaira.

"Yaudah kak, sana berangkat. Suami kamu udah nunggu kamu," ucap Fadil. Andra langsung tersenyum ketika tiga orang itu melihat kearah nya. Kaira memeluk kedua orang tuanya dan mengalami tangan kedua orang tuanya itu.

Kaira berjalan untuk menemui Andra, Andra langsung membukakan pintu untuk Kaira. Andra berjalan memutari mobil untuk menuju ke kursi mengemudi. Andra tersenyum ke arah mertuanya itu dan masuk kedalam mobil. Mobil hitam milik Andra pergi dari halaman rumah besar tapi simpel itu.

Anita melirik ke arah suaminya dan memeluk suaminya. "Udah, jangan lemah gitu dong. Kaira udah besar, Andra juga pasti bakal bisa jagain Kaira," ucap Fadil dan di angguki oleh Anita.

Diperjalanan hanya ada keheningan diantara mereka berdua. Kaira yang duduk di sebelah Andra hanya melamun sambil menatap ke arah luar. "Ra, kamu pengen beli sesuatu?" tanya Andra.

"Nggak. Ini masih lama ya?" tanya Kaira.

"Nggak kok, bentar lagi udah nyampe ke rumah aku. Kita di sana bentar aja gapapa kan?" Kaira mengangguk sebagai jawaban.

Lima menit kemudian mereka sampai di rumah Andi dan Fanya. Andra langsung memarkirkan mobil nya dan membukakan pintu mobil untuk Kaira. Dengan ragu-ragu Andra menggandeng tangan Kaira. Kaira sedikit terkejut, tapi ia mencoba untuk biasa saja.

"Assalamu'alaikum, mama papa," ucap Andra.

"Wa'alaikumussalam pasangan baru," ucap Fanya menggoda. Andra dan Kaira langsung menyalami tangan Andi dan Fanya. Tanpa basa-basi, Andra langsung menarik tangan Kaira ke kamar nya untuk mengambil barang-barang milik Andra.

"Pa, liat tuh anak kamu. Kelakuannya sama aja sama kamu. Baru saja mama pengen ngobrol sama Kaira udah diajak pergi aja istrinya," ucap Fanya dengan muka kesalnya.

"Udahlah ma, nanti mereka bakal turun lagi kok. Biarin mereka berdua mau apa," ucap Andi dengan tangan yang masih sibuk membuka-buka buku.

Saat Kaira baru masuk ke dalam kamar Andra. Kaira dibuat heran dengan barang-barang di sana. Semuanya hampir memiliki warna yang sama. Hanya ada tiga warna didalam ruangan itu. Hitam, abu-abu dan putih.

"Kamu duduk aja dulu, aku mau nyiapin bareng aku bentar," ucap Andra dan pergi menuju ke lemari nya. Kaira menuju kasur king size milik Andra dan duduk di sana. Kaira hanya melihat Andra, jujur ia harus membantu apa. Karena barang-barang Andra sangat sedikit. Hanya beberapa baju saja yang dia bawa.

Hanya membutuhkan waktu lima belas menit, Andra sudah siap membereskan barang-barang nya. Andra mengajak Kaira keluar, tapi Kaira menolak nya. "Andra tunggu bentar, aku lihat sesuatu dari lemari kamu." Kaira berjalan ke arah lemari Andra, dan mengambil kotak warna hitam yang mampu mengalihkan perhatiannya.

"Ini kotak apa Ndra? Kamu nggak mau bawa ini juga?" ucap Kaira sambil mengambil kotak itu. Andra langsung mengambil alih kotak itu dan merangkul nya.

"Ini bukan kotak apa. Kalau kamu mau tahu, nanti aja kalau udah nyampe di rumah kita," ucap Andra. Kaira hanya ber oh dan mengikuti Andra yang sudah keluar dari dalam kamarnya.

Draka-EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang