37.Kekasihnya Andra

90 4 0
                                    

Happy Reading 🦄
Jangan lupa vote dan komen
Tandai kalau typo
.
.
.
.
.
.
.
Jam sudah menunjukkan pukul empat dini hari. Kaira membuka matanya dan diam sebentar untuk mengumpulkan nyawanya. Kaira menghadap ke samping dan mengamati semua sudut wajah Andra.

"Andra, bangun yuk. Waktu nya solat subuh." Hanya dengan pukulan kecil di pipinya Andra langsung bangun. Memang kedua pasangan ini mudah sekali untuk dibangunkan.

Kaira duduk sebentar dan berdiri untuk menuju ke kamar mandi. Sedangkan Andra masih berbaring sambil menunggu Kaira selesai bersiap.

Kaira keluar dari kamar mandi dengan handuk yang ada ditangan nya. Andra langsung beranjak dari kasur dan menuju ke kamar mandi. Kaira segera menggunakan mukenah nya dan menunggu Andra selesai bersiap.

Tidak membutuhkan waktu lama, Andra keluar dari kamar mandi. Dengan rambut yang masih basah karena habis wudhu.

"Kamu sama anak cowok yang lain berjamaah di mushola terdekat aja ya. Aku sama Gita dan Tasya solat di rumah aja," ucap Kaira sambil menyiapkan baju koko untuk Andra.

"Hmm, kamu bangunin Tasya sama Gita dulu. Aku mau ganti baju terus bangunin temen-temen," ujar Andra dan di angguki oleh Kaira. Kaira langsung keluar dari kamar dengan menggunakan mukenah.

Tok tok tok

"Gita, Tasya. Bangun yuk, solat subuh." Kaira mengetuk pintu dan sudah mengeraskan suaranya tapi masih saja tidak ada jawaban dari teman-teman nya itu. Terpaksa Kaira membuka pintu kamar itu karena tidak dikunci.

"Astaghfirullah, pules banget kayaknya mereka tidur." Kaira mendekat ke arah tempat tidur dan mengguncang tubuh Gita dan Tasya.

"Tasya, Gita. Ayo bangun, kita solat subuh dulu." Gita langsung membuka matanya dan terkejut saat melihat Kaira yang berada di samping nya.

Gita langsung berdiri dan memegang dadanya. "Ya Allah, kayaknya kalau gini terus gue bisa mati dadakan deh," ucap Gita dengan nyawa yang belum terkumpul semuanya.

Kaira terkekeh melihat Gita yang seperti orang linglung. Kaira duduk berdiri dan menarik Gita."Ayo bangun, nanti keburu pagi." Gita ingin merebahkan dirinya kembali tetapi Kaira langsung menariknya.

"Gita, bangun. Shalat itu kewajiban loh." Gita beranjak dari tempat tidurnya dan menuju ke kamar mandi dengan langkah malas.

"Tasya, ayo bangun." Tasya membuka matanya dan tersenyum ke arah Kaira. Tasya bangun dari tidurnya dan duduk di tepi ranjang sambil menunggu Gita yang sedang ada di kamar mandi.

"Aku ke atas dulu, mau ambil mukenah buat kalian." Kaira keluar dari kamar dan di ruang tamu sudah ada Andra bersama yang lain. Mereka semua sudah siap menuju mushola.

"Kaira aku berangkat dulu ya. Jaga diri baik-baik. Kalau ada apa-apa minta tolak dulu sama Bi Miftah." Kaira mengangguk sambil tersenyum.

"Jigi diri beik-beik," Bani mengikuti ucapan Andra. Lebih tepatnya seperti mengejek.

"Aelah bos-bos, mushola cuman sepuluh langkah dari rumah udah segitunya. Apalagi kalau mushola nya ada di ujung kulon. Udah sewa dua puluh orang penjaga mungkin," cibir Danis.

"Ya wajarlah bos khawatir sama istrinya. Bos kan bucin banget Dan," timpal Bani.

"Kalian kenapa sih? Biarlah bos bucin sama istrinya. Tandanya dia itu sayang dan setia sama istrinya. Kalau udah sayang, gak mungkin kan bos gonta-ganti cewek. Kayak Faisal. Bukan begitu playboy cap kadal?" Alvaro menaik turunkan alisnya sambil melirik ke arah Faisal yang senyum-senyum sendiri sambil menatap layar handphone nya.

"K-kenapa? I-iya palingan Bani sama Danis itu cemburu liat bos udah punya istri. Kalau kalian iri, mendingan kalian cari pasangan juga. Mau gue cariin? Gue nambah lagi nih kenalan," ucap Faisal dengan bangga.

"Aelah nih bocah, ditanya apa malah jawab apa." Alvaro menggeleng heran melihat tingkah teman-teman nya itu.

"Abian, mendingan kamu ikut aku ke mushola. Soalnya yang masih waras cuman kamu diantara yang lain." Andra tersenyum ke arah Kaira dan berjalan terlebih dahulu bersama Abian meninggalkan teman-teman nya yang masih mencerna ucapan Andra.

"Gue ikut bos," ucap Alvaro yang sudah tersadar dengan maksud Andra.

"Maksudnya si bos apa sih? Kagak paham gue," ucap Bani sambil melipatkan tangan nya di depan dada.

"Sarat wajib shalat itu harus waras atau berakal...."

"Berarti bos anggap kita gak waras gitu?" Belum sempat Kaira melanjutkan perkataannya. Faisal sudah memotongnya.

"Asem lo bos."

Bani, Danis dan Faisal langsung berlari menyusul ketiga sahabatnya yang sudah berangkat terlebih dahulu. Mungkin mereka sudah sampai di mushola. Ini semua gara-gara otak minim mereka.

***
Andra dan Kaira sekarang berada di danau yang letaknya lumayan jauh dari rumahnya. Tadi setelah teman-teman nya pulang, Andra mengajak Kaira untuk jalan-jalan. Andra bilang dia sumpek jika harus diam dirumah terus.

Kaira tadi sudah menyarankan Andra untuk pergi ke basecamp. Tapi Andra tidak mau, karena ia tau teman-teman nya pasti sedang ada di rumah nya. Mereka memang sering berada di basecamp tapi mereka juga sering kumpul bersama keluarga mereka.

"Kita duduk di sana aja yuk," ajak Kaira sambung menunjuk bangku yang berada di dekat danau.

"Kenapa tiba-tiba ngajak kesini?" tanya Kaira sambil menyender ke bahu Andra.

"Gada apa-apa. Cuman pengen berduaan aja sama kamu. Udah lama kita gada momen berdua gini. Udah lama kita nggak saling cerita," jawab Andra sambil merangkul Kaira.

"Kaira, aku gak nyangka bisa nikah sama kamu. Dulu kita yang kenal hanya lewat virtual sekarang malah bangun rumah tangga." Kaira mengubah posisi nya menjadi tegak dan menatap Andra.

"Hmm, aku juga gak nyangka Andra. Takdir Tuhan memang gada yang tau ya Andra. Aku yang dulu suka kamu secara virtual, selama satu tahun lebih. Sekarang bisa bangun rumah tangga sama kamu," ucap Kaira dengan senyuman ceria.

"Kaira, kamu tahu gak. Kamu itu anugrah Tuhan paling berharga buat aku. Sampai kapanpun aku gak bakal lepasin kamu. Aku bakal jaga kamu. Kaira, Aku bener-bener cinta sama kamu. Lillahi ta'ala." Kaira mengangguk dan tersenyum.

Senyum mulu neng, awas kering tuh gigi.

"Aku juga, aku juga bakal tetap sama kamu. Aku gak bakal berpaling dari kamu. Aku bakal jaga hati aku, hanya buat kamu." Andra merangkul Kaira dan mencubit pipi istrinya itu. Kaira terkekeh melihat Andra yang sepertinya sangat gemas kepada dirinya.

"Kekasihnya Andra," ucap Andra dengan tatapan yang masih setia memandang nya.

"Kekasihnya Andra?"

"Semua yang ada di dunia ini diciptakan oleh Allah, karena adanya nabi Muhammad. Oleh Karena itu, nabi Muhammad di sebut kekasih Allah,"

"Aku diciptakan, karena adanya kamu. Karena itu, aku menyebut kamu kekasihnya Andra."

Bushh

Kaira langsung menahan senyuman nya. Darimana suaminya belajar kata-kata seperti itu. Kaira yakin, pasti sekarang mukanya sudah seperti kepiting rebus. Bukan hanya wajahnya, telinga nya juga terasa panas. Rasanya Kaira ingin terbang saat ini.





Haii.... Apa kabar?
Pasti pada baik kan, mungkin cuman hati nya aja yang sedikit berantakan 😇

Gimana sama part ini?
Suka gak?!
Harus suka sih😇😭

Maaf kalau banyak yang typo.
Makasih buat yang udah vote dan komen.

Sampai jumpa di part selanjutnya 🦄

Draka-EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang