42.Triplek

91 4 0
                                    

Happy Reading🦄
Jangan lupa vote dan komen
Tandai kalau typo
.
.
.
.
.
.
.
Setelah mengerjakan tugas-tugas mereka. Mereka berempat langsung pergi dari cafe dan menuju ke tempat yang mereka ingin tuju. Kaira dan Andra berencana untuk langsung pulang untuk membersihkan diri mereka. Karena mereka juga punya niatan untuk pergi ke apartemen Tasya.

Sedangkan Gita dan Abian mereka masih ingin pergi ke taman dekat cafe . Andra dan Kaira tidak ikut, karena mereka rasa mereka membutuhkan waktu berdua.

"Kenapa kita nggak langsung pulang aja sih bi? Ini udah malem loh," decak Gita.

"Duduk dulu, kamu nggak mau ngobrol sama aku?"

"Ya mau sih, tapi kita mau ngobrol apa? Mending tadi kita ngobrol di jalan aja tadi." Gita mulai tadi tidak ada henti-hentinya mengoceh. Dia tidak memberi kesempatan untuk Abian bicara lebih banyak.

"Gita, kamu diem dulu bisa? Ada sesuatu yang mau aku ngomongin ke kamu." Gita terdiam dan menatap Abian dari samping. Sepertinya ia harus mendengarkan lelaki ini, karena nada bicara nya sudah sedikit serius.

"Aku memang nggak seromantis cowok lain. Aku memang nggak semesra cowok lain. Aku memang nggak bisa ngegombal kayak Faisal. Aku nggak tau harus gimana ngungkapin perasaan ini ke kamu," Abian menghembuskan napas nya dan memegang kedua tangan Gita.

"Kamu mau jadi pacar aku?"

Deggg

Bagaikan mendapatkan undian yang hadiahnya sangat besar. Mungkin juga, hadiah itu nggak bakal bisa menjelaskan perasaan Gita saat ini. Bagaimana tidak, orang yang dia sukai juga menyukai dirinya. Semua orang pasti juga ingin merasakan hal seperti itu.

"B-beneran? Lo nggak lagi bercanda kan?" ucap Gita memastikan. Takutnya ke salting-an ini sampai merusak pendengaran nya.

Abian menggeleng. "Aku beneran, aku nggak bercanda. Aku serius, aku mau kamu jadi pacar aku. Kamu mau kan?"

Tidak ada alasan untuk Gita menolaknya. Ini adalah hal yang sangat ia tunggu. Orang yang ia cintai menyukai dirinya juga. Cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.

"Aku mau, aku mau jadi pacar kamu," jawab Gita tanpa ragu.

Abian melepas genggaman nya dan berdiri. "Yess! Gue punya pacar."

"Huuuu, cinta gue nggak bertepuk sebelah tangan. Cinta gue nggak kayak kisah cinta lu pada, yang bertepuk sebelah tangan." Abian melompat kegirangan sambil memukul angin.

Gita menarik tangan Abian, ia menyuruh laki-laki itu untuk duduk karena dia menjadi pusat perhatian orang yang berada di taman.

"Udah bi, malu. Liat semua orang ngeliatin lo. Dikira orang stres nanti lo," ujar Gita sambil geleng-geleng kepala.

"Gapapa biar mereka semua tau kalau kita udah jadian."

Gita tersenyum lebar dan menatap Abian dengan tatapan sendu. Ini benar-benar seperti mimpi baginya.

***

"Kamu ada kepentingan sama Tasya?" tanya Andra sambil memakai jam tangan nya. Sekarang mereka berdua sedang bersiap-siap untuk menuju ke apartemen Tasya.

"Nggak ada, aku cuman pengen ketemu sama Tasya. Aku pengen nemenin dia, kasian dia sendirian," jawab Kaira sambil melihat Andra yang sedang bersiap.

"Andra, kamu tau tentang Tasya?" tanya Kaira tiba-tiba. Andra menoleh kebelakang dan menghampiri Kaira yang sedang duduk di tepi kasur.

"Maksud kamu? Ya aku tau sedikit tentang Tasya, karena kita kan sahabat," ujar Andra.

"Masalah yang sedang di hadapi Tasya sekarang, kamu tau? Kamu tau gimana keadaan nya sekarang?" Andra mengernyitkan alisnya, ia sama sekali tidak mengerti apa yang dimaksud Kaira.

"Kamu tau kalau orang tua Tasya sudah cerai?" Andra membulat kan matanya, ia sangat terkejut mendengar ucapan Kaira. Bagaimana bisa? Keluarga Tasya adalah keluarga yang cukup harmonis.

"Ha? Cerai? Kamu nggak lagi bercanda kan? Kamu nggak lagi boongin aku kan?" Kaira menggeleng.

"Aku nggak bercanda apalagi bohong. Tasya sekarang hanya tinggal sebatang kara. Nenek kakeknya sekarang sudah meninggal, dan kedua orang tuanya sudah cerai. Itu alasan kenapa dia pindah ke sini lagi. Karena di Eropa dia sudah nggak punya siapa-siapa lagi,"

"Disini dia punya kamu dan Abian. Sahabat dia dari kecil. Itu alasan dia pindah kesini, bukan karena dia mau dekat sama kamu atau ngerebut kamu dari aku," jelas Kaira.

"T-tapi kenapa bisa? Keluarga Tasya itu keluarga yang harmonis, gada kata  bertengkar dalam keluarga mereka." Andra masih tidak percaya dengan kenyataan ini.

"Keluarga harmonis nggak menutup kemungkinan untuk tidak bercerai Andra. Ya mungkin mereka memang keluarga harmonis, tapi itu hanya didepan orang-orang. Kalau dibelakang? Kita kan nggak tau juga,"

"Semoga kamu bisa bersikap seperti dulu ke Tasya. Jangan bersikap cuek atau nggak peduli ke Tasya. Selagi perhatian kamu nggak melampui batas. InsyaAllah aku gapapa."

Andra mendekap Kaira kedalam pelukannya. Andra meneteskan air matanya mengingat begitu tidak peduli nya dia kepada Tasya. Sahabat nya sendiri.

Andra menghapus air matanya dan melepas pelukan nya dari Kaira. "Kita berangkat sekarang?" tanya Andra dan di angguki oleh Kaira.

Mereka berdua turun ke bawah menuju garasi dan Andra segera mengemudikan mobilnya menuju ke apartemen Tasya.

Sesampainya di apartemen, Andra langsung memarkirkan mobilnya dan menggandeng Kaira untuk menuju ke tempat Tasya.

Andra memencet bel. Tanpa menunggu lama pintu langsung terbuka dan menunjukkan wajah manis Gita. Perempuan itu menggunakan kaos berwarna pink dan celana panjang berwarna hitam.

"Assalamu'alaikum Tasya," ujar Kaira ramah.

"Wa'alaikumussalam, silahkan masuk." Tasya membuka sepenuhnya pintu apartemen nya dan mempersilahkan pasangan itu untuk masuk.

"Kalian duduk dulu, aku mau buatin minum buat kalian,"

"Kalau ada air zamzam ya plek, " ucap Andra.

"Tadi kamu bilang apa? Plek? Maksud kamu triplek? Kamu manggil aku triplek, kamu ingat panggilan kamu ke aku?" Tasya tampak begitu sangat senang waktu Andra manggil dia dengan sebutan triplek. Andra memang sering memanggil Tasya dengan sebutan triplek. Karena dulu Tasya benar-benar sangat kurus. Mulai dari pertama mereka bertemu, sampai mereka berpisah. Tasya masih tetap kurus. Mungkin sekarang sudah sedikit berisi.

"Aku rasa kamu belum budeg. Iya triplek, aku manggil kamu triplek," jelas Andra.

"Kaira, Andra nggak lagi kesurupan kan? Ini Diandra Mahardika kan? Bukan Diandra Mahar ragil kan?"

Kaira terkekeh dan menggeleng. "Bener ini Andra sahabat kamu. Andra teman masa kecil kamu," ujar Kaira.

"Arghhh, nggak tau udah. Bingung sumpah bingung. Kalian tunggu aja sebentar di sini," ucap Tasya dengan ekspresi kebingungan. Sepertinya dia sangat senang sehingga sampai seperti orang dungu.

"Andra, kapan terakhir kamu ngeliat Tasya senang kayak gitu?" tanya Kaira. Dan Andra hanya diam.

Andra menggeleng lemah dan menunduk. "Nggak tau, aku nggak tau. Mungkin kebahagiaan dia sudah lama hilang, dan sepertinya tadi kebahagiaan nya balik lagi."




Haiiii semuanya
Apa kabar kalian semuanya?
Kalian kangen gak sama pasangan inii?

Skskskks, maaf lama updatenya😭
Soalnya perasaan ama otak lagi gak bisa diajak kompromi

Hampir setengah bulan saya tidak update, huhuhu

Semoga suka sama part ini!
Makasih buat yang udah vote dan komen.

Draka-EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang