27.Cemburu

115 4 0
                                    

Happy Reading🦄
Jangan lupa vote dan komen
Tandai kalau typo
.
.
.
.
.
.
.
Kaira langsung menundukkan tubuh nya dan menyenderkan tubuh nya pada tembok. Kebetulan ia duduk di dekat tembok. Andra juga langsung menundukkan dirinya di dekat Kaira. Sahabat-sahabat Andra langsung mendekat ke arah tempat duduk Andra. "Lagi marahan bos?" tanya Alvaro saat melihat Kaira hanya diam sambil menyender. Dan Andra yang hanya diam sambil menatap lurus ke depan. Andra hanya menggeleng sebagai jawaban.

"Kantin?" Semua langsung menatap Danis, dan Bani memukul bahu temannya itu.

"Tobat lu, bentar lagi kita udah mau ujian. Bentar lagi kita udah mau jadi senior," ucap Faisal sambil duduk di samping Putri.

"Tumben banget lo bijak. Terus lo kenapa mau sih put dekat-dekat sama laki-laki kadal kayak Faisal," ucap Bani heran.

"Lo tau kan rasanya kesepian tiap malam? Gada yang ngecat, gada yang nelpon." Bani mengangguk.

"Nah itulah gunanya Faisal, untuk menemani kesepian gue." Semua yang mendengar itu tertawa dan menatap Faisal yang tampak nya kesal.

"Asem banget lo put. Tapi gapapa, gue juga buat lo sebagai pelengkap di antara pacar-pacar gue. Dan lo dijadiin incaran cowok-cowok, sedangkan yang berhasil macarin lo, itu gue. Skil Playboy dan ketampanan gue memang nggak bisa diragukan," ucap Faisal sambil memainkan rambutnya.

"Idih pede banget lo bang. Gue nerima lo juga karena kesepian sama gabut kali," ucap Putri sambil tersenyum smrik.

"Pergi, kembali ke tempat kalian." Semua langsung kembali ke tempat masing-masing, mereka juga tidak mau membantah perintah Andra. Sepertinya mood cowok itu sekarang juga tidak baik.

Andra menggeser kursi nya dan sedikit mendekat kan tubuhnya dengan Kaira. Kaira langsung berdecak dan menatap Andra tak suka. "Apa sih ndra, geseran dikit bisa kan?" tanya Kaira.

"Kamu kenapa?"

"Aku gapapa, cuman nggak mood aja. Mungkin karena datang bulan," jawab Kaira sambil membenarkan hijab nya yang sedikit ke depan.

"Mulai kemari kamu ditanya cuman jawab karena datang bulan. Kalau kemarin aku maklumi, apa sekarang kamu ngambek karena nerima telpon tadi?" tanya Andra dengan nada berbisik tapi masih terdengar tegas oleh Kaira.

Murid yang duduk didepan dan dibelakang pasangan itu tidak berani untuk duduk di tempat mereka sendiri. Lebih baik mereka ngungsi ke tempat lain daripada mereka harus berhadapan dengan Andra.

"Nggak, lagian buat aku ngambek cuman karena ucapan wanita yang ditelpon tadi. Itu urusan kamu sama wanita itu, bukan urusan aku," jawab Kaira dengan nada cemburu.

Andra hanya menggeleng dan menggendong Kaira ala bridal style. Semua murid yang berada di dalam kelas langsungnya memperhatikan pasangan itu.

Kaira memberontak untuk dilepaskan , karena bel masuk sudah berbunyi. Dan guru yang mengajar jam pelajaran pertama sudah berada didepan kelas. "Kaira lagi sakit." Tanpa basa-basi lagi, Andra membawa Kaira menuju ke UKS. Dan guru itu hanya mengangguk, mana bisa ia membantah anak dari yang mempunyai sekolah ini.

Andra menurunkan Kaira dan menundukkan nya di kursi kantin. Kaira menghembuskan napasnya kasar dan menatap Andra jengah.

"Ada apa sih ndra? Mendingan aku ikut pelajaran daripada nongkrong di sini sama kamu." Kaira melosot kan tubuhnya dan menjadikan tangan nya sebagai bantal.

"Bu teh manis sama mie kuah dua. Yang pedes satu yang nggak pedes satu," ucap Andra kepada bu Susi-- ibu kantin kesayangan murid SMA Cendrawasih.

Kaira tidak memperdulikan suaminya itu. Dia sungguh masih kesal dengan suaminya itu. Datang bulan yang membuat moodnya tidak baik, dan wanita yang menelpon tadi pagi.

Tanpa menunggu lama, pesanan Andra sudah selesai. Andra tersenyum tipis sebagai ucapan terimakasih. Dan dia langsung memberikan makanan itu kepada Kaira.

"Makan dulu, aku udah pesenin mie nya yang pedes. Siapa tau dengan makan ini, mood kamu bisa membaik," ucap Andra.

Kaira langsung duduk tegap dan melihat makanan itu dengan minat yang tinggi. Kaira memakan mie nya dengan hati-hati, karena masih panas.

"Enak?" tanya Andra dan angguki oleh Kaira. Walaupun hanya mie dan teh. Tapi kalau makan nya bareng orang yang kita sayang. Makanan resto bintang lima, masih kalah jauh rasanya.

Tanpa ada obrolan lagi, mereka berdua segera menghabiskan makanan masing-masing. Setelah makanan mereka habis, Andra langsung menyuruh bu Susi untuk membereskan nya.

Andra memandang Kaira yang tampak nya sudah membaik. "Gimana? Udah nggak kesel lagi?" tanya Andra. Kaira menggeleng sambil menyengir.

"Kamu tadi cemburu? Cemburu tentang penelpon tadi?"

"Wajar nggak ndra kalau kamu cemburu?" tanya Kaira dan mendapat gelengan dari Andra.

"Wajar banget kalau kamu cemburu. Pantes kalau kamu cemburu, karena siapapun wanita yang denger ada orang yang kangen sama suaminya sendiri. Mereka pasti akan cemburu kayak kamu."

"Aku boleh cerita siapa wanita itu?" tanya Andra dan di angguki oleh Kaira.

"Tapi kamu harus janji, nggak boleh marah atau ngambek."

"Iya Andra. Janji, kalau sedikit kesal gapapa kan?"Andra hanya terkekeh mendengar ucapan Kaira.

"Kamu ingat dengan Tasya?" Kaira mengernyitkan alisnya sambil mengingat siapa itu Tasya.

"Tasya yang dulu kamu suka? Dulu juga kamu pernah ngepost fotonya," ucap Kaira.

"Ya, kamu pernah kenal Tasya walaupun hanya sedikit. Kamu hanya tau dia dari story aku dulu. Empat atau tiga tahun lalu. Dulu aku nggak jelasin atau memperkenalkan Tasya ke kamu. Karena, dulu... "

"Kamu belum suka sama aku," ucap Kaira memotong ucapan Andra. Andra hanya memegang lehernya sambil menyengir kuda.

Andra duduk tegak dan berdeham singkat. "Tasya temen dekat aku dulu. Waktu SMP, aku memang pernah punya rasa sama dia. Tapi itu hanya sedikit dan tidak lama. Mungkin bukan rasa, tapi nyaman."

"Sesudah lulus SMP, dia pergi ke Eropa buat ikut kedua orang tuanya. Orang tuanya bekerja sebagai petani di sana. Kedua orang tuanya ada tawaran sebagai petani di sana. Tawaran dari saudara nya." Kaira mendengar cerita Andra dengan antusias.

"Tasya udah lama nggak balik ke Indonesia. Aku juga nggak tau gimana kabarnya dia, gimana keadaannya. Tapi dia ngabarin kalau dia bakal balik lagi ke sini. Aku nggak pernah ngebalas pesan dari dia. Jadi aku nggak tau tentang dia," jelas Andra.

"Kenapa kamu nggak ngebalas pesan dia?" tanya Kaira.

"Karena aku ngehargai kamu. Aku ngehargai perasaan kamu," jawab Andra. Kaira langsung menundukkan kepalanya sambil tersipu malu.

"Sekarang perasaan kamu sama Tasya gimana?" tanya Kaira.

"Nggak ada, aku udah nggak punya rasa sama dia. Rasa cinta, rasa suka, dan rasa sayang aku. Cuman buat kamu," ujar Andra sambil menatap mata indah milik istrinya.

Tolong. Kata-kata Andra barusan sungguh mampu membuat Kaira ingin terbang. Tapi Kaira harus menyembunyikan bukan? Akhirnya Kaira hanya terkekeh dan berekspresi biasa saja. Padahal sudah hampir menjadi reog.

"Makasih Andra. Makasih udah ngasih semua rasa kamu ke aku."

Draka-EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang