38.Danau

89 3 0
                                    

Happy Reading🦄
Jangan lupa vote dan komen
Tandai kalau typo.
.
.
.
.
.
.
.
Waktu sudah menunjukkan sore hari. Tapi Kaira dan Andra masih berada di danau. Mereka masih belum ada niatan untuk pulang. Tadi saja waktu shalat dzuhur mereka berdua shalat di masjid terdekat.

Sekarang mereka berdua sedang menikmati cemilan yang mereka beli di pedagang yang keliling tadi di dekat danau. Danau sekarang sudah lumayan ramai, karena waktu yang sudah sore. Banyak orang yang berlari santai di sore hari yang cerah ini. Dan ada juga yang menghabiskan waktu bersama pasangan mereka. Sama seperti Andra dan Kaira.

Andra menyerahkan snack yang ia pegang kepada Kaira. Kaira menatap Andra bingung. Andra tersenyum lebar sambil mengedip-ngedipkan matanya. Kaira terkekeh melihat wajah Andra yang seperti anak kecil.

"Suapin," titah Andra dengan senyum yang masih tercetak jelas di wajah pria itu.

"Apa ini Andra? Apa ini Andra yang saya kenal? Kenapa sifat Andra yang dulu sama sekarang kayak yang beda ya," oceh Kaira sambil menyuapi Andra.

"Beda gimana? Ini tetap Andra yang kamu kenal kok. Yang ganteng, baik hati, tidak sombong dan rajin menabung," sahut Andra sambil mengunyah makanan nya.

"HAHAHA, engga ya. Kalau kamu tau, kamu itu orang nya nyebelin pakai banget. Cuek lagi, cuek nya gak seberapa tapi nyebelin nya... Ampun deh," jelas Kaira sambil tertawa puas.

"Engga, kamu boong ya? Tujuh bulan kita nikah, kayaknya gak pernah deh buat kamu kesel. Apalagi cuek sama kamu," balas Andra.

"Siapa yang bilang sekarang? Yang aku maksud itu, Andra yang dulu bukan sekarang. Waktu aku ngenal kamu secara virtual, kamu beda banget sama Andra yang sekarang."

"Mungkin sifat kamu dulu sama sekarang sama aja. Tapi posisinya kita aja yang beda. Mungkin dulu itu sisi lain dari kamu yang kamu tunjukin ke aku. Karena kayak nya dulu kamu gak suka sama sekali ke aku. Sampai dulu kamu sering ngucapin kata-kata kasar ke aku."

Senyuman yang tadi tercetak di wajah Andra luntur seketika saat mendengar ucapan Kaira. Senyuman itu langsung berubah menjadi wajah yang bersalah.

"M-maaf, maaf Kaira. Seharusnya walaupun aku dulu belum bisa suka kamu aku gak perlu bersifat kayak gitu. Aku ngaku memang aku orang nya ngeselin, aku emang kadang cuek sama kamu. Tapi kalau aku ngomong kasar sama kamu, itu beneran ra. Aku nggak sengaja. Aku gada niatan buat ngelontarin kata-kata kasar sama kamu. Maafin aku," ujar Andra dengan nada bersalah.

"Heh Andra, kenapa kamu malah kayak yang bersalah gini. Kamu nggak usah minta maaf. Aku gapapa. Kalau tau gini, seharusnya aku nggak cerita tentang kamu," ucap Kaira sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Malahan bagus kalau kamu cerita tentang aku dulu ke kamu. Jadi aku bisa lebih hati-hati bersikap ke orang yang aku sayang ini." Andra mencubit hidung Kaira dan langsung menarik Kaira dalam dekapan nya.

"Sosweet banget sih pasangan muda yang gada cocok-cocoknya ini." Andra dan Kaira otomatis langsung menengok kebelakang--- kearah sumber suara.

"Yoi bener banget lu bos. Mana pacarannya cuman di dekat danau. Cemilannya juga cuman ciki-ciki. Udah bangkrut lo ndra?" timpal Putra---anggota inti geng Elang.

"Biasanya kalau cowok kayak gini dikasih nama apa put?" ucap Genta seakan-akan bertanya kepada Putra. Tapi sebenarnya ia seperti meremehkan Andra.

Andra berdiri dan menatap nyalang ke arah Genta dan Putra. Andra memasukkan tangannya kedalam saku celana jeans panjang yang ia kenakan.

"Udah ngomong nya? Udah nyinyirnya? Kalian lupa sama gender kalian ya? Sini gue ingetin. Kalian itu cowok bukan cewek, tapi mulut cewek gak separah itu sih. Ouh, atau mungkin lo berdua temen nya bebek ya?" ucap Andra dengan angkuh.

"Waduh bos, kita disamain sama bebek. Kurang ajar emang nih orang," ucap Putra mengompori.

"Bukan mau nyamain, tapi emang kenyataan." Karena malas menghadapi dua bebek didepan nya ini. Andra mengajak Kaira untuk pergi ke sana.

Andra hendak meraih tangan Kaira. Tapi belum sempat Andra meraih tangan Kaira. Genta menendang punggung Andra hingga laki-laki itu hampir tersungkur.

"Kamu diem dulu di sini, aku masih mau ngurusin bebek-bebek itu." Kaira mengangguk patuh.

Bughh

Andra membalas tendangan yang tadi diberikan oleh Genta. Tanpa melihat kearah musuh nya, tendangan Andra tepat mengenai perut Genta. Genta terhuyung kebelakang akibat tendangan yang lumayan keras itu.

"Bos lu gapapa kan?" tanya Putra sambil memegangi Genta.

"Lepasin gue gapapa. Hajar tuh orang," perintah Genta. Putra langsung mendekat dan memberikan pukulan tepat di pipi kiri Andra.

Andra memegang pipinya yang terasa nyeri karena pukulan itu.

"Satu.... Dua.... Tiga." Andra langsung menendang perut Putra sehingga pria itu tersungkur kebelakang. Genta yang tidak terima langsung berdiri dan hendak memukul Andra kembali. Tapi Andra langsung menahannya dan memegang tangan Genta. Andra menarik Genta agar sedikit mendekat dengan dirinya, dan ya. Andra menghantamkan Kepala Genta ke pohon kecil yang ada di dekat kursi.

"Stop! Andra udah," teriak Kaira dengan suara bergetar.

Tapi Andra tidak berhenti juga. Setelah membereskan Genta, ia mendekat dan memukuli Putra yang kelihatan nya sudah tidak ada tenaga lagi.

"Andra udah! Stop! Nanti dia bisa mati." Andra langsung berhenti dan melihat kearah Genta dan Putra yang seperti nya sudah tidak bisa melawan lagi.

"Jangan pernah usik keluarga gue. Kalau kalian masih ingin hidup dan masih ingin menikmati dunia."

Andra langsung menarik tangan Kaira untuk pergi dari sana. Sebenarnya Andra masih ingin menghajar dua mulut bebek itu. Tapi Andra merasa kasian saat melihat Kaira yang begitu ketakutan.

Setelah sampai di parkiran. Andra membukakan pintu mobil untuk Kaira. Andra memutari mobil untuk menuju kursi mengemudikan. Andra mengambil satu botol air yang ada di mobil dan memberikan nya kepada Kaira.

"Minum dulu," Kaira langsung mengambil nya dan meminumnya hingga tinggal separuh.

"Hati-hati minumnya awas keselek," peringat Andra dan di angguki Kaira.

Setelah puas minum, Kaira menutup kembali botol itu dan memberikan nya kepada Andra.

"Kamu kok sampai segitunya tadi? Kalau mereka mati gimana? Aku belum siap ditinggalin kamu. Aku gak mau kalau harus jauh sama kamu," ujar Kaira sambil menatap kesal kearah Andra.

"Sttt, aku nggak bakal kemana. Emang nya aku mau kemana sih?"

"Ya aku takut mereka ngelaporin kamu ke polisi. Mereka punya bukti yang kuat buat ngelaporin kamu ke polisi," jawab Kaira.

"Mereka gak bakal ngelaporin aku. Aku nggak bakal ninggalin kamu. Aku bakal tetap ada di samping kamu. Selama nya." Andra menatap sendu kearah wanita cantik yang ada di depan nya ini.

"Aku juga, aku nggak bakal ninggalin kamu. Aku akan selalu ada di samping kamu selama nya."







Waduhh udah lama ya gak update. Maaf lagi sibukk.
Semoga suka sama part ini.
Maaf kalau banyak yang typo.

Sampai jumpa di part selanjutnya🦄

Draka-EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang