7.Pertemuan

137 20 0
                                    

Happy Reading 🦄
Jangan lupa vote dan komen
Tandai kalau typo
.
.
.
.
.
.
.
Setelah melakukan solat subuh, Kaira bergegas ke bawah untuk membantu uminya. Ternyata di bawah sudah ada uminya yang menyiapkan sayuran. "Umi sudah datang dari pasar?" tanya Kaira.

"Iya kak, tadi umi minta tolong Pak Somat buat nganterin umi ke pasar,"jawab Anita.

Kaira menuruni anak tangga dan mendekat kearah uminya. " Emang tamunya mau datang jam berapa kesini mi?" tanya Kaira. Anita hanya mengangkat bahunya dan pergi untuk membangunkan suaminya.

"Yang mau datang siapa sih? Kenapa umi sampai niat banget buat nyambut mereka," gumam Kaira sambil mengupas bawang.

Anita dan Fadil tersenyum ke arah putrinya yang sedang mengiris menyiapkan beberapa bumbu masakan. "Umi, kakak sekarang udah dewasa ya mi. Abi pikir, kita perlu seseorang buat ngejaga dia kalau kita jauh dari kakak,"ucap Fadil dan mendapatkan tatapan kebingungan dari Anita.

" Maksud abi gimana? Abi mau nyariin Kaira pacar?"tanya Anita dengan tatapan melotot.

"Apa mi? Abi mau nyari pacar buat Kaira? Abi lupa apa gimana hukum nya pacaran dalam islam," ucap Kaira, Kaira tidak sengaja mendengar ucapan Anita tadi.

Fadil mendekat ke arah Kaira dan mencubit pipi putri nya itu. "Siapa bilang abi mau nyariin kamu pacar? Abi masih hafal betul hukum nya pacaran. Yakali abi nge-jerumusin keluarga abi ke api neraka," kata Fadil.

"Terus maksud abi tadi apa? Abi nggak nyembunyiin sesuatu kan dari kita?" tanya Anita.

"Ada nggak ya? Tunggu nanti aja, nanti kalian tau sendiri," ucap Fadil dan mendapatkan tatapan galak dari Anita.

"Abi, abi mau main rahasia-rahasiaan sama kita?" Fadil hanya tertawa renyah dan menarik Anita kedalam pelukan nya. "Kaira nggak diajak pelukan juga nih?" Fadil tersenyum ke arah Kaira dan memeluk nya.

"Tunggu nanti aja ya, biar abi jelaskan nanti. Kalian akan tahu lebih jelasnya nanti,"

***
"Andra! Bangun, ini udah hampir siang," teriak Fanya, ibu dari Andra.

Andra membuka matanya dan melihat kearah sekitar kamarnya."Itu tadi suara mama?" Tanpa berpikir lama, Andra bangun dari kasurnya dan segera menuju ke arah ruang tamu.

Dengan langkah tergesa-gesa Andra menuruni anak tangga, tanpa memperdulikan tatapan semua pelayanan nya. "Kenapa kalian semua menatapku?" tanya Andra sambil menuruni anak tangga. Pelayan yang sedang menatap Andra tadi hanya menggeleng kuat dan melanjutkan aktifitas nya.

Andra langsung berlari ke arah orang tuanya dan berhambur ke pelukan papanya. "Papa sama mama beneran pulang?" ucap Andra tanpa melepas pelukan nya.

"Andra, kamu kenapa sih. Malu tuh dilihatin penghuni rumah. Terus kamu nyadar nggak? Kamu turun ke bawah cuman pakai boxer," ucap Andi.

Andra yang mendengar itu melotot kan matanya dan melihat kebawah."Kenapa nggak ada yang bilang mulai tadi?"ucap Andra sambil mengambil jaket yang dipegang oleh Fanya.

"Astaga Andra, kamu itu kenapa? Biasanya papa sama mama kalau pulang kamu nggak sampai segitunya. Biasanya juga kalau kamu gini pasti ada maunya kan?" tanya Fanya.

"Emang Zaki belum ngasih tau mama sama papa kenapa Andra nyuruh mama papa pulang?" tanya Andra dan mendapatkan gelengan dari Andi.

"Zaki! Apa kau pikun sampai lupa apa yang ku perintah kepada mu?" teriak Andra. Zaki yang baru datang sambil membawa koper milik Fanya dan Andi langsung menggeleng kuat.

"Maaf tuan Andra, saya sudah menjelaskan semuanya kepada nyonya dan tuan," ucap Zaki.

"Tapi kata mama tadi kamu belum memberi tahunya,"

"Sudah Andra, papa sama mamanya udah tahu maksud kamu. Mendingan kamu kembali keatas dan segera bersiap untuk menemui keluarga gadis itu," ucap Andi. Andra langsung meloncat kegirangan dan berlari menuju ke kamar nya.

"Pa, apa ini hal yang benar kita menuruti kemauan Andra kali ini?" tanya Fanya dengan tatapan cemas.

Andi menarik Fanya kedalam pelukannya dan mengecup singkat kepala Fanya. "Kamu tenang aja, papa percaya bahwa Andra bisa menjaga gadis itu. Papa juga percaya atas pilihan Andra," ucap Andi menyakinkan istrinya.

Setelah beberapa menit, akhirnya Andra siap juga. Dengan menggunakan hoodie berwarna putih dan jeans berwarna hitam. Meskipun pakaian itu cukup simpel, tapi ketika pakaian itu dipakai Andra. Pakaian itu terlihat lebih menarik.

"Pa, ma kalian sudah tahu kan apa kemauan Andra? ucap Andra saat sampai di depan kedua orang tuanya. Fanya dan Andi tersenyum dan memeluk Andra.

"Iya sayang, kita sudah tahu apa mau kamu. Semoga pilihan kamu tepat," ucap Fanya. Mereka bertiga melepas pelukannya dan keluar dari rumah mewah itu, mereka menggunakan mobil milik Andi.

***
Kaira dan Anita sudah selesai membereskan rumah dan sudah menyiapkan semuanya. "Umi, kakak kalian cepetan siap-siap. Temen abi tadi udah ngabarin kalau mereka udah berangkat," ucap Fadil yang kelihatan nya sudah rapi. Kaira dan Anita mengangguk dan pergi ke kamar masing-masing.

Tok tok tok

Saat Fadil hendak pergi ke dapur, langkah nya terhenti oleh ketukan pintu. Fadil mengurungkan niatnya dan memilih untuk membuka pintu terlebih dahulu. "Assalamu'alaikum," ucap seseorang itu sambil mengetuk pintu.

"Waalaikumsalam, ada perlu apa?" jawab Fadil sambil membuka pintu.

"Ya ampun pak Andi, kayaknya barusan bapak telpon saya kenapa udah sampai aja," ucap Fadil.

"Iya Pak, tadi waktu saya menghubungi bapak saya sudah ada di sekitar sini," jawab Andi.Fadil hanya mengangguk dan mempersilahkan Andi dan keluarganya masuk.

"Silahkan duduk pak, saya ingin manggil istri dan anak saya terlebih dahulu," pamit Fadil dan di angguki oleh Andi.

Fadil pergi dari hadapan Andi dan pergi menuju ke kamar nya untuk memanggil Anita dan Kaira. "Andra, apa benar Kaira ini yang kamu maksud?" tanya Andi kepada Andra setelah melihat foto keluarga milik keluarga Fadil.

"Iya pa, itu Kaira yang Andra maksud. Andra minta pertemuan ini seperti acara perjodohan, jangan sampai Kaira tau kalau ini semua adalah rencana Andra," ucap Andra dan di angguki oleh Andi.

Fadil dan Anita datang berdampingan, Fadil yang menggunakan baju koko berwarna coklat, dan Anita yang menggunakan gamis berwarna toska. Anita tersenyum kearah Fanya dan menyapa biasa kepada Andi dan Andra.

"Maaf saya tidak bisa menyambut kalian tadi, saya masih bersiap di atas," ucap Anita.

"Iya mbak gapapa, lagian kita juga baru datang," ucap Fanya.

"Putri kami juga masih ada di atas, dia masih bersiap-siap. Mungkin sebentar lagi dia juga menyusul. Sambil menunggu Kaira, mendingan kita makan siang terlebih dahulu," tawar Fadil. Andi dan keluarganya hanya mengangguk dan membuntuti Fadil dari belakang.

Mereka berlima duduk di meja makan yang sudah disediakan dan memulai acara makan siang tersebut. Andra mulai tadi tidak bisa menikmati makan siang ini, Andra hanya melirik kearah samping dan memainkan sendoknya.

"Maaf saya telat, apa saya bisa bergabung?" Andra langsung meletakkan sendok nya dan menghadap kearah suara itu.

"Ini anak kalian? Cantik sekali dia," puji Fanya. Kaira hanya menunduk dan mendekat ke arah uminya. Anita menyuruh Kaira duduk di sampingnya. "Iya, ini anak kita. Nama dia Gadis Makaira Indica, biasa dipanggil Kaira," ucap Fadil.

Kaira mendongakkan kepalanya, dan dia langsung beradu pandang dengan Andra. "A-andra? Ngapain kamu di sini?"tanya Kaira dengan tatapan kebingungan.

"Kakak, mendingan kita makan dulu. Nanti abi sama pak Andi akan menjelaskan semuanya kepada kalian." Kaira langsung menundukkan kembali pandangannya dan menautkan jari-jarinya. Sungguh ia mempunyai banyak pertanyaan untuk abinya itu.


Haii 🦄
Apa kabar kalian?
Maaf kalau banyak yang typo
Makasih buat yang udah vote dan komen

Sampai jumpa di part selanjutnya 🦄


Draka-EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang