33.Masa lalu Kaira

83 4 0
                                    

Happy Reading 🦄
Jangan lupa vote dan komen
Tandai kalau typo.
.
.
.
.
.
.
Mereka berdua sudah sampai dirumah orang tua Kaira. Tapi Kaira tidak kunjung turun. Andra sudah mempersilahkan Kaira keluar. Tapi istrinya malah memperhatikan nya.

"Andra, kamu jangan dengerin ucapan Faris tadi ya. Aku nggak mau kamu marah lagi. Aku beneran, aku nggak sengaja ketemu sama dia." Andra menggeleng kecil, ia heran kepada istrinya itu. Kenapa masih saja memikirkan kejadian tadi.

"Iya sayang. Ada untungnya juga aku kemarin liat kamu sama Faris. Kalau nggak, kejadian indah tadi malem nggak bakal terjadi," ucap Andra sambil tersenyum menyebalkan.

"Ish apa-apaan sih kamu. Udah nggak usah dibahas lagi." Kaira segera turun, ia tidak mau Andra semakin menggodanya. Kaira yakin, kalau Andra tahu pipi Kaira memerah. Dia pasti akan semakin menggoda dirinya.

Andra hanya terkekeh dan segera turun untuk menyusul Kaira.

"Assalamu'alaikum umi abi." Kaira mengetuk pintu sambil mengucap salam.

"Wa'alaikumussalam, iya sebentar." Pintu terbuka dan menampakkan wanita cantik paruh baya dengan kerudung berwarna marun, dan baju berwarna cokelat.

Anita melotot kan matanya dan mendekap Kaira ke dalam pelukan nya. Anita seperti orang yang tidak bertemu kekasihnya dengan waktu yang cukup lama.

"Kaira, kamu baik-baik aja kan? Umi kangen banget sama kamu." Anita masih saja memeluk Kaira, begitupun dengan Kaira. Ia seperti tidak mau untuk melepaskan ibunya itu.

"Kaira baik-baik aja mi. Kabar umi gimana, sehat baik-baik aja kan?" Anita mengangguk dalam pelukan Kaira

"Khmm, iya tau udah lama nggak ketemu. Tapi ingat juga dong, menantu nya yang ganteng ini." Anita dan Kaira terkekeh dan melepas pelukan mereka.

"Yaudah yuk masuk, kita ngobrol-ngobrol didalam," ajak Anita sambil menggandeng tangan Kaira.

"Kalian duduk dulu ya. Umi mau nyiapin makan dulu, sekalian nanti makan bareng sama abi. Abi sekarang masih ada di kantor, bentar lagi udah pulang." Kaira dan Andra mengangguk, sedangkan Anita ia menuju kedapur.

"Andra, mau nyantai dikamar aku?" tawar Kaira saat melihat Andra yang menyender ke sofa.

"Hmm boleh, punggung aku rasanya juga pengen ngerasain kasur empuk kamu," jawab Andra sambil beranjak dari duduknya.

Kaira dan Andra berjalan untuk menuju kamar Kaira yang berada di atas. Andra melihat sekeliling kamar Kaira, kamarnya seperti kamar biasa.

"Andra, aku mau tiduran bentar ya. Kamu kalau masih mau duduk-duduk di situ gapapa. Aku mau merem bentar aja." Andra hanya mengangguk sambil duduk di sofa empuk yang ada dikamar Kaira.

Andra mengambil handphone nya, ia baru sadar. Mulai kemarin ia tidak bermain handphone. Saat Andra menyalakan handphone nya, banyak panggilan masuk dari kedua orang tuanya dan banyak juga pesan dari teman-teman nya. Pesan dari teman-teman nya tidak terlalu penting, yang lebih penting adalah kedua orang tuanya.

Andra hendak menelpon kedua orang tuanya, tapi panggilan masuk dari Zaki mengurungkan niat nya.

"Ada kabar apa?"

"Tuan Andra, kedua orang tua anda sekarang sudah kembali lagi ke luar kota. Sekarang rumah tuan kosong, mama tuan meminta untuk anda tinggal di sini," jawab Zaki di sebrang sana.

"Aku sudah mempunyai rumah sendiri, lebih baik aku tinggal di rumah ku sendiri. Rumah itu, urusanmu." Andra langsung mematikan sambungan telepon nya dan ia memilih untuk keluar. Karena Kaira sudah tertidur, ia juga tidak mengantuk jadi lebih baik ia kebawah saja.

Draka-EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang