50. Dorrr

66 3 0
                                    

Happy Reading🦄
Jangan lupa vote dan komen
Tandai kalau typo
.
.
.
.
.
.
"Urus para pecundang ini," perintah Andra kepada teman-teman nya. Sedangkan Andra menerobos untuk masuk kedalam. Sendirian, tanpa ditemani oleh teman-teman nya. Jika Andra masih menunggu teman-teman nya, Andra tidak akan tau apa yang akan dilakukan Faris kepada Tasya.

Andra memberhentikan langkahnya dan melihat sekitar. Ia melihat sekitar untuk mencari Tasya.

"Tolong, lepasin gue," Andra mendengar suara teriakan seseorang, itu pasti suara Tasya.

"Tasya? Kamu dimana?" teriak Andra sambil berjalan pelan agar lebih dekat dengan sumber suara tadi.

Tasya melotot kan matanya dan menghentakkan-hentak kan kakinya. "Andra aku di sini. Tolong, tolongin aku," ujar Tasya dengan suara yang semakin melemah.

Andra berlari menuju kamar kosong yang ada di sebelah samping kiri, Andra mendobrak pintu itu dan berjalan mendekat. Tepat di depan nya ada Tasya yang duduk diatas kursi yang terjatuh.

Andra mendekat ke arah Tasya dan hendak membantunya berdiri. Tapi tiba-tiba ada orang yang menendang nya dari samping. Dua arah sekalian

Andra tersungkur ke depan, dan dadanya menghantam lantai. Andra meringis saat tiba-tiba ada yang menginjak tangannya.

"Datang juga ternyata lo?" ujar Faisal meremahkan.

Andra berusaha bangkit dengan tangan yang terasa sakit. Tasya menetaskan air mata saat melihat Andra yang susah payah untuk bangkit.

Andra bisa bangkit dan menegapkan tubuhnya. Dia tersenyum remeh kearah Genta dan Faris. Mereka berdua bisa menginjak tangannya, tapi tidak dengan semangat untuk membalas perlakuan lawan nya.

"Gue bakal datang lebih awal kalau itu tentang pengecut kayak lo," seru Andra dengan tangan yang dimasukkan ke dalam saku celananya.

"Andra... Tolong," Andra menoleh kebelakang dan membantu Tasya untuk duduk dengan benar di kursi usang itu.

"Bentar lagi, bentar lagi kita bakal keluar dari tempat ini," ucap Andra menenangkan.

"Mimpi lo ketinggian ndra, lo gak bakal bisa keluar dari sini," cela Genta sambil menendang kaki Andra.

Karena tidak menjaga keseimbangan, hampir saja Andra terjatuh. Andra membalikkan badannya dan langsung menendang perut Genta. Bukan hanya Genta, Andra juga memberikan pukulan pada Faris.

"Ayo kita mulai." Andra langsung memberikan pukulan yang bertubi-tubi kearah Genta. Setelah Genta mundur beberapa langkah, Andra langsung menyerang Faris.

Andra pikir Genta akan lemas saat mendapat pukulan dari Andra tadi, tapi ternyata tidak. Genta justru menolong Faris.

Bukk

Genta memukul kepala bagian belakang Andra. Andra langsung memegangi kepalanya, kepalanya terasa sakit. Andra mengerjapkan matanya saat semuanya terlihat buram.

Buggg

Faris memukul perut Andra dengan keras, bukan hanya itu saja. Faris memukul pipi Andra secara bergantian sehingga mengeluarkan darah dari sudut bibir nya. Akibat pusing, Andra tidak bisa melawan.

"Udah woy, hikss. Lepasin Andra hiksss." Tasya menangis saat melihat keadaan Andra yang babak belur. Tasya sedih saat melihat Andra masih berpura-pura kuat saat mendapatkan pukulan dari dua orang sekaligus.

Genta menendang kaki Andra sehingga membuat Andra terjatuh kedepan. Faris menginjak paha Andra sehingga membuat laki-laki itu menjerit.

"Arggg," Andra hanya bisa diam, dia tidak bisa melawan karena pukulan dari Genta yang mengenai tepat kepala bagian belakang nya.

Draka-EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang