Author POV
Seorang gadis sedang berbaring, tertidur pulas padahal masih pukul sembilan malam. Yaaa beginilah kegiatannya sekrang setalah lulus dari JKT48. Terkadang sibuk, terkadang tidak. Terkadang berkegiatan, terkadang hanya malas-malasan.
Posisi tidur sama sekali tak berubah. Tenang, dia masih terlihat anggun saat tertidur.
Drtt.. drtt.. drtt..
Handphone nya bergetar, karena enggan terganggu dia memilih mengabaikan. Menarik bantal tumpuan kepalanya, kini berubah menjadi menutupi kepalanya.Drtt.. drtt.. drtt..
Tidurnya kembali terusik dengan panggilan di handphonenya.."Shiapaa sih?" Suara parau nya terdengar, tanganyya bergerak mencari ponsel yang ditaruhnya di sampingnya.
Kemalasannya membuatnya enggan membuka mata, tanpa melihat siapa penelpon dia langsung mengangkat panggilan yang tersambung.
"Hallooh" suaranya masih parau dan masih enggan membuka mata.
"Hallo Ka Shinta,"
"Hmm."
"Ka Shinta udah tidur ya?"
"Hmm."
"Duh maaf aku jadi ganggu kakak."
"Gpp."
"Ya udah besok aja aku chat kakak. Night ka. Bye." Si penelpon merasa tak enak hati.
"Bye." Seraya meletakkan hpnya kembali di sampingnya dan kembali melanjutkan tidurnya.
****
Di lain tempat, si penelpon sedang berjingkrak kegirangan.
"Yes.. yes.. akhirnya bisa telponan sama kak Shinta."
Si penelpon masih larut dengan euforianya. Namun kegiatan melompat di kasurnya terhenti sejenak, ketika dia mulai berpikir.
"Suara ka Shinta ko berubah ya?" Pikirnya. "Ahh mungkin karena aku ganggu tidurnya." Pikiran lainnya kembali muncul.
"Whatever, yang penting Shintaaaa i'm coming." Teriaknya seraya penatap foto Shinta yang berada di kamarnya.
"Aku harus mengutarakan perasaanku sama ka Shinta." Ucapnya penuh keyakinan. "Fighting." Menyemangati diri sendiri.
***
Cahaya matahari mulai mengintip di selah-selah jendela. Namun tanpa tau malu gadis itu masih saja berbaring. Tak bergeming sedikitpun. Apalagi bergerak.
Drtt... Drtt.. drtt..
Getaran hpnya suksek membuat tubuhnya menggeliat. Mengangkat tangan keatas, menggerakkan kaki bergerak menggesek seprai. Mulutnya mulai menguap. Perlahan duduk walapun mata masih terpejam."Hoaam." Kembali menguap padahal kini sudah cukup siang, sudah pukul tujuh, dan itu artinya dia tidur nyaris 10 jam.
Dia mengucek-ngucek matanya, membuka matanya perlahan. Mengambil ponsel di kasurnya, kembali berbaring di kasur memainkan hp. Yaaa, beginilah nasib pengangguran ditambah lagi job nya menurun akibat pandemi covid.
Kerutan terlihat di keningnya. "Siapa ini?" Ucapnya ketika nomer tak dikenal tertera di layar hpnya.
+6281320092***
Hai Ka Shinta
Met pagi ☺️☺️ 06.30"Ga jelas" ucapnya hanya membuka pesannya tanpa ada niatan membalasnya. "So kenal."
Shinta memilih membalas chat-chat yang berderet masuk dan mengabaikan beberapa chat yang menurutnya tak jelas asal usulnya.