Entah kebodohan. Entah kepercayadirian yang berlebih. Atau sebuah keegoisan. Yang jelas aku hanya memanfaatkan satu hari yang tersisa untuk menghabiskan waktu dengannya. Only today.
Aku telah siap. Perasaan gugup menghinggap, seperti kencan pertama saja.
Aku hendak keluar kamar. Namun ku urungkan.
Hah. Aku tak boleh terlihat antusias.
"Keep calm Git. Calm Git."
Aku mencoba menenangkan diri.Aku keluar kamar, memilih menunggu di loby. Tentunya sembari kembali mengambil kunci motor yang kembali ku sewa.
"Ka Gita, maaf ya jadi ngerepotin kakak."
"Gpp." Jawabku singkat.
"Rencananya sekarang Kakak mau jalan kemana?" Tanya Zee.
"Kuta." Jawabku singkat lagi. "Tapi Lom tau juga mau ke pantai mana. Masih browsing browsing"
"Oh ya udah nanti kabari aku aja Ka. Aku susul ke sana deh." Aku mengangguk menyetujui.
Zee melihat ke arah Marsha. "Have fun yang sayang." Mengelus rambut Marsha. "Nanti aku susulin kamu kok, besok juga kita habiskan waktu bersama." Zee tersenyum manis pada Marsha. Marsha hanya mengangguk.
Zee pun pergi meninggalkan kami lebih dulu.
***
Kembali berada di roda dua sewaan. Aku sengaja mengerem mendadak.
Dug.
Helm kami berbenturan.Marsha kembali memberi jarak. Membuatku kembali melakukan hal sama lagi.
Dug.
'huh.' hembusan nafas kasar nya terdengar. Dan dia kembali memberi jarak.Aku terpaksa sedikit menambah kecepatan dan kembali tiba tiba mengerem
Dug.
Aku langsung menarik tangannya. "Peluk aku!" Titahku. Masih memegangi tangannya karena tangannya menolak ku. "Ku mohon." Membuat tanganya melemas.Kini aku seperti pengemis. Mengajarkan hal manis. Berharap akan melukis kenangan indah. Bersama. Dengan sisa waktu yang tipis dan semakin mengikis, tanpa mengurangi rasa cinta.
Aku mengelus tangannya. Tersenyum bahagia.
"Biasanya, Kakak yang menolak." Suara terdengar.
Aku tak bisa membantah. Benar. Itulah kenyataannya.
"Tak ada salahnya kan aku memintanya?" Tembalku.
"Salah. Aku sekarang memiliki Ka Zee." jawabnya.
Huh. " Ya sudah terserah. Aku takkan memaksamu memelukku." Jawabku kembali angkuh. "Kalau ingin lepas, ya lepas.,"
"Ckk.. inilah sikap kakak yang paling gak aku suka." Tembaknya mengendurkan pelukannya, tapi tangannya masih bertahan melingkar pelan di perutku.
"Aku akan merubahnya." Tembalku.
"Percuma, kita ga ada hubungan apapun."
"Kata siapa?" Aku kembali bertanya "Only today. Kamu milikku hingga senja terbenam." Aku yakin dia mengerti apa yang ku maksud.
"Aku tak pernah setuju ya kak." Jawabnya.
"Tapi kamu tak menolaknya Marsha." Tembalku lagi penuh kemenangan.
Aku berniat membawanya berikeliling pantai pantai di dekat Kuta. Pantai Kuta adalah yang pertama ku kunjungi.
Aku menggenggamnya posesif. Menautkan jari-jari ku diantara jemarinya. Untuk hari ini, dia takkan ku lepaskan.