Shinta Naomi
&
Jessica Veranda
&
Frieska Anastasia---------------------------------------
Naomi pov
Mentari pagi membuatku harus segera bergegas bersiap untuk pergi menuju tempat latian. Hari ini adalah latihan gabungan, tim J, K3, juga T akan berlatih bersama.
"hah.. udah pagi lagi. padahal masih ngantuk. tapi tak masalah yang penting aku bisa ketemu sama veranda." Senyumku mengembang mengingat wajah veranda saat tersenyum.
Jessica Veranda cinta pertamaku. Dan aku seorang Shinta Naoni berhasil mendapatkannya.
Dengan semangat 48 aku bergegas menyiapkan diri. Berdandan agar terlugat menarik, tentunya untuk menarik perhatian satu orang. Jessica Veranda.
"kok sepi? pada kemana ya??" Ucapki ketika memasuki ruang latuhan yang masih kosong.
Jalan ibukota yang lenggang di hari ini membuatku tiba lebih dahulu dibanding rekan lainnya. Memang terlebuh lagi aku memang berjanji pada ve untuk bertemu dan menghabiskan wajtu berdua sebelum latihan dimulai. Tapi nyatanya dia belum datang. Padahalkan sedari kemarin dia yang repot serta cerewet mengingatkanku agar tak datang terlambat.
"Hayyyo." Suara itu mengejutkanku. Refleksku memegangi dadaku.
"Agh frieska ngagetin aja." Ucapkku lega.
"Sendirian ci? Dudutnya mana?" Tanyanya dengan mata bergrilya melihat sekelilingku.
"Dudut ada kuliah." Jawabku. Aku memainkan rambutnya.
"Teh imel mana? Kamu ga mungkin sendirian kan kesini?" Aku memegangi pipinya. Dia tersenyum dengan perlakuanku.
"Dia lagi menemui jiro san." Aku menganggung-angguk mengerti mendengar jawabannya.
"Aku bawa makanan. Makan bareng yuk. Pasti kamu belum sarapan kan?" Ucapnya perhatian plus pengertian akan kebiasaan aku yang sering kali melewatkan makan pagi.
Aku tersenyum. Senang rasanya memilikinya yang sangat pengertian dan perhatian.
Dengan telaten dia menyuapiku. Begitupun aku membalas menyuapinya. Kubersihkan ujung bibrinya yang bernoda. Dia kembali menyuapiku. Manis melihat senyumnya kembali mengembanh.
Crek.
Aku memastikan sumber suara. Pemilik langkah di balik pintu itu.
Prank.
Refleksku menghempaskan tangannya dan segera berdiri bahkan memberi jarak dari Frieska.
"Eh?" suara kaget Frieska masih ku dengar. Aku tahu pasti dia menatapku bingung. Aku hanya menunduk.
'Bodoh!' rutukku dalam hati.
"Ke-kenapa?" tanyanya bingung.
"Ah.. itu.. anu.. tadi ada serangga, kayaknya gigit tanganku deh makanya tadi reflek tanganku gerak," aku memberi alasan seenaknya.
"Tangan kamu sakit ya? Mana yang sakit?" aku menyentuh lembut lengannya yang terkena hempasan tanganku.
Frieska hanya diam dan sepertinya masih menatapku bingung. Kudengar langkah kaki mendekat ke arah kami.
"Loh? Frieska kenapa, Mi?" tanyanya yang ternyata Veranda.
berjalan mendekati kami seakan ingin tahu.Aish kenapa aku dilibatkan situasi sulit seperti ini? Aghhh.