"Huh..huh.. ve maaf tadi aku abis anter mami jenguk temennya yang sakit." Ucapku dengan ngos-ngosan, padahal aku pakai mobil tapi rasa seperti udah maraton puluhan kilo.
Ve meandangku tajam. Tatapannya membunuhku.
'Apa tadi dia liat aku bareng ayana?'
"Setidaknya balas chatku ato kabari aku sebelumnya.." ucapnya ketus.
Aku duduk disampingnya. Memainkan rambutnya. "Jangan ngambek donk sayang."
"Kamu udah makannyA?" Tanyaku lembut.
" selera makanku hilang gara-gara kamu."
"Terus kamu apa?" Tanyaku menggenggam tangannya
"Antar aku ke toko buku."
***
Ve sibuk memilih buku yang akan di belinya. Begitupun aku sibuk dengan handphoneku membalas chat ayana dan juga melody yang masuk silih bergantian.
"Kamu chat sama siapa sih? Pake acara senyam senyum segala." Galak ve.
"Eh? Enggak kok sayang."
"Sini aku lihat." Ucapnya seraya merebut handphoneku.
Aku berharap cemas semoga tak ada chat masuk dari melody ataupu ayana. Dan beruntungnya aku sempat menghapus obrolan dengan mereka berdua.
Usai membeli buku langkah kami menuju foodcourt.
"Duduk di sana ve."aku menunjuk salah satu kursi yang berada di dekat kios makanan sunda.
Kenapa aku memilih bangku itu? Karena aku bisa melihat seseorang yang duduk disamping kanan bangku yang kupilih.
"Silahkan duduk bidadariku." Aku menarik kursi untuk ve.
Tersenyum pada seseorang yang duduk di meja sampingku yang disenyumi langsung membuang muka.
Ve bercerita A sampai Z aku mendengarkannya. Ahh tidak maksudku hanya numpang lewat masuk telinga kananku keluar kembali dari telinga kiriku. Karena kini pemilik meja samping kami benar-benar telah mengalihkanku.
Saat aku dan ve sedang asyik menyantap makanan tanpa sengaja dari arah jam 10 kulihat melody. Segera aku membuang muka.
'Ahh sial.'
'What? Ayana juga?' Kagetku melihat ayana dari arah jam tiga.
"Ahh ve aku ke toilet dulu ya." Pamitku pergi begitu saja tanpa memerlukan jawabannya.
Aku segera membasuh mukaku. Menjernihkan pikiranku. Mencari akan agar terbebas dari situasi inu.
"Aghh kenapa dari sekian mall yang ada di jakarta kenapa mereka malam memilih fx sih." Gerutu kesal.
Aku mondar mandir tak jelas sampai pintu terbuka mengundang penglihatanku.
"Bagaimana rasanya?" Sindirnya. "Ahh pasti menyenangkan jika semuanya bertemu."
Namun tak lama berselang pintu kembali bergerak. Refleks aku menariknya memasuki salah satu bilik.
"Sutt diem.." aku membekam mulutnya.
"Agh." Ringisku saat dia menginjak kakiku.
"Naomi kamu di dalam?" Suara ve terdengar.
Dia hendak membuka pintu. Aku manriknya hingga dia terduduk dipangkuanku yang duduk di closet.
"Bentar ve, perut ku sakit." Jawabku.
"Aku tunggu ditempat tadi." Jawabnya.
Bruk.
Suara diluar kembali terdengar."Ahh handphoneku." Itu suara ayana.
"Maaf aku ga sengaja." What? Itu suara melody.
"Kak jalan pakai mata donk."protes ayana.
"Eh kamu juga salah kali. Kamu yang meleng." Timbal melody.
"hey sudah. Ini madalah sepele kalian jangan bertengkar." Suara ve terdengar menengahi situasi ayana dan melody.
Aku semakin cemas. Tanganku yang membekam gadis cuek ini mulai pegal. Membuatku melepaskannya.
"Kaa..." belum sempat dia membereskan kalimatnya aku segera menyambar bibirnya. Membungkamkan ocehannya dengan ciuman.
Tentu saja dia membrontak. Memukul-mukul pundakku dengan kedua tangannya. Namun tenagaku lebih kuat. Aku berhasil membuatnya diam sambil terus mendengarkan suara yang ada di luar bilik kamar mandi.
Setelah aku yakin tidak terdengar suara Melody dan Ayana, aku melepaskan ciuman kami. Napasnya terengah. Kepalanya menunduk. Tapi aku sempat melihat genangan air mata di pelupuk matanya.
"Eeh kok nangis sih. Yah jangan nangis dong. Abisnya tadi brisik sih," aku menenangkannya, tapi isakannya malah semakin terdengar.
"Please jangan nangis. Aku minta maaf," mohonku padanya.
Tiba-tiba saja dia bediri dan membuka pintu toilet kasar. Meninggalkanku sendiri yang berkali-kali mengucap kata maaf untuknya.
Aku segera keluar toilet mencari keberadaannya. Dimana dia? Aku tak mungkin membiarkannya pergi dalam keadaan seperti itu.
'Dimana kamu gre?' Mataku terus bergrilya mencari keberadaannya.
"Ka naomi.!" Teriak atana dari arah jam 9.
Agh. Sial.
Aku segera membalikkan badan menghindari pertemuan diatara kami."Naomi." Melody? Arah jam 1.
Aku bergegas berjalan cepat menghindari keduanya. Sampai seseorang menepuk bahu dari belakang. Membuatku menegang.
Aku menejamkan mata membalikkan badan. Saling menautkan kedua jemariku.
"Pliss maafin aku. Aku ga ada maksud ..."
"Kamu kenapa?" Suara itu terdengar dengan nada bingung. "Aku cari kamu tau dari tadi. Pasti kamu genit ke cewe lain kan?"
Tbc